0

625 39 0
                                    

sekolah bagi banyak orang adalah tempat yang paling dipenuhi kenangan. entah itu kenangan indah ataupun sedih, rata rata semua orang telah mengalaminya di sekolah. sekolah terbaik di Korea yang di kembangkan oleh perusahaan besar di dunia hiburan yaitu SM intertaiment, menarik banyak kalangan agar memasuki tempat mewah nan elit ini. SM sendiri menamakan tempat ini dengan nama NCS, atau Neo City School. entah sudah tidak ada ide atau memang sengaja menamakan nama tersebut. 

NCS telah mendapat beragam prestasi dari siswa siswanya. banyak dari siswanya mendapat prestasi dari sisi akademik maupun non akademik. tetapi di balik seluruh kata kata nan indah yang dibicarakan orang orang, tidak semua dari pembicaraan itu benar. 

***

Renjun berdiri di depan bangunan sekolah yang sangat besar. sekolah ini lebih besar di banding sekolahnya yang ada di China. perlahan tapi pasti, Renjun mulai melangkah masuk ke dalam.

ia menarik nafas panjang, menghirup bau bau bunga yang berada di sekitar jalan masuk itu. 

"Renjun!"

Renjun menoleh ke arah suara, ia melihat seseorang yang ia kenal.

"pagi Chenle"

Chenle tak menjawab, ia hanya mengisyaratkan mereka agar masuk ke dalam bangunan.

baru saja mereka menginjakkan kaki ke bangunan, Renjun merasa ada yang memegang bahunya.

Renjun perlahan melihat ke belakang. ia melihat seorang lelaki, sepertinya akan menjadi satu angkatan dengannya. matanya sedikit sipit, tetapi terlihat jelas pupil mata berwarna hitam. ia tersenyum layak dirinya adalah sahabatnya. rambutnya tak begitu rapih membuat Renjun sadar bahwa ia telah mengejar dirinya dan Chenle.

"hai kenalin, Lee Jeno"

Jeno mengangkat tangannya, untuk bersalaman dengan Renjun. Renjun menggapai tangan Jeno dan mereka bersalaman.

"Renjun, Huang Renjun"

Renjun tersenyum ke arah Jeno. Jeno melepas tangannya, ia berbalik ke Chenle yang berada di sebelah Renjun.

Chenle tersenyum manis, dan mengangkat tangannya duluan. "Zhong Chenle"

Jeno berjabat tangannya, dan langsung melepasnya.

"selamat datang ke NCS"

"aku akan menjadi pemandu kalian seharian ini" karena masih baru, Jeno memakai bahasa formal

Jeno berjalan melewati Renjun dan Chenle. layaknya mereka cuman angin yang tumpang lewat. Renjun mengikutinya, dan Chenle paling belakang. 

selama tur sekolah, Jeno menjadi pemandu yang dapat dibilang sangat dingin kepada mereka berdua. misalnya saja ketika Chenle terpesona dengan hall basket di lantai atas. ia meminta agar meninggalkannya di sana agar ia bermain basket, tetapi Jeno menjawab.

"kalau kau hilang jangan merengek pada orang tuamu agar membakar sekolah"

juga ketika Renjun ingin ke kamar mandi 

"kan tadi sudah aku perlihatkan" kata Jeno sambi berjalan menjauh

Renjun hanya bisa bersabar dengan perlakuan Jeno. sedangkan Chenle yang sudah naik pitam bisa saja mengbabat habis Jeno jika tidak ada saksi mata.

tetapi ada keganjilan yang di temukan selama mereka menjalankan tur. setiap tempat yang mereka lewati, pasti seluruh murid langsung mundur dan membiarkan mereka lewat. Renjun berpikir bahwa itu kebetulan karena mereka murid baru. tetapi tetap saja itu sedikit aneh.

"baik, aku telah memperlihatkan seluruh isi sekolah"

Jeno mengambil dua buah surat dari tasnya, ia memberikan kedua surat itu masing masing ke mreka berdua.

"ini untuk kelas kalian esok, juga ada surat dari kepala sekolah di dalamnya. aku harap aku bisa bertemu kalian lagi"

Jeno tersenyum tipis dan mulai berjalan mundur. sampai akhirnya ia berbalik dan berjalan ke arah cafetaria.

"benar benar kurang ajar" Chenle bergumam pelan, ia tak suka jika ia diperlakukan seperti itu oleh seseorang seperti jeno.

"dahlah, makan dulu laper gue"

Renjun menarik tangan Chenle, Chenle pasrah dan mengikuti Renjun menuju ke kafetaria. sesampainya di sana kafetaria itu cukup ramai, dan penuh. Renjun melihat ada kursi kosong di pojok.

"Chenle, duduk di situ" Renjun menunjuk kursi itu, dan Chenle langsung bergerak

Renjun mengambil makanan yang ada di sana, dan kembali ke tampat Chenle.

"nih" Renjun menodong makanan ke Chenle.

tak banyak bicara mereka pun memakannya.

Renjun membuka amplop yang di berikan Jeno tadi. ia melihat ada jadwal miliknya dan surat dari kepala sekolah, tetapi tiba tiba ada secarik kertas yang jatuh ketika ia membuka surat dari kepala sekolah itu. anehnya surat itu hanya terdapat satu kalimat

hati hati pada "mereka"- K

Renjun bingung, ia meremas kertas itu dan menaruhnya ke dalam tasnya. dan mulai membaca surat dari kepala sekolah.

sampai tiba tiba yang awalnya kafetaria itu di penuhi dengan omongan orang orang tiba tiba saja keheningan melanda. Renjun menoleh ke arah Chenle memberi muka kebingungan, Chenle menunjuk dengan jari telunjuknya ke arah pintu. Renjun melihat ke arah pintu yang terbuka dan ada seseorang di sana. tetapi ia tak dapat melihatnya dengan jelas.

orang itu mulai berjalan mendekat, sekarang Renjun dapat melihatnya dengan jelas. seorang lelaki dengan senyuman manis di mukanya dapat membuat semua orang luluh kepadanya. juga matanya yang terbuka jelas mendapat target kenapa ia menuju kafetaria.

orang itu berjalan makin dekat dengan Renjun dan Chenle. sampai akhirnya berhenti beberapa senti dari Renjun.

"hai Jaemin" Renjun berkata pelan

senyuman Jaemin makin besar, "hai Renjun"

"cuman mau bilang nanti kasih tau orangtua gue bakal agak lama pulangnya. tau jalan kan lo?"

Renjun menganggukkan kepala.

"iyaaa... gitu, gue duluan ya" ia mengangkat tangannya, melambaikan tangannya ke Renjun dan Chenle. perlahan mundur, sampai akhirnya berbalik badan meninggalkan kafetaria.

Renjun hanya diam, tak peduli dengan orang orang di sekitar dirinya yang menatap tajam ke arahnya. dan tentu saja, Lee Jeno berada di luar kafetaria menatap Renjun dengan tajam.

"jadi apa rencanamu Jeno?"

Jeno menatap kakak kelasnya "Hyung a- aku tak tahu- aku tak ingin nana patah hati-"

kakak kelasnya menatapnya tajam, "lakukan atau kau keluar dari NCT"



***

maafkan kegabutan ini ya ges

leave voment, biar gw ada motivasi bwt ngelanjutin <3

ℝ𝕖𝕘𝕚𝕞𝕖 || 𝓝𝓸𝓡𝓮𝓷𝓜𝓲𝓷Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang