3

173 18 1
                                    

Jaemin tengah membaca buku, mencari inspirasi untuk melakukan proyek IPA miliknya dan Jeno. sementara itu Jeno menatap lamat lamat ke arah Jaemin.

Jaemin yang merasa di perhatikan akhirnya bertanya, "kenapa lo natep gue begitu?"

Jeno tersenyum mulai memegang pipi Jaemin, "karena aku mencintaimu nana" Jeno mulai memakai aku kamu, berarti jiwa bucinnya mulai keluar.

Jaemin tersenyum malu, dan menyembunyikan kepalanya di buku di bawahnya.

mereka sudah dua bulan berpacaran, tapi kenapa Jaemin masih malu ketika Jeno memperlakukannya seperti itu. aish rasanya seperti Jeno masih melakukan pendekatan padanya.

Jeno tersenyum simpul, ia sedang berpesta dalam hatinya. ia sangat suka ketika Jaemin mulai salah tingkah. Jeno menatap ke Jaemin, sedangkan Jaemin masih menutup wajahnya.

"nana sayang, jangan kayak gituuuu nanti nono nggak bisa liat muka kamu yang cantik" Jeno mulai memain mainkan rambut milik Jaemin.

Jaemin akhirnya menatap Jeno, walaupun hanya setengah mukanya yang terlihat. Jeno tersenyum manis karena dapat melihat mukanya.

kesunyian merajalela selama mereka saling menatap satu sama lain. jikalau ada yang melihat tingkah mereka saat ini, sesungguhnya mereka akan merasa menjadi orang ketiga yang sebenar benarnya.

Jaemin memutuskan eye contact itu, kembali menyembunyikan wajahnya, tak ingin Jeno menyadari bahwa mukanya telah merah semerah tomat.

"Jeno ya~ kita harus ngebikin proyek bukan gini-" Jaemin akhirnya mengangkat kepalanya, menghindari kontak mata.

bukannya mengerjakan, tetapi gerakan lugas langsung didapatkan dari Jeno. Jeno dengan cepat berganti posisi ke depan Jaemin, muka mereka benar benar hanya berbeda beberapa senti.  muka Jaemin seketika menjadi merah merona, sedangkan Jeno tersenyum dengan muka yang tidak bisa diartikan.

"Jeno ya-"

kalimat Jaemin terputus ketika Jeno mendekatkan bibir miliknya ke bibir Jaemin. Jeno mulai memainkan lidah miliknya di dalam mulut Jaemin. entah sudah berapa kali mereka berciuman, tapi bagi Jaemin setiap ciuman itu asalkan bersama Jeno selalu terasa seperti ciuman pertama. ya... ciuman itu tak berlangsung lama, Jeno melepasnya ketika menyadari Jaemin kesusahan bernafas.

Jaemin menghirup udara dengan cepat, wajah mereka masih berdekatan. astaga kapan mereka benar benar melakukan proyek mereka?

"aku selalu menyayangimu Na Jaemin" Jeno memegang pipi Jaemin lembut.

"aku juga mencintaimu Lee Jeno" Jaemin tersenyum manis

kata kata itu sungguh manis ketika didengar, bukan?

***

Renjun duduk di bar dapur, ibu Jaemin masih belum pulang. jadi ia harus berusaha membuat makanan. 

"gue mager masak-" Renjun bergumam sambil menatap dapur di depannya

lamunan Renjun terputus ketika ia mendengar ketukan pintu. dengan langkah sigap Renjun langsung membuka pintu depan.

lelaki itu tengah berdiri dan tersenyum simpul padanya. Na Jaemin

Jaemin langsung masuk dan melempar tasnya ke kursi yang terdekat. 

"oemma belum balik?" Jaemin berjalan ke dapur diikuti oleh Renjun

"belom, kalo udah gue udah makan"

Jaemin melihat Renjun dengan ujung matanya, ia dapat melihat Renjun memegang perutnya.

astaga kenapa dia belum makan?, Jaemin mempercepat langkahnya ke dapur

"mau gue masakkin apa?" Jaemin membuka lemari es ketika ia sampai di dapur

"ha? nggak usah" Renjun memperhatikan Jaemin yang mulai mengambil telur.

"nana, gue bilang nggak usah" Jaemin tak peduli, yang ia inginkan hanya membuat makanan untuk Renjun.

"nana!" Renjun menghentikan gerakan Jaemin saat ia berhasil memegang tangan Jaemin yang ingin memecahkan telur.

Jaemin menatap Renjun, Jaemin dapat melihat bagian muka Renjun dengan lengkap. matanya yang bulat, wajahnya yang putih bening, bibirnya yang lumayan tebal. Jaemin benar benar tak tahu bahwa Renjun bisa seperti ini. 

Renjun memperhatikan Jaemin, ia tak ingin Jaemin membuat makanan untuknya. lagipula Renjun bisa berusaha sendiri kok.

"lo nggak bisa masak, dan lagipula lo itu tamu gue. gue berkewajiban buat bikin lo nyaman" Jaemin dengan pelan menapis tangan Renjun

tapi Renjun tak terima, ia menarik lagi tangan Jaemin. kali ini juga mendekatkan tubuh Jaemin dengan miliknya. tubuhnya dan Jaemin hanya terpaut beberapa centimeter, sedangkan wajah mereka benar benar dekat.

"gue nggak mau lo masak Jaemin" Renjun menatap mata Jaemin lamat lamat, sampai sampai tak melihat muka Jaemin yang tengah memerah.

Jaemin benar benar tak tahan, wajahnya sangat merah. Jaemin tak mungkin menyukai Renjun bukan?

Jaemin akhirnya mengangguk pelan, senyuman mengembang di muka Renjun pada akhirnya.

"ya udah sana mandi dulu" Renjun memberi isyarat ke Jaemin agar segera pergi

Jaemin langsung berjalan pelan meninggalkan Renjun yang akan memasak.

"gue nggak mungkin melakukan apa kata Taeyong hyung bukan?" Jaemin mulai berpikir, ia tak ingin kehilangan Jeno tetapi hatinya mulai menginginkan Renjun.

___

untuk kalian yang tetap menanti saya ucapkan terima kasih

tapi beneran makasih soalnya yang read udh 150an maybe? idk

anyways makasih ged

NANA GANTENG BANGET ASDFGHJKL

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

NANA GANTENG BANGET ASDFGHJKL

oke sekian

see you next chap~

___

ℝ𝕖𝕘𝕚𝕞𝕖 || 𝓝𝓸𝓡𝓮𝓷𝓜𝓲𝓷Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang