Bahagia

3 2 0
                                    

Beberapa waktu lalu sempat kesel sendiri.

Ujung-ujungnya ngamuk gak jelas. Jadi pribadi yang toksik sekali.

Mungkin manufestasi dari banyaknya hal negatif yang bercokol dalam diri.

Kemudian mulai diurai satu persatu.

Pelan-pelan, gak perlu buru-buru.

Iya, gak dikejar waktu, kok.

Kemudian merenung. Tentang apa? Banyak.

Termasuk merelakan banyak hal yang udah gak sejalan.

Gak perlu dipaksakan.

Kadang, secara gak sadar kita memaksa buat fit dalam sebuah lingkup.

Padahal, lingkup itu sudah tidak membawa nyaman sama sekali.

Cuma membawa khawatir, juga bentuk perasaan tak jelas lain.

Kemudian ragu, semua jadi abu-abu.

Lalu berubah kabur.

Kalau tidak segera pergi, bisa jadi terbelenggu

Kemudian tidak bisa diselamatkan lagi.

Maka keputusan terbaik adalah pergi.

Terima kasih.

Aku belajar banyak.

Hidup itu gak tergantung orang, apalagi bahagia.

Jangan gantungkan kebahagiaanmu pada orang lain. Jangan jadikan orang sebagai tujuan hidup.

Apa yang ada dalam diri itu lebih penting.

Kadang, bukan berupa materi atau banyaknya relasi.

Hanya hal-hal kecil yang tidak kita sadari membawa damai di sanubari.

Karena bahagia itu datangnya dari hati.

Monochrome PenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang