"Cut!"
Phi Aof mengusap kepalanya kasar. Ekspresi tidak puas nampak jelas pada sorot mata sutradara paruh baya itu.
"Tay, tidak bisa lebih rileks lagi? Kau terlihat tegang.."
New menahan tawa melihat raut wajah Tay yang terlihat gelisah.
Bagaimana tidak?
Adegan kali ini memaksa Tay untuk mencium sahabat dekatnya sendiri!
Terlebih lagi, Ia bahkan belum pernah berciuman dengan seorang gadis sebelumnya. Bisa dikatakan, ciuman pertamanya akan menjadi milik New seorang.
Phi Aof beranjak, mengecek setiap detail adegan.
"Berhenti menatapku, Hin!", bisik Tay pelan. New mengangkat sebelah alisnya.
"Au? Mana ada orang berciuman tanpa saling menatap?", Tay balas memutar kedua matanya.
Setelah menata ulang posisi kamera, Phi Aof kembali menduduki singgasana sutradara, bersiap untuk adegan selanjutnya.
Tay memejamkan mata, berusaha mendalami peran.
Begitu Phi Aof meneriakkan "Action", Tay perlahan membuka kedua matanya. Ia menatap tajam mata pemuda berkulit pucat itu.
Alih-alih menatap balik, New mendadak terintimidasi. Tanpa sadar, tubuh nya bergerak menjauh.
Tay yang melihat perilaku lucu barusan, seketika menyeringai seraya beranjak mendekat.
New bersumpah, bahkan ia dapat merasakan setiap hembusan nafas Tay menyapu pelan bibir tipis nya.
"Cut!", Suara Phi Aof menggema, membuat keduanya sedikit terjingkat. "New, mengapa kau terus menjauhkan wajahmu dari Tay?", lanjutnya.
New mengerjapkan mata, ia bahkan tidak sadar bahwa wajahnya secara otomatis menjauh.
"Maaf Phi! Sekali lagi!", ujar New.
Phi Aof menggelengkan kepala, kemudian kembali memberi aba-aba.
"Action!"
Ini ketiga kalinya mereka saling memandang.
New menarik nafas kemudian menghembuskan nya pelan. Ia juga harus fokus, tak mau kalah dengan Tay yang juga sedang berusaha keras untuk adegan kali ini.
Sorot mata New berubah sayu, membuat Tay memperdalam tatapan. Jarak keduanya begitu dekat.
Manik Tay seolah tak dapat berhenti menjelajahi setiap sudut wajah cantik seorang New thitipoom. Segalanya terlihat sempurna.
Bahkan setitik tahi lalat dihidungnya terlihat menggemaskan.
Manis sekali.
Tay menutup jarak, ia melumat lembut bibir si pemuda.
"ngh!", New sedikit terkejut.
Satu detik, dua detik, Phi Aof tak kunjung memotong adegan.
Rona merah memenuhi pipi pucat New hingga menjalar menuju telinga. Tangan tegap Tay beralih menahan sisi kepala New. Ia hampir tak kuasa menahan beban kepalanya sendiri.
Tay mengusap lembut telinga New, membuat si pemuda sedikit mendesah.
Mendengar rintihan kecil New, Tay semakin enggan berhenti mencium pemuda yang kini terlihat berantakan dibawah nya.
Ia menjulurkan lidah, menyapu lembut bibir New. Membuat sekujur tubuh New merinding seketika.
"Cut! Bagus sekali!", Teriak Phi Aof, memecah adegan sensual keduanya yang semakin meliar.
New yang disadarkan oleh teriakan Phi Aof, tanpa sadar mendorong Tay dengan kasar.
Nafas kedua nya tersenggal, saling bersahut-sahutan. New mengalihkan pandangan dari Tay, begitu pula sebaliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kalopsia | a TayNew Fanfiction
Fanfiction"𝑰𝒇 𝒚𝒐𝒖 𝒄𝒂𝒏'𝒕 𝒔𝒆𝒆 𝒊𝒕, 𝑫𝒐𝒆𝒔𝒏'𝒕 𝒎𝒆𝒂𝒏 𝒊𝒕 𝒊𝒔𝒏'𝒕 𝒕𝒉𝒆𝒓𝒆." - 𝑻𝒂𝒚 𝑻𝒂𝒘𝒂𝒏. ------------------- "Berhenti menatapku, Hin!", bisik Tay pelan. New mengangkat sebelah alisnya. "Au? Mana ada orang berciuman tanpa saling m...