Uhuk! Uhuk!
Off Jumpol tersedak, tangannya mengepal. Ia memukul keras dada bidangnya kemudian meneguk segelas air.
"Apa katamu? Kau mencium New?!"
Tay mengangguk lemas, tangan kirinya menyanggah kepala.
"Sudah kuduga, Phi Aof memang sehati denganku!", Off Jumpol tertawa renyah, menghasilkan satu pukulan maut pada jidatnya.
Sebenarnya Tay sama sekali tidak mempermasalahkan kejadian kemarin, dimana ciuman pertamanya diambil oleh New yang merupakan sahabatnya sendiri.
Hanya saja, Tay mendadak kehilangan kendali begitu bibirnya menyentuh bibir New.
Mengingatnya saja bisa membuat Tay menggila.
Kalau dipikir-pikir, New memang manis, meskipun memiliki badan yang kekar. sifat dasarnya sangat menggemaskan. Bahkan ia sangat menyukai hidangan manis.
Namun, tidak pernah dalam seumur hidup Tay Tawan mengira bahwa bibir New juga akan terasa begitu manis saat dikecup.
'Tidak! Sadarlah Tay!'
'New adalah sahabatmu!'
'Apa kau sudah gila?!'
Off memicingkan mata, heran melihat sahabatnya melamun sambil komat-kamit tidak jelas.
"TAY!", Off menepukkan tangan tepat di depan wajah Tay hingga membuatnya tersentak. Seketika, pukulan maut kedua berhasil mendarat pada bahu kekar Off. Ia merintih kesakitan.
"Lakukan itu lagi jika kau ingin aku membunuhmu!", gerutu Tay.
"Oho! Kejam sekali! Aku hanya ingin bilang, New sedang berjalan kearah sini!"
Tay menengadah, matanya terbelalak. Sial, New benar-benar berjalan lurus menuju diri nya.
Perlahan, Off melangkah menjauh. "Semoga beruntung, teman!", Ia beranjak pergi, meninggalkan Tay yang mulai panik.
'Off bangsat! Dasar tidak setia kawan!' Umpat Tay dalam hati.
Berpura-pura tidak melihat adalah jalan ninja Tay Tawan, Ia mulai memainkan Handphone yang sedari tadi ia genggam. Berusaha untuk tidak terlihat panik.
Kini New berdiri tepat dihadapannya. "Au, Hin! Ada apa?", Tay menyapa New terlebih dahulu.
"Tay.. apa kau.. tidak merasakan sesuatu?"
DEG.
Satu pertanyaan yang paling tidak ingin di dengar, akhirnya keluar.
Tay Tawan mengernyitkan alis, "Apa maksud mu, hah?", ia beranjak sambil menggebrak meja. New mundur selangkah.
"Kemarin..--"
DEG.
Oke, Tay Tawan panik.
"Apa yang salah denganmu?! Ciuman kemarin itu, hanya akting! Tak lebih!", Tay menarik kerah baju New, membuat si pemuda terperanjat.
"Bukan itu maksudku! Kemarin kau tidak merasa membawa skrip ku? Kemarin ku letakkan diatas skrip mu.."
Off Jumpol menepuk dahi dari kejauhan, rupanya ia memantau Tay dari balik layar sedari tadi. Tay terdiam. Lebih tepatnya, Ia kelewat malu untuk berbicara lagi.
"Bilang dari awal! Kau membuat orang salah sangka!", gerutu Tay.
'SIAL! memalukan sekali!' batin Tay sambil menyumpah serapahi diri sendiri. New menghela nafas panjang.
"Jadi, apa skrip ku ada padamu?", Tay melepas cengkraman nya, seraya menggaruk tengkuk nya yang tak gatal.
"mungkin? Skrip ku ada di asrama, besok kubawakan."
"Hey, tidak bisa! Aku belum menghafalkan bagian akhir untuk adegan minggu depan!", New mulai mengoceh, membuat Tay memutar bola matanya malas.
"Minggu depan masih lama!", gerutu Tay. "Tidak bisa, harus hari ini!", New bersikeras.
Tay Tawan tidak punya pilihan lain, lagipula memang salahnya ia terburu-buru pulang setelah syuting kemarin.
"Oke, oke! Ikut aku ke asrama!"
New tersenyum lebar, sorot matanya seketika menjadi cerah.
"Oho! Kau memang sahabatku yang terbaik! I Love You!", ujar New. Tay hanya mengangguk malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kalopsia | a TayNew Fanfiction
Fanfiction"𝑰𝒇 𝒚𝒐𝒖 𝒄𝒂𝒏'𝒕 𝒔𝒆𝒆 𝒊𝒕, 𝑫𝒐𝒆𝒔𝒏'𝒕 𝒎𝒆𝒂𝒏 𝒊𝒕 𝒊𝒔𝒏'𝒕 𝒕𝒉𝒆𝒓𝒆." - 𝑻𝒂𝒚 𝑻𝒂𝒘𝒂𝒏. ------------------- "Berhenti menatapku, Hin!", bisik Tay pelan. New mengangkat sebelah alisnya. "Au? Mana ada orang berciuman tanpa saling m...