3 | Solicitude

333 38 11
                                    

Cih, Sekujur tubuh Tay tawan basah kuyup. Begitu pula dengan New.

Padahal cuaca siang tadi tidak menunjukkan tanda-tanda datangnya hujan.

Andai saja New berangkat lebih awal dan membawa mobil, mungkin mereka tidak akan terjebak di halte bus dan kehujanan seperti sekarang.

Tay tak henti mencuri pandang pemuda yang tengah duduk disampingnya.

Jangan salah, ia tidak khawatir. Hanya ingin memastikan saja kawannya itu tidak mati kedinginan. Setidaknya itu yang Tay pikirkan.

Sekujur tubuh New basah kuyup. Ia menggigil, bahkan rentetan giginya ikut bergeretak. Setiap nafas yang ia hembuskan berubah menjadi embun.

Tanpa pikir panjang, Tay menarik lengan sahabatnya itu.

"Lepaskan bajumu.."

New menatap Tay geli seraya menepis genggaman nya, kemudian segera melipat kedua tangan untuk menutupi badan besarnya.

"mesum!"

Tay mengernyit, "Maksudku keringkan dulu bajumu, supaya tidak masuk angin!"

"Tidak mau, biarkan saja seperti ini"

New duduk menjauh, menyisakan dua bangku kosong disebelahnya.

"Terserah!"

Tay membuang muka, tak peduli lagi dengan kawan dekatnya yang keras kepala.

Hujan deras yang tak kunjung berhenti pun membuat kedua pemuda terlelap.

.
.
.

.
.
.

Achoo!

Tay Tawan terbangun, lehernya sedikit terasa nyeri setelah tertidur di bangku halte.

Ia berdiri, meregangkan punggung, kemudian memeriksa jam tangan.

Pukul '23.00'

Keduanya tertidur terlalu lama. Bahkan tanah ditepi jalan mulai mengering.

Tay baru saja akan beranjak pergi jika ia tidak mendengar suara nafas berat dari arah bangku yang tak jauh dari tempatnya berpijak.

Astaga, Tay hampir saja melupakan New.

"Hin.."

Tay mendekat, berusaha membangunkan  New yang masih tertidur pulas.

"Hin, bangunlah. Hujan sudah berhenti."

Tak ada respon. Firasat Tay mulai memburuk.

Wajah New sedikit lebih pucat dari biasanya, bahkan untuk bernafas pun ia terlihat kesakitan. Hidung dan pipi nya mulai berubah kemerahan, begitu pula dengan telinganya.

Tay meletakkan telapak tangan nya di dahi New untuk Memastikan suhu badan nya.

"Panas!"

Benar firasat Tay, New demam.

Tay Tawan mulai panik. Ia menggoyah-goyahkan tubuh New, namun nihil. New tak kunjung terbangun.

Sudah hampir tengah malam. jalanan pun sepi. Tak ada bus yang masih beroperasi semalam itu. Sedangkan puskesmas pun jarak nya masih jauh.

Tak ada pilihan lain.

Tay membopong New di punggung. Sial, tidur di bangku halte benar-benar ide yang buruk.

"Bersabarlah, Hin. Malam ini kau menginap di asrama ku saja!"

Tay pun segera melesat, berlari menerjang hampir setiap kubangan. Membuat sepatu dan celana nya tertutup noda lumpur.

Ditengah jalan, samar-samar New bergumam dalam tidurnya.

"Tay.."

Ucap New pelan.

Kalopsia | a TayNew FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang