Midoriya Izuku
"So beautiful that I was afraid to come up"
Koridor yang sepi. Angin yang membelai daun lembut. Mentari yang memaparkan sinar lembutnya. Semua berpadu sempurna dan menampilkan pemandangan indah nan tentram. Aku benar-benar tak bisa berhenti mengaguminya.
Tanpa pikir panjang aku segera membuka kamera di ponsel dan berusaha mengambil satu atau dua jepretan sampai akhirnya sosok yang kukenal muncul di dalam layar.
Sosoknya yang bermandikan cahaya mentari terlihat begitu berkilau. Layaknya berlian, tidak hanya indah dan menawan tapi juga begitu kuat, penggambaran yang sangat pas untuk Midoriya-san.
Jika dipikir-pikir lagi, aku dan dirinya benar-benar berbeda. Tak apakah jika aku berteman dengannya? Dari status saja sudah terlihat perbedaan antara Hero dan beban. Masih pantaskah? Perlahan aku menurunkan ponselku dan menatap lantai yang entah mengapa begitu menarik kali ini.
“(Y/n)-san?” aku tersentak, kaget akan panggilannya yang tiba-tiba ditambah suaranya yang baru aku sadari begitu merdu. Anggap saja aku melebih-lebihkan tapi, aku tak berniat menarik kata-kataku.
Perlahan aku menarik napas dalam-dalam, sebelum akhirnya melepaskanya. Aku tentu saja pantas berteman dengannya, yang sebelumnya hanya pemikiran bodohku saja, bukan?
Dengan senyum cerah, kembali aku mengangkat kepala. “Aku kira hanya aku yang datang terlalu pagi,” kataku setelah dia sampai didepanku.
Dia yang mendengarnya segera terkekeh pelan. “Aku kira juga begitu,” katanya sebelum menatap jauh kedepan. “hari ini sangat cerah, ya.”
Aku mengikuti arah pandangannya dan kembali menemukan spot indah sebelumnya. Tanganku yang masih menggenggam ponsel segera mengangkatnya. “Benar-benar indah,” kataku sebelum mengambil satu jepretan sempurna. “lihat, Mido-”
“Uraraka-san!” Midoriya-san segera bergegas melewatiku dan menghampiri Uraraka-san di belakang. Dapat aku lihat dari sudut mataku dia yang menampakkan raut cerah saat berjalan melewatiku. Lebih cerah daripada saat bersamaku.
Tanpa sadar aku berbalik. Tepat didepan mataku aku melihat berlian yang kuat dan menawan tengah tersenyum pada emas yang indah. Mereka benar-benar cocok saat disandingkan. Benar-benar tak ada celah untukku bisa menyelinap.
Jika sudah begini bagaimana aku bisa terus berani bersamanya? Bahkan untuk mendekat saja aku sudah takut akan membuat mereka tidak lagi indah. Aku sadar, sangat sadar jika aku berada dalam jurang yang dalam dan tak mungkin untuknya membawaku naik.
“(y/n)?” tepukan di pundak sontak membuatku kembali terasadar dengan Midoriya dan Uraraka-san yang menatapku bingung. “ayo ke kelas.”
Aku masih menatap mereka dalam diam, masih terngiang-pemikiran sebelumnya. Terlalu indah sampai-sampai aku tak sanggup hanya untuk berdekatan. Ingin aku menolak tapi, aku terlalu takut untuk mengatakannya. Namun, akupun merasa tak boleh mengiyakannya.
“Aku...” dengan gugup aku menatap sekitar secara acak, alasan bagus sama sekali tak terlintas. Sial! “kalian bisa duluan. Aku akan ke perpus dulu!”
“Tapi perpus-”
“Sampai nanti!” kataku memotong ucapan Midoriya-san dan segera meninggalkan mereka menuju ke arah sebaliknya.
_____
Bakugo Katsuki
"the scent of books, sunshine and you are so perfect when combined"
Sinar mentari yang menyelinap dari balik jendela. Rak-rak buku yang berjejer dengan rapi ditambah dengan suasana yang hening dan damai. Aku bahkan dapat mendengar deru napasku sendiri karenanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕊𝕨𝕖𝕖𝕥 𝕄𝕠𝕞𝕖𝕟𝕥𝕤 || 𝘽𝙉𝙃𝘼 «ʙᴏʏғʀɪᴇɴᴅ sᴄᴇɴᴀʀɪᴏ»
Fanfictionᴀ ʙɴʜᴀ ᴄʜᴀʀᴀ x ʀᴇᴀᴅᴇʀ . . . L͟i͟s͟t͟ c͟h͟a͟r͟a͟: 𝑀𝑖𝑑𝑜𝑟𝑖𝑦𝑎 𝐼𝑧𝑢𝑘𝑢 𝐵𝑎𝑘𝑢𝑔𝑜 𝐾𝑎𝑡𝑠𝑢𝑘𝑖 𝑇𝑜𝑑𝑜𝑟𝑜𝑘𝑖 𝑆ℎ𝑜𝑢𝑡𝑜 𝐼𝑖𝑑𝑎 𝑇𝑒𝑛𝑦𝑎 𝐾𝑖𝑟𝑖𝑠ℎ𝑖𝑚𝑎 𝐸𝑖𝑗𝑖𝑟𝑜 𝐾𝑎𝑚𝑖𝑛𝑎𝑟𝑖 𝐷𝑒𝑛𝑘𝑖 𝑂𝑗𝑖𝑟𝑜 𝑀𝑎𝑠ℎ𝑖𝑟𝑎𝑜 𝑇...