2

9.6K 940 333
                                    

»Belanja

Gempa : "Lin, kamu istirahat aja. Taufan bantu aku, ya?" *narik Taufan*

Taufan : *ditarik* "Hah?!"

Halilintar : *ditinggal* *angkat bahu* *duduk*

Taufan : "Gempa pilih kasih! Kenapa cuma si Halilintar yang istirahat?" *ngambek*

Gempa : "Soalnya kita harus nyari pisau."

Taufan : "Kalo urusan pisau, mah! Halilintar tukangnya."

Gempa : "Iya, sih. Tapi dengerin dulu--"

Taufan : "WOI HALILINTAR! KEMARI! ROAR! ROAR! ROAR!" *teriak*

Gempa : "Haduh..."

Halilintar : *datang dengan muka sangar* "Apa maksudmu manggil kek gitu, hah?" *melotot*

Taufan : *kebal* Pilihin pisau, gih!"

Halilintar : *amarah langsung reda begitu melihat aneka pisau* "Wah, semua pisaunya cakep bener." *ambil satu* Ya, kan?" *nunjukin pisau sambil tersenyum bahagia*

Taufan : *berkeringat* Gempa ... kamu tahu? Aku menyesal! *nangid*

.

.

.

.

»Kayak kenal

Drrt! Drrrt *bunyi panggilan masuk*

Gempa : *angkat*

[Amato : Assalamu'alaikum!]

Gempa : Wa'alaikumsalam.

[Amato : "..."]

Gempa : "..."

[Amato : "Kok diam? Gak kangen, nih?" *senyum*]

Gempa : "Anu...."

[Amato : "Ya?" *semakin tersenyum*]

Gempa : *bingung* "Ini siapa, ya? Kok kayak kenal."

[Amato : "Ini Ayah, masa' lupa, sih?" *ketawa* *dalam hati, becandanya gemesin*]

Gempa : *gasp* "Oh, iya baru ingat punya Ayah. Kalian! Ayah nelpon, nih!"

[Amato : *terkejoed* *panik* "Bo-boboiboy kamu berpecah? I-ini Gempa, ya?"] *harap-harap cemas*

Gempa : "Iya, kok tau?"

[Amato : *dalam hati, pantas* "Jantungku hampir lepas, Nak." *menghela nafas lega.*]

.

.

.

»Rumah

[Amato : "Kok kamu bisa lupa sama, Ayah?"]

Gempa : "Gempa bukannya lupa cuma gak ingat aja, Yah." *nyengir*

[Amato : ;'D ]

Gempa : "Ayah apa kabar? Sehat?" *nada ceria*

[Amato : *senyum* "Alhamdulillah sehat, kalian?"]

Gempa : "Alhamdulillah, kami juga sehat semua, kok. Ayah disana jaga kesehatan, ya? Kalau capek istirahat, jangan terlalu memaksakan diri. Ayah pasti habis kerja, ya? Tidur aja dulu kalau sudah seger baru telpon lagi. Oh ya, Ayah udah makan belum?"

[Amato : *dalam hati* Ya Allah pengin pulang.... *terharu* *berusaha tak menangis* *liat ke bumi* *nangid*]

.

.

.

»Takut

Orang awam : "Lin, diantara semua elemen kamu paling takut sama siapa?"

Halilintar : *terdiam* "Thorn...."

Orang awam : "Lho kok??" *heran*

Halilintar : *nunjuk ke halaman*

Thorn : SIAPA YANG MENGINJAK ROSALINDAKU, HAYO NGAKUUUU! *bertranformasi menjadi pribadi lain*

Orang awam : Owalah ;'D

.

.

.

»Nyamuk

Thorn : *tepuk nyamuk* "Kalo malam gini banyak nyamuk, coba kalo si tanaman pemakan serangga Thorn itu ada. Bisa tidur nyenyak, deh."

[A/N] : tanaman hadiah untuk Tok Aba saat hari raya. (Lupa namanya)

Gempa : "Aku ragu dia cuma makan serangga, kalo dia ada disini aku malah takut kita yang tidur selamanya...."

Thorn : "Solar kemana, sih? Kita kan butuh kekuatannya untuk menerangi gelap." *kibas-kibas nyamuk* *mendengus* Kita kenyamukan disini, dia enak-enakkan keluyuran." *garuk²* *kesel*

Gempa : "Tapi kita masih lebih beruntung karena hanya diuji dengan nyamuk, ada banyak orang yang lebih memprihatinkan kondisinya ... dan juga sebenernya Solar sedang berjuang...."

Thorn : *bingung* Berjuang? Berjuang untuk apa?

Solar : *lari dari kerumunan laron angkasa* "HUAAA AYAAAH!"

.

Diserang nyamuk emang bikin merana. Tapi pernahkah kamu diserang laron angkasa?

Solar – manusia lampu.

.

.

.

.

.

[A/N]

Gempa sama Thorn ada dikapal angkasa yang mati ceritanya. Solar di luar.

[Sabtu , 8 Agustus 2020]

Koleksi Humor ElementalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang