Chapter.B

228 4 0
                                    

Hari ini, 17 juli 2017 aku resmi akan dipersunting oleh laki-laki yang sangat aku cintai, kekasihku sendiri Reno Pratama Putra Dirgantara. Di dalam kamar hotel aku masih saja sibuk mematut diriku di depan cermin, menatap gaun pengantin berwarna silver yang melekat sempurna di tubuhku. Aku yakin gaun pengantin ini adalah karya designer ternama dengan sentuhan tangan luar biasa sampai menghasilkan gaun seindah ini.

Aku masih tidak percaya gaun ini cocok untukku, padahal aku tidak pernah melakukan fitting baju pengantin sama sekali sebelumnya. Aku ingat kalau aku hanya pernah iseng mencoba gaun ini sekitar beberapa bulan yang lalu secara tidak sengaja bersama Mas Reno di salah satu butik cukup terkenal. Tetapi hanya sebatas mencoba dan aku tidak memberikan kode apapun juga pada Mas Reno, tapi ternyata Mas Reno membeli gaun ini untuk ku. Tepatnya gaun untuk kukenakan di hari pernikahan kami dan masih pas di badanku sampai hari ini. Untung saja berat badanku tidak bertambah atau gaun ini akan tidak cocok untukku dan rencana Mas Reno gagal hanya karna berat badanku.

Hari paling bahagia dalam hidupku adalah hari ini. Mungkin adalah hari paling bahagia juga bagi seluruh wanita yang menantikan sakralnya ijab qabul bersama pria yang ia sangat sayangi dan cintai. Tak lama aku selesai menatap diriku dan di dampingi Ibu serta kedua sahabat terbaikku yang biasa ku sapa Silfi dan Jessi menuntunku berjalan menuju mobil yang akan aku gunakan ke masjid untuk akad nikah.

Jarak antara hotel dan masjid raya tempat kami akan melaksanakan ijab qabul hanya beberapa ratus meter saja. Walau begitu aku tetap menggunakan mobil untuk sampai ke masjid tempat di mana Mas Reno dan yang lainnya sudah menungguku sejak tadi.

Tidak begitu banyak tamu di dalam masjid untuk menghadiri pernikahan kami, mungkin hanya ada sekitar belasan orang. Dari pihakku hanya ada kedua orangtua dan kedua sahabatku, sementara dari pihak Mas Reno ada Arfan, Paman dan Bibi dari keluarga jauhnya bukan keluarga inti. Tetapi walau seperti itu suasana terasa sangat sakral dan aku tidak kekurangan seserahan apapun. Di sudut masjid tertata rapi seserahan untukku dari pihak Mas Reno.

Tapi jika boleh memilih, aku akan memilih kehadiran kedua calon mertua serta saudari iparku di acara sesakral ini dibandingkan semua seserahan mewah yang diberikan Mas Reno padaku hari ini. Bagiku jauh lebih penting kehadiran calon mertua dari pada semua seserahan ini.

"Kamu cantik sekali", puji Mas Reno padaku yang baru saja duduk di sampingnya. Aku hanya tersenyum tipis sedikit malu dan tidak menjawab pujian Mas Reno.

Jujur saja aku begitu khawatir dan deg-degan tidak karuan mulai dari semalam. Aku hampir tidak tidur semalaman memikirkan acara yang akan berlangsung hari ini. Bayangkan saja, kemarin siang Mas Reno melamarku lebih tepatnya memaksaku menikah dengannya. Lalu tadi malam dia datang melamarku kepada Ayah dan Ibu dan kembali memaksa harus menikah hari ini juga.

Semuanya serba mendadak bagiku, tapi seperti sudah terancang sangat matang bagi Mas Reno. Sekaya apapun dia, aku yakin dia tidak akan mungkin sanggup menyiapkan segalanya hanya dalam waktu semalam. Pernikahan ini seperti sudah ia susun sangat rapi beberapa waktu lalu sampai pada akhirnya tersisa aku yang menjadi pelengkap dari agenda besarnya ini. Sebenarnya aku masih sangat penasaran dengan alasan Mas Reno menikahiku semendadak ini.

Aku akui dia memang pria yang cukup romantis untuk ukuran bisnisman seperti dirinya yang super sibuk dengan kerjaan yang ada dimana-mana setiap harinya. Seperti tidak mungkin saja dia bisa memikirkan hal seperti ini dengan rutinitasnya yang sangat padat seperti itu. Namun dibalik sifat manisnya itu, dia adalah pria yang sulit untuk ditebak dan ditaklukkan kalau sudah membuat keputusan. Entah bagaimana bisa dia sampai sehebat ini dalam berpikir. Dia bahkan tau kalau apapun alasannya aku tidak akan bisa menolak menikah dengannya.

"Bisa kita mulai?," tanya Pak Penghulu pada kami yang duduk di samping Ayah di depan Mas Reno.

Kalimat Pak Penghulu membuyarkan lamunanku mengenai semua hal yang Mas Reno lakukan untuk mempersiapkan acara pernikahan kami hari ini.

Istri Siri CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang