Pembalasan

702 33 15
                                    

“Dengar Joss. Aku sangat sibuk hari ini. Jadi jangan membuatkku jengkel” Prem berbicara ditelepon.

“Rekening Bankmu akan ke Ciang Mai bukan. Kau pasti sangat menikmati”

“Apa maumu?”

“Dua puluh juta”

“Aku tidak punya”

“Baiklah aku punya nomor Fluke. Haruskah aku memintanya”

“Joss cobalah pahami situasiku”

“Temui aku jam 10 pagi ini di bioskop biasa”

“Joss dengar....  ”

“Nomor tempat duduknya P17. Love you! Sampai jumpa sayang”

“Joss! Joss!” tutututu telefon terputus.

Prem bergegas pergi menggunakan mobilnya menuju bioskop dimana Joss berada. Dia memarkirkan mobilnya di parkiran bawah tanah ya g di arahkan penjaga parkir bioskop. Prem berjalan memasuki bioskop yang sudah memutar film didepan layar besar disana. Dia berjalan menuju tempat duduk disebelah Joss.

“Dari mana aku bisa mendapatkan uang segitu?” Prem langsung berbicara setelah mendudukan diri di kursi.

“Aku akan menelfon Fluke”

“Joss? Joss please. Joss” Prem berusaha merebut hp Joss.

“Tunggu! Ini Rolex! Lepaskanlah” kata Joss memandang jam tangan yang ditangan kanan Prem.

“Joss tolong. Ini milik Fluke”

“Menurutlah. Oke aku akan menelfon Fluke”

“Please Joss oke! Aku akan berikan. Ini seharga dua puluh juta” Prem melepas jam tangannya dan dia berikan kepada Joss.

“dua puluh juta. Kau mengenakan gajiku selama tiga tahun ditanganmu”

“Joss kenapa kau melakukan ini”

“Hei! Jangan meneteskan air mata buaya mu. Diamlah!” Joss membentak.

“Sialan!” maki Prem.

“Apa kau lupa yang kau lakukan padaku? Pergi dari sini. Pergilah”

Diparkiran bawah tanah Prem berjalan menuju mobilnya tiba-tiba terdengar suara teriakan minta tolong dari arah tembok kirinya. Prem berjalan ke arah sumber suara dengan hati-hati di balik tembok munculah seorang pria dengan merangkat menyeret kakinya yang tinggal satu kaki kirinya hilang. Seluruh badannya berlumuran darah.

“Apa ada seseorang tolong aku. Ohh Prem! Prem tolong aku” teriak orang itu dengan kesakitan.

“Plan!...” kata Prem kaget.

“Prem tolong, tolong aku” Plan terus merangkak kearahnya. Kaki kiri Plan dilempar ke hadapan Prem dari seseorang di balik tembok.

“Aaaaa... ” Prem berteriak kaget melihat kaki itu. Tiba-tiba bunyi sura mesin penggraji terdengar di balik tembok dengan munculnya seseorang yang memegangi mesin itu. Orang itu berjalan menghampiri Plan dan mengarahkan mesin penggraji itu ke kaki kanan Plan dan memotongnya tanpa ampun. Plan berteriak kesakitan meminta tolong kepada Prem. Prem yang melihat itu ketakutan luar biasa.

“Boun!” teriak Prem. orang itu menoleh ke arahnya dan berlari sambil mengarahkan mesin penggraji itu ke pada Prem. Prem berlari dengan cepat dia ketakutan setengah mati.

“Hei! Kenapa kau lakukan ini?” Boun berteriak. Sedangkan Prem terus berlari menuju mobilnya, membuka pintu mobil masuk kedalamnya dan pergi dengan meninggalkan Boun yang berdiri memandang kepergiannya.

Love And Revenge (BounPrem)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang