bagian 13

10 6 10
                                    

Happy reading guyss💎

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy reading guyss💎

Dia kan telat juga, berarti dia juga di hukum dong? Nah, berarti juga gua ga perlu minta maaf sama dia.

###

"Hay Key, udah mau pulang? Ayok, bareng gua," ucap Nathan dengan senyuman yang terpatri di bibirnya.

Keysha mengedipkan matanya berkali-kali. Bukannya harusnya dia marah ya? Gua ga ada di kelas. Ko ini malah senyum pake manis banget lagi. Tak sadar karena, kegamunnya pada laki-laki didepannya sudut bibir Keysha terangkat membentuk pelangi terbalik.

"Key, ko lu malah senyum-senyum ga jelas sih? Astaganagadragonball jangan-jangan .... Lo... Lo kesurupan ya Key?" Wajah tampannya terlihat panik sekaligus konyol sekarang. Andai, di sekolah masih ada siswi, Keysha yakin mereka pasti berteriak-teriak ga jelas.

Menepuk dahinya. Keysha heran, cowo ganteng satu ini kenapa unik sekali sih? Sampai dia sendiripun tertarik.

"Key, jawab dong, elah. Jangan nakut-nakutin gua dong, Key." Lagi-lagi, Nathan masih mempertahankan mimik wajahnya seperti sebelumnya.

"Gua ga kesurupan Nathan," jawab Keysha dengan nada pelan agar, cowo aneh tapi, ganteng juga pacar barunya ini tidak mengulangi pertanyaan yang sama.

Menghela napas lega. Akhirnya, wajah Nathan kembali santai. Yah, walau mau bagaimanapun wajah dia tuh ga pernah gitu ga ganteng.
"Syukur deh, kalo lu ga kesurupan. Hehehe, gua kira tadi lu kerasukan jin iprit." Nathan terkekeh kecil dan itu sukses membuat Keysha semakin luluh lantak saja.

"Ya udah, nyok balik. Gua udah ngantuk ini." Nathan menguap lebar.

"Ok, ayok."

Satu langkah lagi saja lalu naik keatas boncengan Nathan tapi, teriakan seseorang membuat langkahnya terpaksa terhenti untuk berbalik melihat siapa yang datang.

"Dia kan, anak baru yang lagi pagi gua tabrak itu. Ko bisa kenal Nathan ya?" Batin Keysha.

Gadis itu berdiri diantara mereka berdua dengan napas terengah-engah, kentara sekali kalau dia habis lari-larian.

"Melody, lo ko ada disini?" Tanya Nathan, memecahkan keheningan yang baru saja tercipta.

"Oh itu, gua sekolah disini mulai sekarang." Napas Melody sekarang sudah stabil kembali.

"Ooh jadi, namanya Melody toh. Tapi ko, Nathan bisa tahu yah?" Gumam Keysha.

"Sekolah disini? Lo pindah, kenapa?" Tanya Nathan lagi.

Melody melirik Keysha sekilas lalu memicingkan matanya, entah apa yang dipikirkan kepala kecilnya itu. Tak lama kemudian, ia kembali tersenyum manis.

"Gua ceritain nanti deh Than. Sekarang, lo bisakan anterin gua ke butik mamah gua yang di Jakarta?"

Nathan terdiam sejenak, memikirkan apa yang harus dilakukan? Dia tidak bisa menolak kemauan sahabat kecilnya. Tapi, ia juga sudah janji akan mengantarkan Keysha pulang. Jadi, ia harus memilih mengantar siapa? Nathan menatap Keysha yang sejak tadi terdiam. Dilihatnya Keysha menatapnya dengan tatapan tanya, siapa yang akan ia pilih? Kekasihnya yang baru satu hari itu? Atau sahabat kecilnya?

"Ehmm .... Mel, Lo tau kan gua orangnya ga suka ingkar janji. Terus tadi, gua udah janji sama Keysha buat anterin dia balik. Jadi, Lo bisakan sendiri ke butiknya?" Tanya Nathan hati-hati, takut ia menyinggung perasaan Melody.

Mendengar jawaban Nathan membuat Melody mengerucutkan bibirnya kesal. Tapi, bukan Melody namanya kalau belum bisa mendapatkan apa yang ia inginkan. Otak kecilnya yang cerdas itu membuat dirinya bisa dengan cepat berpikir apa yang harus dilakukan.

"Yahh, Nath... Ko lo gitu sih sama gua. Lo kan tau sendiri gua udah lama di luar negeri jadi, lupa jalanan di Jakarta." Sebenarnya Melody masih sangat hapal jalan menuju butik mamah nya. Waktu tiga tahun itu, waktu yang sebentar bagi ingatannya. Bahkan, ia bisa mengingat kejadian sepuluh tahun lalu.

Di anugrahi, wajah yang cantik keluarga yang bahagia dan sejahtera juga, ingatan yang sangat hebat dan cerdas membuat, seorang Melody Agrakala menjadi pongah. Satu-satunya, kekurangan gadis itu hanyalah, ia selalu berpikir bahwa semua pasti bisa didapatkan dengan uang, otak, dan paras. Lupakan, soal hati. Baginya hati atau perasaan itu hanya menganggu saja.

"Tapi, Mel." Nathan tampak semakin ragu untuk memutuskan.

"Key, sorry banget yah, gua harus anterin Melodi ke butik, gua takut dia nyasar." Nathan semakin merasa tidak enak pada Keysha.

Keysha hanya tersenyum, "ga papa ko, Lo anter dia aja. Gua masih inget jalan pulang ko, ga perlu diantar."

Jawaban Keysha seperti, menohok hatinya. Jika, saja ia tidak harus mengantarkan Melody, Ia pasti akan mengantarkan gadisnya pulang.

Harus ada yang dia lakukan untuk sedikit menebus rasa bersalah nya itu. "Key, gimana kalo gua pesenin lo taksi? Nanti gua yang bayar nya." Putus Nathan.

"Ga perlu. Gua ga biasa naik taksi." Keysha masih mempertahankan senyumannya. Walau kata-kata nya terdengar seperti, sedang menyindir.

"Udahlah Nath, ayok buruan nanti mamah marah sama gua." Melody langsung menarik Nathan menuju motornya dan langsung duduk manis di boncengan Nathan.

"Cih, baru aja sehari gua jadian udah kaya gini aja."

700 kata. Dikit banget sih... Tapi, it's ok lah permulaan ini tuh wkwk.

Jangan lupa VOTE sama COMMENT nya ok!?

Salam dari Rey queezy❣️💎

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MINE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang