5. 4 jam bersamanya

258 27 9
                                    

"lalu bagaimana jika mereka bisa menyelesaikan semuanya? maksudku misi McGonagall? bagaimana dengan kita yang hidup ditahun ini?"

"Kita seperti di Obliviate, Ingatan kita tentang hari ini dan hari yang telah kita lalui akan hilang, Begitu pun diri kita di masa lalu yang akan berubah menjadi sebuah memori, Membawa memori itu kembali ke tahun ini, Pekerjaan, cinta, kehidupan semuanya akan berubah"

"maksudmu mereka yang hidup di tahun hogwarta akan hilang?"

"bukan hilang prof, cuma kembali ke diri mereka masing-masing ditahun 2020 dengan memori baru"

"berapa lama memori itu akan sampai?"

"Jika hogwarts telah aman dari voldemort dan pengikutnya. Aku perkirakan tidak akan sampai 10 tahun, bisa saja 1,2,3,4? ntahlah. Yang jelas 1 tahun di Hogwarts sama dengan 2 bulan di 2020"

"bagaimana mungkin?"

"Time turner nya bekerja seperti itu prof"

"Lalu jika misinya tidak berhasil?"

"Aku tidak tau, tapi semua penyihir mengatakan dampaknya akan sangat mengerikan"

~~~

"Pak!" Bright hampir saja menjatuhkan gitar yang berada ditangannya, Ia tersenyum tipis lalu mengalihkan pandangannya ke sumber suara.

"Aku sudah menemukan pick yang aku inginkan, aku akan menunggumu di luar."

Bright mengangguk, menatap punggung win yang sudah hilang saat pintu toko itu tertutup.

Beberapa jam setelah kunjungannya dengan Gunsmile ke Ministry Of Magic, Win memanggilnya melalui ponsel, pemuda itu menyuruhnya agar segera berlatih untuk penampilan besok dan menemaninya untuk pergi membeli pick gitar yang bagus.

"Sudah menemukan pick mu tuan?" Bright mengangguk menunjukkan pick yang ia pegang.

"Oh iya, dulu kau pernah datang ke toko ini bersama perempuan, mungkin ibumu? lalu kau memesan ini"

Bright menatap benda yang dipegang oleh pemilik toko.
"Apa itu?"

"Stiker dengan nama Tine Teepakorn dan Win metawin"

~~~

"Aku sudah memikirkan lagu ini pak, lagu milik Mike angelo not a magician"

Bright menatap mata itu, terlihat sama dengan perempuan yang sangat disayanginya dulu.

Setidaknya Bright bersyukur, Win tidak memandanginya dengan dingin lagi, yah walaupun pemuda itu masih terlalu cuek menurutnya.

"Lalu bisa kau tunjukkan cara mainnya, Win?" Bright mengumpat dalam hati mendengar nada bicaranya sendiri, Demi merlin, bahkan suara miliknya lebih lembut dari ubannya Dumbledore.

Sekarang mereka sedang berada ditempat yang win katakan tempat rahasia keluarga mereka.

tempat ini memiliki padang bunga yang luas, serta ada satu pohon yang terlihat sudah tua.

Bright merasa familiar dengan ini semua, bukankah ini tempat dia dan Tine menghabiskan waktu saat muda dulunya?

Bright mengalihkan pandangannya kembali ke wajah yang berada disampingnya itu.

Surai hitam yang terlihat lembut menari-nari diterpa angin. Ingin rasanya Bright mengusap rambut itu.

Menatap semua yang ada dalam diri win, membuat Bright sangat damai, bahkan hatinya bersorak gembira saat tidak ada satu pun bagian dari tubuh win yang mirip dengan Guntithanon.

Sarawat Guntithanon merupakan sepupu jauh Bright, Pria itu hidup dengan diri yang selalu membenci Bright, Bahkan dia tak segan-segan menghina, mengatakan bunda Bright adalah muggle terhina yang tidak berhak menikah dengan keluarga Guntithanon (keturunan darah murni/keturunan penyihir)

Ya, sebenarnya Bright memiliki nama belakang Guntithanon juga, namun saat dia berumur 2 tahun Ayah nya menghapus nama itu karena merasa keluarga Guntithanon sangat keras terhadap darah murni dan bullyan mereka terhadap bunda membuat ayah nya murka.

"Pak?" Bright tersedak ludahnya sendiri, wajahnya terlalu dekat dengan pipi win yang terlihat bersemu merah itu.

seketika suasana menjadi kikuk, Bright menggaruk lehernya yang tak gatal sama sekali, sedangkan win memilih memainkan jari-jari tangannya gugup.

"Bapak mengerti dengan yang kukatakan?"

Bright mengangguk, walaupun dirinya melamun namun indra pendengarannya masih berfungsi dengan maksimal.

Bright mencoba memainkan part nya, menatap daun-daun yang bergoyang seirama dengan laju angin.

"I Don't have any power, just a heart to watch over and love you"

Bright menghentikan petikan gitarnya, menatap win yang sedikit terperangah kagum.

"Aku jadi iri dengan permainan musikmu pak." Win menidurkan badannya dipadang rumput itu, menatap langit biru dengan senyum yang tidak luntur dari wajahnya.

Ntah dorongan darimana, Bright ikut menidurkan dirinya disamping pemuda itu, menatap senyuman win yang terlihat indah.

"Kenapa kau membenciku win?"
Pertanyaan spontan itu membuat win terlonjak kaget.

Win bahkan tak menatap balik netra hitam bright yang memandanginya dalam.

Sekian menit win nampak terdiam

lalu pemuda itu akhirnya menatap balik mata bright.

"Benci? itu sangat terdengar aneh, kak"

Win terkekeh, sedangkan Bright tersipu malu mendengar panggilan dari win untuknya.

"Bunda selalu senang denganmu, bahkan bunda menganggap kau adiknya sendiri, begitu pun dengan aku, aku senang dengan kehadiranmu dikeluargaku, ya walaupun aku tahu kau itu sepupu jauh ayahku. Walaupun jarak umur kita 6 tahun, kau selalu mendekatiku layaknya kita seumuran, lalu saat dirimu diterima sebagai guru di sekolahku, bunda mengajak kita semua pergi liburan dan tentu saja hari itu menjadi hari terakhir kita melihat mereka berdua"

Win tersenyum pilu, air matanya berlinang.

"Kau tahu, aku sama sekali tidak membencimu sebelumnya, aku tahu itu semua takdir, namun kau menjauhiku seakan aku tak ada di dunia ini dan sejak itu aku jadi ikut membencimu, atau mungkin lebih tepatnya bukan benci namun kecewa. Lalu saat hari pertama Pensi, kau melihatku dengan pandangan bersalah itu lagi. Aku hanya sedih."

Win menitikkan air matanya membuat Bright meringis lalu mengusap pipi win yang terlihat merah.

"Tapi tak apa, kau yang dulu sudah kembali lagi kak." Senyuman win merekah, Bright menyukai itu.

"Win, jika aku mengatakan aku bukan Bright ditahun ini, kau akan percaya?"

"Maksudmu kak?"

"Oke aku yakin kau tidak akan percaya karena awalnya mike dan gunsmile juga begitu, tapi aku akan jujur, aku seorang penyihir hogwarts lebih tepatnya aku seorang guru ramuan di hogwart seperti severus snape di film harry potter. Nyawa ku di tahun Hogwarts bertukar dengan Bright yang ada ditahun ini".

Win nampak menyimak, menganggukkan kepalanya berkali-kali.

"Kau percaya?"

Pemuda itu terdiam menatap awan putih yang bergerak menutup langit biru.

"Kalau kau tak percaya aku bisa melakukan sesuatu apapun itu untukmu"

Win tersenyum manis. "sepertinya aku percaya"

Bright hanya bisa terdiam melihat reaksi biasa yang dilihatkan oleh win.

Tidak kah dia ingin bertanya apapun tentang bright?

Atau setidaknya bertingkah tidak percaya dengan apa yang bright katakan?

Semudah itukah bagi win mempercayainya?

Dan 4 Jam nya bersama win hanya diisi oleh senandung gitar yang menemani diamnya mereka

~~~

Obliviate : digunakan untuk menghilangkan ingatan seseorang

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[DISCONTINUE] After all this time? (Brightwin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang