Cerita ini terinspirasi oleh kisah severus snape & lily evans dalam film/novel harry potter karya J.K Rowling
mohon kritikan dan sarannya
jika bingung boleh bertanya di kolom komentar
! : Bahasa campur aduk
.
.
.
~~~
Bright tak tau sudah berapa botol bir yang ia minum sekarang.
Semenjak bertemu dengan seorang pemuda saat pentas seni tadi, Bright bahkan tidak mau berbicara dengan siapapun. Sorot matanya yang tegas itu seakan hilang digantikan oleh sorot hitam yang hampa dan penuh kesedihan.
Berniat kembali meminum bir, namun tangan dinginnya ditahan oleh gunsmile yang sedaritadi setia menemaninya.
"kau tak mau bercerita bright?" tanya pria itu.
keadaan bar yang lumayan ramai sedikit membuat gunsmile kewalahan, sedaritadi dia bolak-balik mengantar minuman dan mengecek apakah bright masih berdiam diri diruangan private _yang bright bayar dengan uang penuh itu_atau sudah pergi pulang.
Sebenarnya gunsmile sedikit geram mungkin bisa dikatan sangat. Dengan seenaknya pemuda ini menggunakan uang hasil kerja keras bright (adiknya) dengan semena-mena.
"kau mau mendengar cerita ku?"
Menepis rasa marahnya, Gunsmile lalu mengangguk, memanggil temannya yang lain agar menggantikannya perkejaannya sebentar.
"sebelumnya aku ingin bertanya, kau kenal dengan Tine teepakorn?"
Bright menangkap raut muka gunsmile yang terlihat kaget, pria itu menggerakkan bola matanya kekanan dan kekiri gelisah, berusaha menenangkan dirinya lalu tersenyum tipis.
"kau bertemu dengan anaknya?"
Bright mengangguk, beralih menatap botol bir yang ada ditangannya.
Ingatan pagi tadi sekarang menumpuk didalam otaknya, membuat dirinya sedikit meringis saat mengingat perkataan dari pemuda yang sungguh menusuk di jantungnya.
"Aku memanggilnya Tine, lalu pemuda itu memandangiku dengan tatapan jijiknya, seakan aku ini makhluk rendahan."
Bright sedikit tergelak menertawakan dirinya sendiri lalu kembali melanjutkan ucapannya.
"Dia berkata, Tine? kau bahkan melupakan kalau bunda dengan ayahku sudah meninggal karena perbuatanmu sendiri"
Bright menghela nafasnya, meminum bir yang tinggal satu teguk itu.
"Kau sungguh menjijikan, pak." Bright mengacak rambutnya. "Itu yang dikatakannya di depan wajahku, kau tahu? sorot mata itu memandangiku dengan..."
Bright tidak melanjutkan ucapannya, kepalanya terasa sangat pusing, pandangannya mengabur bersamaan dengan panggilan dari gunsmile yang berdengung hebat ditelinganya.
~~~
"Maafkan aku Tine."
"Aku tak tertarik."
"Aku menyesal."
"Percuma bicara."
Ditengah malam yang dingin Tine mengenakan baju tidur, berdiri dengan tangan terlipat memandang sebal kearah Bright, di depan
lukisan Nyonya Gemuk di jalan masuk Menara Gryffindor.
KAMU SEDANG MEMBACA
[DISCONTINUE] After all this time? (Brightwin)
FanficSetelah terbunuhnya Tine dan sarawat oleh kau-tahu-siapa, hidup Bright menjadi semakin suram. Penyesalan menumpuk didadanya terlebih saat melihat seseorang yang sangat ia sayangi terbunuh di depan matanya. Namun bagaimana jika Bright sang half blood...