Musim panas tahun yang lampau
Selayaknya nyala api yang bergemuruh asa, membumbung dalam jiwa bertaut harapan-harapan tinggi pada semesta mengangkasa
Timur laut Negeri Tirai Bambu, berakulturasi Negeri Beruang Merah,
sebuah pesona keindahan paduan budaya negeri timur bernafaskan atmosfer eropa dalam bangunan heritage khas peradaban negeri ini, menjadi akhir melabuhkan mimpi, meredam ambisi, sembari melangitkan syukur yang tiada berujungHei..heii, jangan tanya! ini bukan sebuah alasan studiku, ini anugerah,
Sebuah anugerah yang dibersamai setelah derai pergulatan kisah hidup, meski begitu, tak pernah kulupa nasihat seseorang. Yha, satu diantaranya sangat berarti,
begini katanya ''Setiap hal yang terjadi tak pernah lepas dari kebaikan-Nya"Aku hanya perlu mempercayainya
Sekali lagi menjadi penawar pilu ini
*
*Seperti biasa si 'daydreaming' kembali mengusik, seolah tidak mengenal masa, lebih tepatnya tidak instropeksi bahwa kehadirannya sungguh memakan waktu. Beruntung, jika tidak sebuah denting lonceng yang memekakkan telinga, merengsek masuk ke dalam membran timpani hingga bersemayam di pusat sistem pendengaran beserta riuh sorak sorai hentak kaki berlalu lalang terdengar, pertanda notice jalanan akan segera close, mungkin akan berlanjut hingga venus menyapa keesokan harinya, itupun jika venusnya nampak.
Malam itu intensitas badai salju meningkat tajam, sehingga dampaknya memaksa akses kota ditutup sementara hingga kondisi dioperasionalkan kembali.
Sudah hampir satu jam lebih rasanya diriku terpaut pada bantaran kursi halte salah satu kampus teknologi cukup bergengsi di Kota Timur Laut ini bersama pikiran yang melambung tinggi, mengusik, menyesakkan dada, ahh, dan tak lupa bait demi bait dalam benak tak henti bersahut-sahutan seolah balon gas yang sudah kelebihan kapasitas volume dan siap memuntahkan seluruh isinya untuk mengurangi beban muatan tersebut. Rasanya ingin sekali memuntahkan lalu menghempaskan ke dasar Palung Mariana seluruh muatan dalam benak tersebut tanpa sisa, sehingga meninggalkan kesan tubuh yang ringan, tanpa beban, tanpa gangguan. Tubuh yang siap menjalani kehidupan bahagianya. Namun nyatanya hanya bualan melelahkan si daydreaming
Mengapa seberat ini ?
Apakah diriku terlahir untuk terus menyelesaikan ujian-ujian-Mu ?Seperkian bualan dalam benak tersebut, kali ini tidak dibersamai bulir-bulir embun hangat yang tercipta di kedua sudut mata sabitnya, yang biasanya kemudian disusul arus deras menganak sungai di permukaan pipi tembamnya, mungkin ...
Terlalu berat, terlalu sakit, atau sudah terlalu biasa ?
Dikejauhan 20 meter, sebuah suara berat namun tetap menunjukkan sisi tegasnya sontak mengejutkan lamunannya, seorang anggota keamanan kampus dengan aksen mandarin khasnya Kota Shanghai datang menghampiri, menatap sekilas gadis yang tengah menjadi objek yang dituju dan kemudian memberikan informasi bahwa malam itu dan seterusnya tidak diperkenankan adanya aktivitas kampus, baik berkaitan akademik atau sekalipun hanya ekstra career, sementara off hingga kondisi badai salju mereda
"guniáng, badai salju tengah meningkat, sekitar 45 menit yg lalu new flayer official kampus telah di release, kami akan segera menutup akses dan sterilkan kampus dalam 20 menit lagi, kebijakan ini akan diterapkan kampus hingga kondisi normal kembali''
''Have you check it ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
HARBIN
AdventureSaat harus melanjutkan hidupnya kembali,,, Bahkan hingga tinggal di Kota Harbin, Kota melabuhkan sebuah mimpi dalam juang yang dijunjung, ia menemukan ada banyak perubahan dalam dirinya Lebih tepatnya berkat trauma 3 tahun silam yang membawa pergi s...