Senin sepertinya selalu jadi MONsterDAY untuk semua orang, tak terkecuali Alvin. Urusan kelas pagi memang sudah selesai tapi jadwal hari ini sangat padat. Alvin memiliki kelas dari pagi hingga jam 3 sore, belum lagi Senin itu jadwalnya kumpul organisasi. Sebenarnya Alvin oke saja menunggu hingga waktu kumpul organisasi tiba -meskipun kelas sudah berakhir pukul tiga dan jadwal baru dimulai setengah lima- yang menjadi masalah adalah ia lupa membawa charger laptop dan sekarang laptopnya sudah low bat dan harus segera diselamatkan. Alvin pun memilih untuk kembali dulu ke kosan untuk mengambil charger dan beristirahat barang sejenak.
Begitu sampai di kos, ia segera memarkirkan motornya lalu menuju kamar tercinta.
Segera ia mencuci muka serta merecharge laptop dan ponselnya kemudian merebahkan dirinya santai. Namun baru saja dua menit ia menikmati empuknya kasur, perutnya berbunyi. Alvin teringat bahwa ia memang belum mengonsumsi karbo apapun hari ini, akhirnya melangkahlah ia ke ruang makan kos untuk mencari tahu apakah ada sesuatu yang bisa ia makan, dan boom ia sangat terkejut melihat si bocah helm sedang makan dengan lahap di sana. Bocah itu juga tampak akrab dengan mamih. Bukannya ia baru pindah kemarin ya? Tadi pagi saja ia masih sangat canggung dan tidak tau siapa itu mamih, bagaimana bisa dalam waktu beberapa jam saja mamih dan si bocah sudah tampak akrab? pikir Alvin.
"Eh Vin, sini lu malah bengong disitu" mamih rupanya menyadari kehadiran Alvin dan mengajaknya turut bergabung
"Oh, hai bang?" sapa si bocah
"Hm, udah balik lu?" sembari Alvin mengambil piring dan beberapa lauk
"Udah dong, baru aja nyampe juga si"
"Balik naik apa?" tanya Alvin penasaran
"Nebeng temen" jawabnya sambil tertawa "Btw makasih ya bang, tadi pagi gua lupa bilang hehe" lanjutnya sambil cengengesan
Alvin tertawa saja mengingat kejadian pagi. Ia belum lupa bagaimana bocah itu berlari masuk ke halaman dengan panik dan helm yang masih tertancap cantik di kepala bulatnya
"Tapi lu tumbenan Vin udah balik jam segini?" sela si mamih
"Habis ini cabs lagi mam, balik cuma mo ngerecharge hp sama laptop. Tadi pagi lupa ga bawa"
"Sekalian numpang ngisi perut ye ga?" canda si mami yang hanya dijawab dengan anggukan dan giggle kecil dari Alvin
"Eh Ram, lu udah ada helm belon?" tiba-tiba si mamih mengalihkan pembicaraan
"Belum mam, tadi sama temen ga sempet mampir. Gaenak juga sih orang baru kenal"
"Nah, yaudah bareng aja sama Alvin"
"Hahhh?" Alvin otomatis menjawab. Ia tidak bisa tidak terkejut. Mamih ini ada-ada aja deh, pikirnya
"Hmmm gausah deh mih hehe" Rama menjawab sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Kalau begini Alvin jadi merasa bersalah, bagaimana jika bocah ini mengira ia membencinya? Ia kan hanya terkejut saja. Alvin berpikir sebentar lalu mencetus "Ayo deh sama gue"
"Hahhh?" giliran Rama yang terkejut
"Ayok buruan selesaiin makannya. Gue anter beli helm."
"Nggg gausah bang gapapa kok asli"
"Elah udahh ngikut aja Ram. Demi kepentingan kepala lo ini" ucap mamih mengompori
Setelah berpikir sebentar, Rama merasa ide itu tidak buruk "Mmm okedeh. Gue cuci piring dulu ya bang. Sini sekalian punya lo" sambil ia mengambil piring Alvin dan mamih lalu membawanya ke wastafel
"Eh gausah piring gue bisa gue cuci sendi-"
"Udah biar gue aja" Rama memotong kalimat Alvin. Hmm tampaknya akan ada bff baru nih di kos ini, mamih sih senyum senyum aja membayangkan kos yang makin ramai. Ya, mami suka keributan.
-----------------------------------------------------------------------
Selesai menyelesaikan urusan cuci piring, mereka bertiga kembali ke urusan masing-masing. Mamih melanjutkan acara nonton dramanya sedangkan Alvin dan Rama masuk ke kamar-kamar masing untuk bersiap-siap. Rama tidak terlalu canggung sih, tapi ia sebenarnya merasa tidak enak. Berkenalan saja belum eh sudah minta tolong ini itu. Oh iya, rupanya kamar mereka berhadap-hadapan jadi mungkin suara pintu kamar yang didengarnya malam kemarin berasal dari kamar seberang. Segera setelah menyiapkan uang yang diperlukan, Rama keluar kamar dan mendapati Alvin yang sudah siap.
"Udah dari tadi Bang?"
"Engga, baru aja keluar juga kok. Kamar lo udah dikunci?"
"Perlu ya? Bentar doang kan kita?"
"Ya perlu dong Ramaa, lo gapernah tau apa niatan orang. Mending antisipasi aja" jawab Alvin sembari merebut kunci yang ada di tangan Rama – mengunci pintu kamar si empunya – meletakan kembali kunci tersebut di tangan manis itu.
"Bang"
"Yok dah berangkat"
"Banggg"
"Apaan?"
"Lo tau nama gue?" ups pertanyaan ini membuat Alvin salah tingkah
"Mamih nyebut nama lo kan tadi?" balas Alvin mengelak
"Oh iya juga sih. Tapi kan kita belom kenalan bang. Kenalin deh, gue Rama" ujarnya sambil mengulurkan tangan kanannya
"Alvin" jawab Alvin sambil membalas uluran tangan Rama. Rama rada mendongkol, irit omong banget pikirnya.
"Yaudah ayok tapi lo pake helm yang tadi pagi dulu ya. Soalnya kita lewat jalan gede, bisa kena tilang ntar"
"Ok ok" jawabnya. Mereka berdua pun meluncur membelah keramaian Senin sore di Depok demi misi mulia mencari pelindung kepala untuk Rama. Sebenarnya ada satu hal yang Rama sendiri lupakan, yaitu bahwa motor dan helm kesayangannya pun sebenarnya akan segera dikirimkan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Markhyuck ~ Tengara
FanfictionMalam. Gelap. Temaram. Keduanya resah dan gelisah, bingung harus bagaimana di tengah masyarakat yang selalu penuh tanya. Tetapi, setelah menarik nafas cukup dalam, Rama memberanikan diri memulai, "I never planned to fall for you. Not even once." ...