Tepat jam tiga pagi, Rama terbangun dari tidurnya. Ia semalam memang berencana untuk tidur awal dan bangun lebih pagi untuk mempersiapkan school stuffs. Ia pun bangkit ke kamar mandi untuk cuci muka sekalian mengambil air wudhu untuk menunaikan ibadah, baru kemudian menyelesaikan beberapa tugas sekolah.
Tugas untuk tiga mata pelajaran ini selesai lebih cepat dari yang Rama kira. Eits, kalian jangan salah sangka ya! Rama ini murid pintar nan berprestasi. Dia termasuk anak-anak lomba di sekolahnya yang dulu. Mulai dari esai, karya tulis, business plan, sampai debat semua sudah pernah dia ikuti. Jadi, bukan hal aneh kalau pr sekolah bisa selesai dalam waktu singkat.
Jam masih menunjukkan pukul empat pagi kurang lima menit. Karena bosan, Rama terpikir untuk jalan-jalan saja menghidup udara sejuk. Ia pun membereskan buku-bukunya sekalian memasukkan ke tas, kemudian pergi keluar kamar.
Baru saja mau membuka gerbang, Rama menggigil kedinginan. Ya iyalah, dia hanya pakai kolor dan kaos adidas kesayangannya dan sekarang jam empat pagi!
Huft, Rama kembali lagi ke kamar untuk mengambil jaketnya baru kemudian melanjutkan acara jalan-jalan pagi. Menurut Rama sih sekalian acara pengenalan lingkungan sekitar indekos, karena dia belum keluar sama sekali selain untuk sekolah dan beli helm kemarin.
Ngomong-ngomong soal helm, tokoh yang kemarin mengantarkan Rama membeli helm juga sudah terjaga. Ia sih sudah melek dari jam 12 malam tadi, maklum mahasiswa tugasnya lebih banyak. Belum lagi karena Alvin anak fisip, cukup banyak isu sosial yang harus ia teliti. Saat mendengar suara pintu dari kamar kos seberang dibuka, baru Alvin mengecek jam dan sadar bahwa saat itu sudah jam empat pagi. Cukup lama juga ia duduk di depan laptop. Pantas saja, punggung Alvin sudah sangat pegal. Lalu saat mendengar suara pintu lagi dari kamar depan, Alvin memutuskan untuk mengecek. Dilihatnya Rama berjalan keluar dengan pakaian santai seadanya plus jaket. 'Mau kemana Rama pagi-pagi buta begini?' pikirnya tapi ya sudahlah, ada permasalahan yang lebih penting yaitu ia tidur saja atau lanjut ya? Lanjut deh, nanggung soalnya. Ia pun berjalan ke dapur kos untuk menyeduh kopi. Lucunya, sebenarnya ia bisa saja menyeduh pakai dispenser di kamar tetapi ia memilih merebus air di dapur. Entah apa tujuan Alvin, sepertinya ia lumayan butuh gerak. Segera setelah airnya matang, ia menyeduh kopi susu yang disediakan ibu kos dan kembali ke kamar. Sempat diliriknya kamar depan dan Alvin melihat bahwa sandal pemilik rumah sudah kembali berada di raknya, artinya Rama pasti sudah kembali. Alvin dengan tenang menutup pintu dan melanjutkan tugas penulisannya.
--------------------------------------------------------
LINE!
Rama mengerutkan kening mendengar ada notif line masuk pagi hari. Sekarang ini Rama baru saja selesai mandi dan mengenakan seragam. Jalan-jalan paginya tadi tidak berlangsung lama karena rupanya lingkungan Depok tidak seramah di Dramaga sana. Lingkungannya sangat sepi, mungkin karena kosnya juga cukup masuk ke dalam gang. Namun selain itu, ia menemukan sekumpulan bapak-bapak sedang mabuk di tempat tongkrongan ojek, karena itu Rama kemudian memutuskan mengakhiri acara perkenalan lingkungannya dan segera putar balik pulang ke kos-kosan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Markhyuck ~ Tengara
FanfictionMalam. Gelap. Temaram. Keduanya resah dan gelisah, bingung harus bagaimana di tengah masyarakat yang selalu penuh tanya. Tetapi, setelah menarik nafas cukup dalam, Rama memberanikan diri memulai, "I never planned to fall for you. Not even once." ...