Chapter 5

12 4 0
                                    

Dita dan Farel membalikan badannya dengan penuh rasa penasaran, namun Dita tak sengaja menjatuhkan pajangan yang bertulis Informasi  di meja informasi rumah sakit.

Dita mengambil pajangan bertulis informasi dari lantai dan meletakkannya kembali di meja, sementara itu Nata telah masuk ke dalam ruangan operasi.

saat Dita dan Farel membalikan badannya tidak ada siapa-siapa di belakangnya, lalu Dita dan Farel bertanya kepada suster, "di mana sus?? dita kepada suster itu.

"ya... mbaknya terlambat tadi dia udah barusan masuk ke dalam ruangan operasi Mbak, kata dokter kondisinya sangat buruk tidak ada yang kenal dengan keluarganya" jawab suster itu.

"apakah kami boleh menunggu pasien itu, mana tahu kami mengenalnya? " tanya Dita kepada suster tersebut. 

silakan Mbak tapi nunggu di luar ya.

Dita dan Farel duduk di kursi tunggu, Farel mengerutkan keningnya "kenapa sih kita harus nunggu dia?" ujar Farel.

"ya, mana tau kita mengenalinya?" jawab Dita dengan Singkat.

Dokter keluar dari ruangan operasi, "apa kalian berdua kenal dengan pasien ini?" tanya dokter tersebut.

"Kami, mendengar ada pasien kecelakaan dan pasien itu punya ciri ciri yang sama dengan teman saya, apa saya boleh melihatnya untuk memastikan" kata Dita.

"oh oke boleh saja"

Dita dan Farel masuk ke dalam ruangan operasi, langkah Dita yang sangat penasaran melaju dengan perlahan 1 demi 1 langkah membuat dita semakin dekat dengan ranjang Nata.

ekspresi Dita berubah saat melihat orang yang tengah berbaring di kasur tersebut.

"ini kan...!!"

Air matanya jatuh.

Sementara itu Farel bingung, apakah Dita mengenali Wanita itu, "Dit.. itu siapa?" tanya Farel.

"ini teman aku relll!!!" jawab Dita sambil menangis histeris.

"dok, gimana keadaan Natta?" tanya Dita.

"jadi ini teman mbak ya?" tanya balik dokter itu

"iya"

"kondisi pasien sangat buruk, terjadi benturan di kepala pasien yang cukup kuat, dan terjadi kombinasi di bagian mulut, jadi mungkin setelah pasien sadar ia akan sulit berbicara!" jelas Dokter.

"Apaaa!"

ya Tuhan.. Natt.. meskipun lo itu nyebelin, tapi elu sahabat gue satu-satunya Nat..  Dita membatin

"dok gimana cara menyembuhkan dia dok?"

"pasien harus segera diatasi dengan Operasi, agar tidak membahayakan otaknya!"

"baik dok! lakukan saja yang terbaik!"

"Baik!"

Dokter itu memberikan surat persetujuan untuk tindakan operasi, Dita mengambil dan menandatangani surat itu.

Dita dan Farel pergi keluar ruangan operasi sambil menunggu Natta di operasi

beberapa panggilan telpon masuk ke HP-nya Dita, tapi Dita tak menyadari itu

Muka Dita terlihat masih tak tenang.

"kamu kenapa lagi Dit?" tanya Farel, "aku cuman mikirin biaya operasi nya" jawab Dita. "tenang aj..."

Suara nada dering berbunyi..

Kali ini bukan dari hp Dita, melainkan hp Farel.

Mereka berdua saling mengcek, HP-nya.

The Perfect LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang