08

837 122 23
                                    

"Kita udahan aja ya Ren".

Renjun yang semula memainkan kunci mobilnya kini menatap gadis yang menyandang status sebagai kekasihnya itu heran. Ia masih bingung sama apa yang barusan Saeron katakan

"Aku mau kamu cari yang lebih baik dari aku".lanjut cewe cantik itu dengan senyumannya.

Renjun berdecak, tangannya bergerak menggenggam jemari Saeron, "Tapi kenapa sae? Aku salah apa?".

Saeron mendengus pelan,sebenarnya ia menahan air matanya. Tapi ia harus kuat didepan cowo itu,cewe itu tersenyum sebelum menepuk pucuk kepala Renjun sebanyak dua kali.

"Kamu ga salah apa apa kok,aku mau kamu cari cewe yang lebih baik dari aku".

Sekali lagi,Renjun masih ga percaya apa yang cewe itu katakan... Kemarin baru aja jalan bareng,tapi kenapa sekarang minta putus?

"Kenapa kamu nyuruh aku buat cari yang lebih disaat orang yang udah aku anggep terbaik nyuruh aku buat pergi?".

Jawaban Renjun membuat hati Saeron sedikit mencelos. Sama,Saeron juga sakit disini. Tapi kenapa rasanya susah banget buat ngomongin alesannya minta putus.

"Sae..".

"Aku mau tunangan".Saeron sedikit lebih lega saat sudah memberi tahu alasannya memutuskan Renjun secara sepihak.

Seketika Renjun merasakan jam berhenti berputar,matanya menatap manik Saeron. Mencari sebuah kebogongan tapi yang ia dapat cuma tatapan sendu.

Saeron kaget saat pergerakan Renjun yang memeluk dirinya. Satu tangan Saeron tergerak mengelus punggung calon mantannya itu,matanya mulai memanas dan taklama suara isakan terdengar ditelinganya.

Renjun nangis?

Saeron menghela nafas berat,ia berusaha mendorong Renjun namun tak mudah baginya karna cowo itu semakin mengeratkan pelukannya.

"Jangan sedih,kita masih temenan kok".seru Saeron yang membuat Renjun semakin terisak. Renjun menjauhkan wajahnya dan menatap wajah paras ayu gadis didepannya itu,tidak ada raut kebahagiaan disana. Padahal Saeron katanya akan bertunangan?

Jemari Saeron kini menghapus sisa air mata yang ada dipipi Renjun, seutas senyuman kini bertengger dibibir gadis itu, "Aku ga bisa nolak ini Renjun, maaf".

Mata Saeron melebar begitu merasakan sebuah benda kenyal bergerak diatas bibirnya, tangan Renjun bergerak menahan tengkuk Saeron dan melumatnya pelan.

Saeron ikut memejamkan matanya, ciuman yang sangat ia suka. Ia ikut membalas lumayan demi lumayan yang Renjun berikan.

Tautan mereka tidak berlangsung lama karna semakin lama Renjun semakin meluapkan emosinya, bibir Saeron sedikit berdarah karna itu.

"Maaf".katanya lirih, ngebuat Saeron ikut merasakan kesedihan. Bahkan lecet yang ada dibibirnya ga sebanding saat melihat Renjun yang seperti ini.

"Ga apa apa kok".Saeron senyum kecil, tangannya mengangkat dagu Renjun membuat tatapan mereka beradu, "Kamu harus bahagia ya Renjun, aku ga kemana mana. Kita masih bisa temenan kok".

"Aku ga janji".jawab Renjun, bahkan ia ga bisa natap cewe itu lagi.

Saeron menghela nafas beratnya, dia juga ga bisa marah sama jawaban Renjun. Toh dia kalau ada diposisi Renjun juga akan ngelakuin hal yang sama.

"Ga apa apa,aku tau kamu pasti bakalan ngebenci aku. Aku pulang dulu ya. Papa aku udah jemput".katanya lalu keluar dari mobil Renjun, meninggalkan Renjun yang masih menatap punggung kecil yang perlahan hilang dari pandangannya.









Hedon | Dream ft Millenium sq √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang