Dewi Fortuna

634 43 0
                                    

Sore itu aku pulang dari tempat Les Pribadiku dengan menggunakan sepedah warna pink kesayanganku. Awalnya perjalanan pulangku masih normal-normal saja. Aku selalu bersepeda sambil mendengarkan alunan musik K-Pop menggunakan sebelah earpone ku. Sebenarnya ini tidak diperbolehkan, tapi aku tetap melakukannya. Hehe. Jangan ditiru, ya!. Hingga pada saat aku melihat ke sekeliling ruas jalan, mata ku tidak sengaja melihat kearah trotoar di sebrang jalan, disana sepertinya ada seseorang yang sedang terluka, ia tergeletak tak berdaya sambil memegang perutnya. Sangat erat.

Aku menyebrang memotong laju pengengguna jalan untuk menghampiri orang yg terluka tadi. Sepeda yang tadi aku pakai ku senderkan pada tiang yang ada disana lalu aku menghampiri orang tersebut. Rupanya dia seorang remaja laki-laki. ku tebak sepertinya dia seusia dengan ku.

'euughhh'

Erangnya saat aku sudah berjongkok di sampingnya. Rupanya dia masih sadar. Aku melihat penampilannya, sepertinya dia habis dipukuli oleh orang lain. Terlihat dari luka lebam yang ada pada wajahnya dan ada sedikit darah pada pelipis bagian kiri. Sepertinya dia korban dari pengeroyokan. Soalnya lukanya banyak banget.

Dengan lancang aku menyibakan baju yang ia pakai dan melihat perut yang sedari tadi di pegang olehnya.

'Ssshhhh'

desisku sambil memalingkan wajahku kearah samping. Aku tak berani melihat luka yang ada pada perutnya. Lukanya masih basah, sepertinya kejadiannya belum lama ini.

Aku kaget sekaligus khawatir dengan keadaan dia, luka yang ada pada perutnya adalah luka tusukan. Darah yang keluar masih belum berhenti. Dengan sigap, aku langsung mencopot syal yang aku kenakan di leherku. Ku ikat perutnya dengan syal itu agar darahnya tidak terus mengalir.

"S-ssiappapun kamu, tolong selamatkan aku.. ahhh". Ucapnya terbata. Aku mengangguk menjawab ucapannya. Dari suaranya, sepertinya dia sangat kesakitan.

"Tahan ya, aku akan cari bantuan untuk mu". Ucapku menenangkan pria itu.

Entah ada angin darimana, sepertinya dewi fortuna sedang berpihak kepadaku. Dari arah kanan kulihat ada mobil yang berhenti tepat di depan kami. Si pemilik mobil itu keluar dari mobilnya dan seketika akupun tersenyum setelah melihat plat mobil miliknya. Dia kakak-ku Lee Heeseung.

Kak Ethan aku memanggilnya. Dia berlari menghampiri kami dan dengan cekatan membawa pria tadi kedalam mobil miliknya. Aku mengekor dibelakang kak Ethan sambil menyeret sepeda yang aku bawa. Setelah kak Ethan selesai membaringkan pria itu di jok belakang mobilnya, dia berbalik untuk membantuku melipat sepeda yang aku bawa dan memasukannya kedalam mobil bagian belakang. Ya, Sepedaku adalah sepeda lipat.

"Dia teman kamu?". Tanya kak Ethan setelah kami masuk kedalam mobil miliknya, aku duduk disamping jok kemudi.

"Bukan, kak".

"Lalu?"

"Aku baru saja bertemu dengan dia. Dia tergeletak di trotoar dengan keadaan yang sudah seperti ini. Untung kakak datang pada saat yang tepat".

"Hmm.. setelah di RS nanti, kamu harus mengurusnya". Kak Ethan adalah tipe orang yang tidak terlalu banyak tanya. Asalkan aku memberi tahu garis besarnya kepada dia.

"Kenapa harus aku kak?".

"Emangnya kamu tau keluarga dia siapa dan dimana? Ngga kan?"

"Iya sih".

"Jadi, kamu harus tanggung jawab untuk ngurusin dia. Sementara sampai dia sadar dan ngasih tau dimaana tempat tinggalnya.".

Kak Ethan hampir sama dengan Almarhum Papah, dia selalu menuntut anak-anaknya untuk bertanggung jawab dan bersikap ramah tamah kepada siapapun. Aku sayang sama kak Ethan, soalnya dia bisa menggantikan sosok Papah untuk aku.

Setelah sampai di RS yang kami tuju, kak Ethan langsung memanggil dokter yang ada si RS, sementara aku masih setia nungguin pria itu di mobil kak Ethan. Iya, pria itu pingsan, mungkin akibat terlalu banyak mengeluarkan darah. Tapi tenang saja, dia masih hidup koq, aku sudah mengecek denyut nadi di tangan dan lehernya. Dadanya juga masih kembang kempis dan dia masih bisa bernafas.

Aku memperhatikan penampilan pria itu dengan lekat, sepertinya ia memakai pakaian seragam. Seragam apa ini?? Itu bukan seragam sekolah, melainkan seragam kerja, tebak ku saat itu.

"John Jungwon". Aku membaca nametag acrylik yang ku temukan dari saku jaket yang ia pakai.

"John jungwon? Apakah nama pria ini John Jungwon?". Tanyaku pada diri sendiri

"Iya sih, pasti. Mana mungkin dia nyimpen nametag punya orang lain". Sambungku sembari menyimpan benda itu kedalam tas ku. Aku takut dia menanyakan nametag miliknya. Kalo disimpan terus di saku jaket, takutnya malah jatoh dan hilang.

"Dek, turun dulu. Mau di pindahin". Ucap kakak ku dengan rusuh.

Aku turun dengan buru-buru. John di bawa pergi oleh para suster kedalam Rumah Sakit. Aku hanya melihatnya dari belakang, dan bisa kulihat dia langsung dibawa keruang UGD.

Jujur aku ngerasa deg-degan banget. Takut-takut nyawanya tidak tertolong. Untung ada kak Ethan disini, jadi dia bisa meredakan kekhawatiran ku.

"Ayo, kita ke meja resepsionis". Ajak kak Ethan, kemudian dia memelukku dari samping.








"Kak...". Ucapku lirih pada orang yg ada si sampingku.

Sekarang aku dan kak Ethan sedang berada didepan ruang UGD. Ucapanku bergetar bersama dengan tangan ku yang bergetar juga. Jantungku gak karuan, pasalnya sudah hampir 3 Jam dokter yang menangani John belum keluar juga.

"Tenang, dia pasti selamat kok". Ucap kak Ethan sambil memelukku dari samping dan mengelus kedua bahuku dengan lembut.

"Semoga..". Ucapku akhirnya.

Aku tidak bisa membayangkan betapa sakitnya luka tusukan yang ia miliki. Dengan melihatnya saja sudah membuatku bergidik ngilu, apalagi kalo aku yang ngerasain, sepertinya itu akan sangat menyakitkan. Semoga dia baik-baik saja.

Aku terus mengintip pada kaca kecil yang ada di pintu ruangan tersebut. Sepertinya dokter akan keluar dan aku segera menjauhkan tubuhku dari pintu itu.

"Gimana keadaannya, dok?" Ucapku antusias setelah pak dokter keluar dari kamar John.

"Syukurlah dia segera diwaba kesini. Luka tusukannya sangat dalam, jadi dia kehilangan banyak darah. Untung saja kamu segera menahannya dengan Syal milikmu, itu sangat membantunya untuk menahan agar tidak lebih banyak darah yang keluar. Saya sudah menjahit luka tusukannya dan dia sudah boleh di pindahkan ke kamar biasa". Ucap pak dokter, dari nametag yang ia pakai, namanya Dr.Rain.

"Dia temanmu?. Kamu harus lebih memperhatikan dan menjaga dia. Banyak luka sayatan pada pergelangan tangannya, sepertinya dia melukai dirinya dengan sayatan pisau cutter". Lanjut Dr.Rain yang sukses membuat jantungku melengos.(?)

"Ahh... Iya dok. Setelah ini akan saya pastikan dia baik baik saja".

Dr.Rain pergi dari hadapan kami. Dan sepersekian detik setelahnya aku langsung menatap kak Ethan dan memeluknya. Aku tidak tau siapa dia dan darimana dia berasal. Namun aku bisa merasakan seperti apa sakit dan menderitanya dia.

"Kakak percaya sama kamu, kamu kuat".

______Johnny&Vydia______


Aku degdegan tau pas nulis ini, ngilu juga ngebayangin seberapa sakitnya kalo perut di tusuk gitu??. Koq jungwon kuat ya??

Btw, jangan lupa votemen nya ya 😌😘😘😘

I&CREDIBLE || Yang JungwonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang