02. Kejadian memalukan

94 21 2
                                    

Hari ini masih sama seperti biasanya. Berangkat pagi untuk menghindari acara sarapan keluarga bahagia itu. Lagi pun ada atau tidaknya aku, kurasa tak akan memberi dampak apa-apa untuk mereka.

Sekali lagi aku menghela napas. Apa aku begitu menyedihkan? Ku lirik jam di pergelangan tanganku, masih ada waktu tiga puluh menit hingga bus datang dan aku masih sangat mengantuk. Ku harap waktu berjalan sedikit lebih cepat. Aku sangat benci menunggu!

Setelah tiga puluh menit berlalu, akhirnya busnya datang. Aku mengedarkan pandangan, ada beberapa anak dengan seragam yang sama denganku. Eum, kalau begitu dimana aku harus duduk? Jujur saja aku tidak begitu mengenal mereka. Teman sekelas saja aku masih sering lupa.

"Lee Hana!" seseorang yang duduk dibangku kedua dari depan memanggilku. Ah, aku tahu yang satu ini. Dia anak paling menggemaskan di kelasku, aku memang sering menggodanya hehe.

"Aigoo, Sunoo-ya," aku tersenyum lebar kemudian duduk di bangku sebelahnya yang kebetulan kosong kala itu.

Setelah duduk, aku memposisikan tubuhku menghadap laki-laki itu, semakin mengembangkan senyumku. Seperti inilah seharusnya pagi dimulai, menatap wajah secerah matahari.

Dan saat itu juga telinga Sunoo tiba-tiba memerah. Aku tahu laki-laki ini sangat ceria dan tak tahu malu, tapi entah kenapa ia selalu seperti ini jika berhadapan denganku.

"A-apaan sih liat-liat?" ia yang semula menatapku kini membuang pandangan ke arah jendela.

Tuhan, dia sangat lucu!

"Kamu lucu banget sih, jadi pengen cium," candaku.

Sepertinya lagi-lagi niatku untuk menggodanya berhasil. Ia tampak terkejut dan mengedarkan pandangan, "Kalo ada yang denger gimana?"

"Pfftt, aku bercanda kali," kini aku sungguh tak dapat lagi menahan tawaku. Kim Sunoo, kamu sungguh menggemaskan!

"Ngeselin," ucapnya.

Akhirnya aku memposisikan tubuhku untuk menghadap kedepan, kasihan jika aku terus menggodanya, "Dih, baperan," balasku tanpa menoleh kearahnya.

"Salah siapa ngeselin," gumamnya yang masih bisa ku dengar. Aku menarik sudut bibirku, kemudian tersenyum simpul. Tuhan pasti sedang berbaik hati padaku, membiarkan pagiku dimulai dengan tawa seperti ini.

Pagi itu perjalananku bersama Sunoo ke sekolah sangat hening dan membosankan. Hanya ada suara decitan saat bus sedang di rem. Sunoo pun kini sibuk dengan pikirannya sendiri, bahkan ia sudah menyumpal telinganya itu dengan earphone merah muda miliknya. Ah, aku hampir saja tertawa jika tidak mengingat bahwa ia sudah mengabaikanku kini.

Tapi, selera Sunoo itu benar-benar ya. Aku saja sebagai perempuan tak begitu menyukai warna merah muda.

Dan akhirnya setelah sekitar lima belas menit, kami pun sampai. Sunoo berjalan mendahuluiku. Oh ya, perlu digaris bawahi, ia sama sekali tak mengatakan sepatah katapun padaku. Astaga pria itu terlihat seperti kulkas berjalan saat bersamaku. Ada apa dengan sikapnya itu? Apa dia benar-benar Sunoo si pembuat onar di kelas?

Oke, mari lupakan soal Sunoo. Sepertinya aku akan ke kantin dulu, ya kalian tahu kan tadi pagi aku melewatkan sarapanku dirumah.

Baru saja berjalan beberapa langkah, tubuhku tiba-tiba oleng karena menabrak sesuatu, oh lebih tepatnya seseorang.

"Eh eh eh," aku membelalakkan mataku saat aku menyadari kini aku sudah jatuh diatas tubuh seseorang. Ia.... Park Sunghoon. Kami bahkan sama-sama diam karena mungkin ia juga sama terkejutnya denganku.

Tapi tunggu dulu, aku mimpi apa semalam? Bisa menatap wajah Sunghoon sedekat ini. Laki-laki ini benar-benar..... tampan. Ku harap ekspresiku saat ini tak menjijikan.

With you • Park SunghoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang