Skuad couo baiq-baiq
Oreg :
Hai
Hai gaizz
Met malming oll
Sepi amat nih grup.Otan :
Gabut amat Lo Reg.Oreg :
Besok ada tugas apa kagak dah?Richo :
Besok libur cuyy.Oreg :
Ohiya lupa heheheh
Besok mau ngapain kita ges?Richo :
Jalan sama pacar lah.Otan :
Habiskanlah weekend kalian dengan produktif sahabat.Richo :
Bikin seneng anak orang dapet pahala kan? Nah gue udah produktif.Oreg :
Njir. Sa ae kang galon.Ocam :
Tidur.Oreg :
Bullshit si Ocam
Kemarin Lo kata tidur
gue samperin ke rumah Lo lagi ke Gereja sama Oma Meme.Anda :
Gowes aja kuy?Otan :
Sorry Pin, tapi gue mau menikmati weekend gue dengan rebahan.Oreg :
NgikuddddRicho :
Ngikut sape lu cuyy?Oreg :
Si otan sama si opin lahAbis gowes, gua mau rebahan di kandang si otan
Setelah menyimak dan membalas obrolan teman-temannya, Davin kemudian meletakkan ponselnya di atas nakas. Cowok itu lantas berbaring namun bukan untuk tidur. Davin hanya ingin menatap langit-langit, melamun. Kegiatan yang baru-baru ini menjadi favoritnya. Padahal dulu Davin adalah orang yang mengutuk kegiatan melamun, karena ia anggap nirfaedah.
Tak butuh waktu lama, pikiran Davin sudah kembali pada waktu makan malam dua jam yang lalu.
"Ma, apa susahnya sih? ngucapin terimakasih sama orang yang udah ngasih bantuan?" Tanya Davin ketika makan malam hanya berdua dengan mamanya, papanya sudah dua hari berada di luar kota karena masalah pekerjaan.
"Susah si ngga Viin, tapi orang yang ngga ngucapin terimakasih itu pasti punya alasan." Lina menanggapi pertanyaan putranya santai.
"Alasan apa pun itu, bukannya itu sama aja ngga menghargai orang yang udah memberikan bantuan?"
"Emangnya bentuk menghargai seseorang hanya dengan kata-kata?" Lina balik bertanya.
"Ya ngga juga sih, tapi Ma, dia itu sama sekali ngga menunjukkan rasa terimakasihnya sama Davin. Padahal Davin udah bantuin dia untuk yang kedua kalinya."
"Tunggu." Lina meletakkan sendok dan garpunya sesaat sebelum melanjutkan perkataannya, "Jadi, orang yang mengharapkan ucapan terimakasih itu kamu?"
Davin langsung menggeleng.
"Bukan Davin, maksud Davin, temen Davin." Kata Davin cepat.
Lina manggut-manggut paham, "Kamu yakin? Apa yang kamu lakuin itu sesuatu yang membantu buat dia? Karena bisa jadi gini Vin, sesuatu yang kita anggap sebagai bantuan buat orang lain, justru kadang jadi beban buat mereka." Lina mengambil sendok dan garpunya, lalu memasukkan sesuap nasi dan lauknya ke dalam mulut. Setelah selesai mengunyah dan menelan, Lina kembali berbicara, "Konsep bantu membantu itu bagi Mama ngga segampang itu Vin."
"Maksud Mama? Bukannya selama ini Mama selalu bilang biar Davin selalu membantu semua orang?"
"Benar. Tapi seperti ini, membantu seseorang itu ada waktunya, ada batasannya, ngga semua hal bisa kita bantu." Jeda sebentar.
"Seperti tadi yang Mama bilang, bantuan itu bisa jadi beban buat orang lain, bisa juga jadi beban buat diri sendiri. Bantulah orang lain semampu kamu Davin, bantulah orang lain karena hati nurani kamu, dan satu lagi, kalau kamu emang ngga bisa bantu, ya bilang aja ngga, jangan sampe membebani diri sendiri."
![](https://img.wattpad.com/cover/143944853-288-k246191.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SBBS | Lengkap ✓
Roman pour AdolescentsGenre : Fiksi Remaja 📖 Start : 27 Maret 2021, 20.40 WIB Finish : 3 November 2022, 23.28 WIB Dia adalah laki-laki yang memberikan payungnya di kala hujan datang. Dia adalah laki-laki yang memberikan bahunya di saat dunia melukaiku. Dia, Davin Rafa...