• 13 • Perkara Dulu

2K 443 11
                                    

Kuberitahu profil singkatnya: Daniel Umar, kemenakan pendiri komunitas Laskar Detektif

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kuberitahu profil singkatnya: Daniel Umar, kemenakan pendiri komunitas Laskar Detektif. Dia menjabat sebagai sekretaris, menemani Efra. Ruangan mereka bersebelahan, berada paling ujung sebelum gudang peralatan intel. Berbeda dengan pamannya, pemuda ini memiliki 90% wajah lokal. Hanya saja aksennya sedikit mirip orang Rusia. Daniel memiliki potongan rambut front puff, dicat semu pirang yang sebelumnya berwarna cokelat kemerahan. Aku setuju dengan julukan pemberian Serro, anak itu memang keras kepala. Tidak terlalu menarik perhatian, namun bisa membuatmu jengkel berhari-hari.

Kamar pribadinya nyaris serupa dengan Efra, dibuat menjadi ruang kerja. Yang ini lebih berantakan. Dia menyimpan banyak peralatan elektronik dan berbagai perkakas detektif. Kutebak lungsuran dari Abraham.

Salah satu dindingnya, setengahnya berupa papan tulis putih, pepak dengan coretan warna-warni spidol berbau xylene. Banyak sekali kutipan motivasi tersebar, terkadang dilingkari atau digaris bawahi. Akan sulit memeriksa satu per satu kalimat yang tidak semuanya dibuat mudah dimengerti. Mulai dari yang berhuruf kapital semua hingga yang berupa kaligrafi. Belum lagi ukurannya yang kecil-kecil, semakin terlihat semacam kumpulan rumus fisika. Apalagi luasnya 4 × 2 dan nyaris tak ada ruang kosong tersisa. Satu-satunya keuntungan bagiku, tulisannya lumayan bagus.

Daniel memiliki ranjang yang bisa dilipat menjadi sofa di seberang papan tulis, sepaket dengan lemari hiasnya. Di sana tersusun beberapa robot mainan, menemani alat-alat seperti: teropong, perekam digital, pemutar CD, kamera pengintai, alat pelacak, kartu memori, kaca pembesar, gunting, pisau, serta perlengkapan biasa: sisir, handuk, sapu tangan. Meja komputernya terletak di samping jendela, posisi yang bagus untuk tenggelam di dunia maya.

Tentang aku dan Daniel omong-omong, pernah suatu waktu Mom sakit parah dan aku berjuang mati-matian untuk membuatnya tetap hidup. Saat sekolah perasaan cemas menghantuiku, takut kalau-kalau pulang nanti Mom sudah terkapar di dapur saat berusaha mengambil minum. Atau dirinya masih berbaring di atas ranjang, tapi dengan bibir pucat sepasi kertas yang hampir menyatu dengan warna kulit. Keningnya mendidih, kain kompres seperti baru saja disetrika. Akhirnya aku meliburkan diri dari sekolah sepanjang satu pekan dan membawanya ke rumah sakit. Aku melewatkan banyak forum Laskar Detektif padahal kian mendekati acara seminar di mana aku berperan penting di dalamnya.

Ketika hari H tiba, aku menjadi sangat kacau. Aku tidak sempat membuat persiapan apa pun untuk promosi komunitas yang hendak berlangsung. Kepalaku berdenyut hebat, aku terus memeganginya seakan takut jatuh menggelinding. Seseorang menghubungiku dan aku mengatakan tidak bisa memenuhi jadwal akibat situasi yang tak diinginkan ini. Namun Daniel kembali menelepon, "Kau baik-baik saja?" tanyanya lembut. Dia mengemudi ke rumahku untuk membawaku ke tempat seminar karena tidak ada yang dapat menggantikanku. Kami gagal berjumpa sebab aku sedang di rumah sakit. Dan jelas aku menolak ajakannya, tak mungkin kutinggalkan Mom dalam keadaan sekarat.

Pemuda itu bersikeras, merayuku menggunakan kata-kata psikolog. Aku mesti bertanggung jawab, tuturnya. Ia bersedia menjaga ibuku selagi aku mengisi kegiatan seminar. Mendengar tawaran tersebut, sebilah besi menempa dasar hatiku. Pikirnya seminar dongok itu lebih penting dibandingkan kesehatan Mom. Amarahku meledak tak tertahan, mencapai titik puncak kesabaran. Aku berteriak. Suaraku sumbang, bentakan seorang gadis yang diselingkuhi pacarnya, ingin menunjukkan kekuatannya dan membuktikan bahwa dia benar. Aku langsung menghapus kontak Daniel dari ponsel.

After I DieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang