cube.

1.8K 174 98
                                    

"hei! bocah?! ingin membeli kantung darah tidak? jika tidak jangan berdiri didepan kiosku, kamu menghalangi pembeli lain!"

DEG

lelaki manis itu terdiam, ia menoleh kepada pria paruh baya didepannya ini.

dan apa tadi katanya?

kantung darah?

hei! dia ini masihlah manusia normal!

"tapi bocah, aroma mu berbeda. kamu dari ras mana?"

"ras?"

"iya. hei bocah, kamu bukan vampir bangsawan kan?"

DEG

vampir?

"b-bukan!"

kakinya langsung berlari, entah kemana, dunia ini aneh. sebenarnya dia berada dimana?

dari bentuk bangunan dan kios kios nya, sudah jelas ini adalah pasar didekat desa nya. tapi sejak kapan mereka semua menjadi vampir?!

BRUK

"argh"

"wah wah, ada kelinci kecil."

matanya membulat, ia menatap ke sekelilingnya.

sial, jika memang ini berada di dunia lain, di dunia nya yang sebelumnya gang ini dipenuhi preman pasar. sialan.

"aku tidak memiliki harta apapun, tolong lepaskan aku."

ketiga pria didepannya ini sangat menyeramkan. belum lagi belati digenggaman mereka dan sepasang taring yang terlihat sangat tajam itu, pasti dengan mudah dapat mengoyak lehernya.

SRASH

"a-apa itu?"

"manusia? mustahil."

kedua matanya berwarna merah, sangat indah dan berkilau, seperti batu ruby. pria itu mengulurkan tangannya, diterima oleh si manis, dan membantunya berdiri.

"ikut dengan saya."

lelaki manis itu terpesona. sayap hitam pria ini, sangat indah.

♡´・ᴗ・'♡—♡´・ᴗ・'♡

"a-argh, sakit"

"dia manusia."

mata bulatnya berkaca-kaca, kulit putihnya bersemu merah karena hawa dingin yang menusuk kulit, juga karena pegangan kuat di lengan dan pahanya tadi.

tubuhnya dilempar dengan kasar kedalam ruangan, punggungnya menabrak kaki meja, dan bisa dipastikan beberapa saat lagi akan muncul lebam.

"benarkah? bukannya kaum mu sudah musnah sejak puluhan tahun lalu?"

jemari kokoh pria paruh baya itu terus bergerak, mengelus sensual, dari pinggang rampingnya, menuju dadanya, naik ke lehernya, mengusap lembut jakunnya yang cukup indah, dan mencengkeram dagunya kuat.

"aromamu sangat manis. panggil hongjoong dan seonghwa."

lengannya ditarik paksa, dan didudukkan dipangkuan si pria paruh baya.

tangan kekar itu merobek kaos kedororan yang ia kenakan, mengusap pelan perut ratanya, turun ke paha dalamnya. kepalanya ia lesakkan, menghirup aroma manis yang menguar dari ceruk leher si manis.

"t-tolong berhenti— ARGH!"

terlambat.

pria itu menggigit lehernya, menghisap darahnya dengan rakus. pinggulnya bergerak, berusaha meronta.

"sajangnim, jika memang untuk kami, jangan dihabiskan."

tatapan itu, seolah meminta pertolongan.

hongjoong meraih si manis pada dekapannya, menggendongnya, dan mengecup keningnya agar si manis tidak lagi merasa takut. tapi lelaki kim itu abai dengan darah yang masih mengalir di leher si manis.

"manajer-hyung, bisa panggilkan yunho di ruang latihan dance? seonghwa, panggilkan jongho di cafe lantai bawah."

pandangan hongjoong jatuh pada tubuh lelaki manis di dekapannya ini.

surainya berwarna pirang, terasa sangat halus di permukaan telapak tangan nya.

kulitnya bersih, sangat putih seperti porselen. wajahnya sangat cantik untuk ukuran laki laki. jemarinya yang begitu lentik. pinggangnya yang ramping, perutnya juga rata. dadanya sedikit berisi, okay hongjoong mulai tergoda.

kakinya, panjang dan ramping.

lelaki kim itu menyeringai,

para member pasti sangat menyukainya.

♡´・ᴗ・'♡—♡´・ᴗ・'♡
TBC.
would u like to read the next chapter?

claret.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang