memories.

1.7K 176 89
                                    

"dia sangat cantik."

"diam dan cukup sembuhkan, beruang."

hongjoong mendelik tajam, lelaki manis itu pingsan karena kekurangan darah setelah sajangnim meminum banyak darahnya tadi.

mereka tidak mungkin mencari donor ataupun obat tambah darah, karena tidak ada manusia satu pun di dunia ini, kecuali lelaki manis itu.

"yunho, jangan menyentuh tubuhnya dulu"

seonghwa menggeplak pelan kepala beruang jung itu, karena sebelah tangan yunho sudah berpindah tempat ke pantat sekal si manis.

yang ditegur malah tersenyum lebar tidak jelas.

"jongho, bagaimana?"

pemuda apel itu menoleh, dan menggelengkan kepalanya pelan, "tidak ada satupun ingatan tentang dunia ini. maksudku, semua ingatannya memang berdasar tempat ini, tapi, semua yang ada diingatannya penuh akan manusia dan tidak ada satu pun vampir. berbeda dengan kondisi dunia kita saat ini."

"kesimpulannya?"

"lelaki manis, ah tidak, lelaki cantik ini berasal dari sisi kubus lainnya."

seonghwa dan hongjoong mengerjap pelan.

mereka sedang cosplay keong .g

"hyung pernah mendengar legenda jika dunia ini adalah kubus? yang memiliki dimensi berbeda di setiap sisinya?"

san datang, dengan santai menggenggam kantung darah dan meminumnya.

seonghwa dan hongjoong hanya mengangguk, sementara yunho masih fokus mengalirkan mana nya pada tubuh lelaki manis itu, agar darahnya segera terisi kembali.

"kubus memiliki enam sisi. setiap sisi dimensinya beda. kemungkinan dia berasal dari dimensi lain."

"pertanyaannya sekarang, siapa yang memanggilnya?"

yunho sudah selesai menyembuhkan lelaki manis itu, dan menggeser tubuh mungilnya pada pangkuan san, membiarkan si manis dengan refleks menyamankan posisinya di dekapan si pemuda gunung.

jongho duduk disebelah sepupunya itu, menepuk pelan surai halus si manis dan mengusaknya pelan.

"tubuhnya indah."

PLAK

"HYUNG?!!"

"wooyoung berisik."

dasar, datang datang sudah menyebabkan keributan.

memang loud baby —psh

pemuda jung itu duduk dibawah san, jemarinya memainkan betis si lelaki manis dengan lembut, "aromanya sangat manis. ini manusia yang dibilang sajangnim?"

lima orang lainnya mengangguk.

"bukankah sangat indah jika aku menggigit betisnya nanti, membiarkan darah manisnya terus menetes."

"itu bisa memicu kedatangan orang lain, bodoh."

"lihat pantatnya, sangat bulat."

"aku bisa merasakan penisku mulai menegang. sial, apakah dia tidak memakai dalaman dibalik celana yang sangat tipis ini?!"

san menghela nafas pelan.

jemarinya mengelus pelan pipi berisi si manis, dan membisikkan satu kata, "bangun."

pemuda gunung itu tersenyum melihat tubuh si manis yang menggeliat di pelukannya, pantat si manis menggesek tepat diatas gundukan celananya yang menggembung.

"sh-shit."

hongjoong hanya melirik saat mendengar san mengumpat pelan.

mata bulat itu mengerjap, membiasakan cahaya terang dari lampu—yang kemarin baru diganti oleh yunho—tepat diatasnya.

mingi datang dari kamarnya, bergabung dengan member lainnya di ruang santai, mengambil posisi duduk disebelah san.

tengannya meraih pergelangan si manis, mengendusnya dan menjilatnya pelan, "siapa namanya?"

"makanya jangan tidur terus."

"ya kamu pikir mengelabuhi ingatan seluruh orang di dunia itu tidak menghabiskan banyak tenaga?"

mingi mendengus pelan, dan dengan santainya menggigit pergelangan si manis, tepat di nadi nya. menghasilkan ringisan pelan yang masih menyamankan tubuhnya di pelukan san.

yunho dan jongho, yang juga mengeluarkan banyak mana dan stamina hanya menatap datar pemuda song itu.

"kenalkan dirimu dulu, baby."

si manis mengangguk, berpindah posisi ke pangkuan mingi, karena pemuda song itu masih terus menghisap darahnya dengan pelan.

"namaku kang yeosang, 21 tah— argh!"

kakinya yang menjuntai dibawah sofa digigit, tepat di betis, oleh wooyoung yang masih santai menatap kecantikan si manusia.

"okay baby yeo, ini pukul setengah satu siang, jam kami untuk makan siang."

yunho menggendong yeosang menuju kamar wooyoung, kamar paling luas dan hanya digunakannya sendiri.

ia merebahkan tubuhnya, lalu memeluk yeosang yang dibaringkan diatas tubuhnya.

member lain menyusul masuk.

hongjoong bertanya, "bersama atau bergiliran?"

san dan wooyoung bertatapan, lalu menyeringai, "kenapa tidak kita bertujuh langsung saja? hitung hitung mengembalikan mana yunho, mingi, dan jongho."

"lagipula jika bisa menikmatinya bersama kenapa harus bergiliran?"

♡´・ᴗ・'♡—♡´・ᴗ・'♡
TBC.
would u like to read the next chapter?

claret.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang