2

712 79 27
                                    

Disini, dikamar, seorang namja masih saja bergulung dengan selimutnya sambil menangis. Padahal matahari telah berdiri setinggi pohon kelapa, namun tetap saja namja itu tidak berkutik sedikit pun. Ia akan membolos sekolah karena kejadian tadi malam. Ia juga tak menghiraukan panggilan eommanya yang sedari tadi pagi memanggil manggil namanya. Appanya tak ingin kalah ia juga mengetuk pintu kamar yang sudah pasti dikunci. Yang terdengar dari luar bukan lah jawaban atas panggilan yang dilontarkan melainkan hanya isak tangis yang tererdengar menyayat hati

" Sayang apa yang harus kita lakukan aku khawatir sayang" ucap Seokjin mencemaskan anaknya

" Aku juga khawatir, bukan hanya dirimu saja. Mungin sebaiknya kita biarkan Hobie untuk menyendiri dulu" usul Namjoon pada istrinya

"Baiklah tapi jika samapi jam makan sia ia tak keluar maka dobrak saja pintunya, oke"

" Hmmm baiklah, kita tunggu saja" ucap Namjoon pasrah
.
.
.
.
.
Hingga jam makan siang Hoseok tak menampakan dirinya. Ia masih tetap berada di dalam kamarnya. Ia masih menangis sambil merancau tak jelas, berharap kookie kesayangannya akan kembali ke dalam pelukannya, namun semua itu hanya mimpi saja.

Di luar Seokjin dan Namjoon masih berusaha membujuk anaknya agar krluar dari kamar, meskipun hanya untuk memakan makanannya saja.

"Hobie, anakku keluarlah nak ayo kita makan siang dulu kau belum mengisi perutmu dari tadi pagi nak" ucap Sekojin lirih membujuk anaknya

Bukannya ada jawaban malah ada suara isakan yang semakin keras terdengar.

"Hobie ayo kelurlah jangan seperti ini, appa sangat khawatir padamu" ucap Namjoon membujuk Hoseok untuk keluar

Tiba tiba saja ada suara kunci yang berusaha membuka pintu.

Ceklek....ceklek

Seketika pintu terbuka, dan didepan Seokjin dan Namjoon berdiri anaknya yang dalam keadaan sangat kacau.
Mata bengkak, hidung merah, dan anehnya kulitnya pucat dan terlihat jika badannya sangat lemas.

"Nak ayo makan dulu, dari pagi kan belum makan"

Namun tiba tiba Hoseok jatuh pingsan dan dari dalam hidungnya keluar cairan merah kental.

"Yak, hoseok-ah bangun, apa gara gara galau kau sampai seperti ini" ucap seokjin cemas

"Joonie cepat angkat hoseok ke mobil, kita bawa ia ke rumah sakit, aku akan mengambil keperluan untuk berobat"

"Baiklah, cepat jinie"

Akhirnya Hoseok diangkat dan dimasukan ke mobil, Namjoon segera tancap gas menuju rumah sakit.
Karena khawatir dengan anaknya yang manja ini, ia sampai menerobos lampu merah, tak peduli jika nanti ketahuan oleh polisi yang ada di pikirannya hanya anaknya segera diperiksa dokter.
.
.
.
.
.
Setelah sampai rumah sakit Hoesok segera dilarikan ke tempat gawat darurat karena sampai sekarang ia belum juga siuman namun mimisannya telah berhenti.

Kini Hoseok sedang diperiksa oleh dokter. Namjoon dan Seokjin hanya menunggu sambil cemas akan keadaan anaknya itu.

Ceklek

"Dokter bagaimana keadaan anak saya? Apa penyakitnya? Kenapa bisa pingsan?
Kenapa bisa mimisan dokter? " Tanya Seokjin nerocos tak henti

"Jinnie satu satu tanyanya " ucap Namjoon

"Hmm... Apa kau tak khawatir dengan anakmu hah.!!"

" Tentu saja khawatir Jinnie"

"Baiklah akan saya jelaskan, anak anda hanya kelelahan, pingsannya disebabkan karena tidak mendapat energi sepertinya ia belum makan sama sekali. Untuk mimisannya disebabkan oleh stres yang diderita, jadi usahakan jangan sampai stres lagi. Kalau boleh tahu stres nya disebabkan oleh apa ya?" Ucap dokter menjelaskan yang tiba tiba menjadi kepo.

"Galau, anak saya itu habis diputusin sama pacarnya, memang dari tadi malam belum makan apapun, kami juga sudah membujuknya untuk makan tapi dia tidak mau. Dan sepertinya stresnya gara gara putus dan belum bisa move on" Seokjin menjelaskan secara rinci pada dokter.

" Memang siapa mantan pacarnya itu, kenapa sampai bisa pingsan begini?" Tanya dokter itu lagi

" Buset dokter ini kepo banget dah, pokoknya itu mereka udah pacaran selama 2 tahun, mungkin karena ank saya itu terlalu menye menye karena sering nonton drakor romantis jadi bisa stres seperti ini, atau bisa dibilang alay" Seokjin berbisik pada dokter karena takut Hoseok marah jika mendengar nanti.

"Ooooooooo seperti itu"jawab dokter sambil mengangguk kepalanya

"Ya sudah sya mau melihat anak saya, bye" ucap Seokjin sambil membuka pintu

"Emmm.... dok saya mau tanya apa boleh?" Tanya Namjoon

"Tentu saja boleh, mau tanya no hp saya, alamat rumah saya, status saya. No hp saya 081226378132, alamat rumah saya jalan kenari deket banget sama sungai amazon saya suka mancing kalau habis nugas jadi dokter, dan status saya jomblo"

"Buset, gw cuma mau tanya apa Anak saya harus dirawat inap, bukan tanya status anda, lagi pula saya ini udah punya bini ama anak satu" jawab Namjoon nggak habis pikir ama dokter satu ini

"Ya kirain, dan anak anda tidak perlu rawat inap, nanti jika sudah habis infusnya, boleh pulang. Nanti panggil perawat untuk mencopot selang infusnya. Nanti kalau sudah pulang harap dijaga pola makannya dan harap hindarkan anak anda dari stres. BTW saya dijadikan yang kedua juga gak papa kok saya iklas lahir batin, hihihi."

"Ih anda ini gila atau kurang belaian sih, geli dengernya, ih sana jauh jauh untung punya bini kagak begini, BTW makasih udah periksa anak saya" Namjoon pergi meninggalkan dokter gila itu, jelas jelas tadi lihat Seokjin yang notabenya istri Namjoon

"Masama pokonya tawaran ini berlaku sampai saya ketemu belahan jiwa saya,pai pai"

"Hih ngeri, pasti gara gara kurang belaian, hiii..." Namjoon bergidik ngeri.

Kini ia menyusul Seokjin menengok anaknya. Ternyata anaknya sudah sadar dan sedang melamun, seperti tak menghiraukan nasihat nasihat Seokjin.

TBC

Gomawo udah mampir

Maaf garing "kriuk"

Siapa? Siapa? Siapa? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang