Ketika band mereka sudah dipanggil, ketiga anak itu segera naik ke atas panggung dengan rasa kurang percaya diri akibat kelalaian Anta. Setelahnya, mereka mengambil alat musik masing-masing.
Lagu pun dimulai. Petikan gitar pertama yang dimainkan Anta terdengar fals. Meisya dan Deffran langsung terfokus pada kesalahan Anta. Begitu juga dengan penonton. Tetapi mereka berusaha melanjutkan permainannya agar tidak kacau.
Karena jiwanya sudah menyatu terhadap lagu yang sering mereka mainkan itu, mereka mulai menikmati permainannya saat di tengah-tengah lagu. Penonton bersorak gembira terhadap penampilan CrayBand. Anta, Deffran dan Meisya saling tersenyum lega sekaligus bangga di atas panggung. Saking asyiknya, Meisya meloncat-loncat di panggung sembari bernyanyi.
Lagu berakhir. Sambutan penonton SMA begitu meriah. Mereka tak peduli dengan hasilnya nanti mau kalah ataupun menang. Yang penting ketiga anak itu sudah memainkannya secara maksimal.
"Gila, Ta. Gue salut sama lo," puji Deffran setelah turun dari panggung.
Anta dan Meisya tersenyum.
"Nah, gitu dong akrab. Gue kan jadi senang liatnya," ujar Meisya dengan lega.
"Udah ya, kalian nggak usah terlalu mikirin kita kalah atau menang. Dengan kita kemarin latian dua minggu aja kita udah jadi pemenang," kata Meisya lagi.
Dua jam berlalu. Semua peserta sudah selesai tampil. Tiba-tiba terdengar pengumuman oleh panitia menggunakan mic. "Mohon perhatiannya untuk para peserta, sebentar lagi kita akan mengumumkan pemenang juara 1, 2 dan 3."
Anta, Deffran dan Meisya terkejut terutama Anta yang berpikir, apakah kesalahannya tadi tidak akan membawa mereka menjadi juara? Apapun hasilnya harus berlapang dada.
Osis selaku panitia menyiapkan hadiah yang akan didapatkan oleh para pemenang lomba band. Lalu, salah satu anggota osis atau pembawa acara naik ke atas panggung untuk mengumumkan pemenang. Ya, layaknya pembawa acara, Ia berbasa-basi di awal.
"Duh lama banget, sih nih anak," keluh Deffran.
"Udah, sabar aja," kata Meisya berusaha menenangkan.
Jika dideskripsikan, pembawa acara tersebut berhasil membawa suasana tegang para penonton dan peserta untuk menunggu hasil pemenang lomba.
"Juara ke tiga jatuh kepada...." Semua langsung mematung dan fokus.
"FinneasBand ....!" Penonton bertepuk tangan.
Anta menghembuskan napasnya karena tubuhnya yang terlalu tegang. Tangannya keringat dingin karena terlalu berharap nama band-nya terpanggil.
"Juara ke dua jatuh kepada...."
Deffran mengepalkan tangan karena berharap sama seperti Anta.
"CrayBand ....! " Anta, Meisya dan Deffran langsung berdiri menuju ke atas panggung.
Deffran meraih piagam dan juga piala dari panitia tersebut, serta uang tunai sebesar lima ratus ribu rupiah.
Mereka sangat tidak mengira bisa menang meskipun ada sedikit kesalahan saat tampil tadi. Karena sudah berhasil dalam lomba band ini, waktunya Anta untuk membuktikan kepada Marissa bahwa ia bisa berhasil dan tidak seperti yang Mamanya kira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Evanescent
Teen FictionWRITING & READING EVENT FROM WE ESCREATOR Judul : Evanescent Author : @terracotta_fluff Partner : @luqisuith Genre : Fiksi Remaja | Slice of Life Blurb : Terpuruk, sebuah sisi terlemah dimana seseorang merasa down. Kejadian menyakitkan yang terjadi...