Bagaimana kehidupan seorang anak perempuan yang sedari kecil sudah tidak asing lagi dengan barang - barang haram.
.
.
.
.
.
.
Pukul 08.00 KST waktu makan malam, Aku keluar dari kamar yang letaknya di lantai 2 dengan pakaian tidur.
Baru turun dan di ujung bawah tangga sudah di sambut oleh penyihir.
"Ayo sini makan, jangan mengurung diri di kamar"
Wanita muda yang umurnya tidak jauh denganku , kira - kira beda 10 tahun dariku. Responku hanya menggangguk dan segera duduk.
"Ryu, papa ingin..."
Belum selesai ayah shin, iya ayahku. Belum ia selesai berbicara bahkan belum memulai topik pembicaraan, aku sudah memotong omongannya.
"Jangan bahas apapun di meja makan, biarkan aku makan dengan tenang"
Aku tidak menyukai hal yang bersifat pribadi dibahas atau dibicarakan di depan penyihir itu.
"Yasudah nanti papa ke kamar" ucap ayahku dan melanjutkan makannya
Lagi - lagi respon ku hanya diam dan menghiraukan.
-o0o-
Tok tok tok
Anggap saja itu bunyi pintu yang diketuk oleh ayahku.
Shindong atau ayah shin mengetuk pintu kamarku dari luar. "Ryu, papa masuk ya"
"Mau apa?"
"Papa mau bicara sebentar, boleh?"
"Tunggu di situ, aku keluar"
Betapa malasnya aku ketika berbicara 4 mata seperti ini dengan ayahku sendiri. Dengan terpaksa aku keluar kamar dan pasti ada yang bertanya, kenapa tidak berbicara di dalam kamar? Alasannya tidak ada yang boleh masuk ke kamarku kecuali kakakku.
-o0o-
"Ya? Ada apa?"
"Mana sopan santun mu terhadap Papa?"
Disela - sela pertanyaannya, aku mengelakan napas dan menggaruk - garuk bagian kepala yang sebenernya tidak gatal.
"Iya iya, ada apa pa?"
"Papa sudah mendaftarkan kamu di sekolah umum"
Shindong berbicara dengan santainya dan memberikan ku sebuah map yang aku tidak tau isinya apa.
"HA!? Yakin? Bukannya permintaan Papa tuh aku di rumah terus? Biar orang - orang gak tau siapa aku?"
Mendengar ucapan anaknya ini membuat Shindong sedikit marah. Gesturnya sudah ingin menamparku, ntah apa yang membuat ia menahannya.
"Kenapa pa? Ada yang salah? Mau tampar? Tampar saja"
Aku yang suka jahil menunjukan dan menepuk nepuk pipiku, mengisyaratkan agar niat orang yang sedang ingin menamparku terwujud.
Melihat sikapku, Shindong mengurungkan niatnya dan menurunkan tanganya.
"Mulai senin besok kamu sudah bisa masuk, semua keperluan ada di map itu. Dan kamu akan di antar jemput oleh Hwang Minhyun"
Aku membulatkan mata karena sedikit tidak percaya dengan apa yang di ucapkannya.
"Hwang Minhyun? Tangan kanan Papa itu? Yakin?"
"Karena dia tangan kanan Papa, makanya itu Papa yakin"
"Oke aku terima permintaan papa kali ini" Aku mengiyakan apa yang ia inginkan dan memberikan sedikit tekanan dalam penyucapan kata permintaan
"Tapi aku punya syarat"
"Cukup tangan kanan Papa aja yang ngawasin aku, tidak ada yang lainnya. Dan jangan larang aku kemana pun, deal?"
Dengan rasa percaya diri aku mengulurkan tangan untuk melakukan perjanjian dengan ayah shin.
"Oke deal"
Tanpa ada sepatah kata apapun, aku meninggalkan ayah shin dan masuk ke kamarnya.
-o0o-
Setelah menutup pintu kamar, dengan rasa penasaran aku membuka map yang diberikan ayahku. Ya lagi - lagi terkejut dengan apa yang dilihat.
"YAHSSS YUHUUUU. Akhirnya gw keluar dari kastil terkutuk ini"
Betapa senangnya aku setelah membaca semua isi map itu dan melempar semuanya ke atas sampai isi map itu jatuh di sembarang tempat.
Setelah teriak - teriak karena terlalu senang, aku berbaring di kasurdan mengambil handphone dengan case warna bening dan juga ada satu polaroid yang ada aku dengan kakakku.
Menatap layar handphone dan membuka satu persatu aplikasi yang sering di buka.
"Euyy, gk ada yang asik"
Berakhir membuka Spotify dan tentu aku memakai earphone untuk mendengarkan podcast dengan lebih tenang.
Krek
Akhirnya selesai ch1 :'
Dengan segala dan berbagai macam revisi yang berhari - hari
Mohon dukungannya teman - teman agar saya konsisten dengan updatenya.
Mungkin akan seminggu sekali itu di malam minggu atau sabtu malam.Vote dan comment nya jangan lupa ya teman - teman.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMPOSSIBLE - HWANG HYUNJIN
Fanfic"Apakah hubungan kita terhalang karena latar belakangku?" - Shin Ryujin "Latar belakang mu tidak salah, kita yang salah. Karena seharusnya kita tidak bertemu untuk saling mencintai" - Hwang Hyunjin "Tolong buat aku membencimu selamanya" - Shin Ryuji...