Bab 1

175 29 19
                                    

Beberapa bulan setelah Masa Orientasi Siswa berlalu, rata-rata semua murid sudah mengenal satu sama lain, begitupun dengan Hanna, gadis cantik yang cuek, kini ia tak hanya mengenal Rani teman pertama saat masa orientasi tetapi juga Susi, Citra dan Nadia, bisa dibilang mereka satu geng yang kemana-mana pasti barengan.

'Kriiinggggg' suara bel masuk berbunyi.

Rendi sang preman kelas yang ganteng dan temen-temnnya baru saja sampai dikelas tepat setelah bel masuk berdering.

"fuuu...." suara dari sebelah kanan telinga Hanna membuatnya menengok dan reflek menjambak rambut Rendi yang ternyata dialah yang telah meniup telinga Hanna tadi.

"aaaaaaaaa, sakiiiiit" teriak Rendi
Hanna melepaskan jambakkannya dengan muka cemberut,

"maaf ya sayang, membuatmu kaget" ucap Randi sambil mengusap rambut Hanna.

Hanna hanya diam dan menghempaskan tangannya ke badan Rendi agar Rendi pergi menjauhinya. Rendi sering kali menggoda dan melakukan hal-hal konyol kepada Hanna, Hanna pun sudah hafal dan tidak baper sama sekali.

Haris datang bersama Susi, pasangan serasi ini baru saja jadian jadi kemana-mana mereka sering berdua.
Tak lama kemudian guru pengampu mata pelajaran pertama masuk, anak-anak pun mengikuti pembelajaran dengan seksama.

Jam istirahat tiba, Hanna dan temannya pergi ke kantin yang dipenuhi oleh siswa kelas lain. Karena terlalu ramai Hanna pun tidak bisa memilih makanan yang mau ia beli, hingga akhirnya Rendi datang lalu teriak

"misi dong istri gue mau milih nih, bagi yang sudah selesai bisa mundur" setengah memeluk Hanna, Rendi berusaha agar Hanna bisa ada ruang untuk memilih makanan dan terhidar dari siswa lain.

Sebagian geng Hanna seperti Rani dan Citra membuntuti Rendi supaya mereka juga bisa memilih.

"dari tadi kek datengnya ren" desis Rani, Rendi hanya membalasnya dengan senyum.

Kali ini Susi tak ikut ke kantin karena dia pergi ke perpustakaan bersama Haris, dan Nadia sudah lebih dulu makan karena lima menit sebelum bel istirahat ia sudah meninggalkan kelas dengan alasan izin ke toilet padahal ia menuju kantin.

Beberapa menit kemudian Hanna dan teman-temannya selesai membeli makanan, karena tempat duduk di kantin penuh mereka memutuskan untuk makan di dalam kelas saja, mereka jalan berjajar menuju kelas termasuk Rendi.

"gila ya kantin penuh banget gitu" ucap Citra

"iyaa berasa mau tawuran" jawab Rani

"iyaa banyak banget sampe hampir ga bisa nafas tau ga sih?" ucap Hanna

"tenang aja kan ada aku sayang, nanti kalo kamu ga bisa nafas aku kasih nafas buatan" ucap Rendi sambil melihat Hanna dan tersenyum.

"diihhh, amit-amit"
ucap Hanna sambil berjalan lebih cepat meninggalkan Rendi dan teman-temannya.

"ngimpi aja lu"
Tegur Rani sambil menekan kepala Rendi menggunakan jari telunjuknya lalu lari menyusul Hanna.

"tunggu hannn" ucap Citra yang segera ikut lari.

Rendi pun ikut lari sambil teriak
"sayang tunggu donggg, kan udah tak cariin jalan tadi masa aku ditinggal siihhh"

Walaupun suara Rendi cukup keras tetapi Hanna tak pernah mendengarkan segala ucapan Rendi.

*

Tepat pukul 15.00 jam pelajaran selesai, anak-anak bergegas pulang, mereka berbondong menuju parkiran motor.
Kali ini, Hanna di jemput oleh ibunya.
Hanna sudah menunggu hampir 30menit tetapi belum ada tanda-tanda bahwa ibunya akan segera sampai, Hanna menunggu di depan gerbang sekolah sendirian karena teman Hanna citra sudah lebih dulu di jemput orang tuanya, Rani sudah pulang sendiri membawa motornya, Nadia entah kemana tak menampakkan batang hidungnya, biasanya nadia nongkrong dulu bersama geng cowok kelasnya sebelum pulang, dan Susi mungkin dia masih asyik berpacaran dengan haris.

"sayang belum di jemput? Mau aku anter?" ucap Rendi yang menginjak rem motornya setelah melihat Hanna sendirian disana.

"lu lagi, ga usah kasian kalau mamaku udah nyampe sini dan aku pulang duluan" jawab Hanna.

"yaudah deh, aku temenin nunggu mama ya" ucap Rendi setelah melepaskan helm dan mematikan mesin motornya.

"mama mama, bukan mama elu kali" desis Hanna

"haha mamamu kan bakal jadi mamaku juga besok" goda Rendi

"astagaa males banget" tolak Hanna

Lima belas menit berlalu, sampailah ibu Hanna di depan gerbang sekolah.

Hanna berjalan beberapa langkah mendatangi ibunya, diikuti Rendi.

"heh, ngapain kamu ikut?" tanya Hanna
"mau kenalan sama calon ibu mertua" jawab Rendi
"gila lo" terang Hanna namun tak didengar oleh Rendi, Rendi malah berjalan lebih cepat mendahului Hanna dan langsung menghampiri bu Dina, ibunya Hanna.

"hallo ibu saya Rendi temen sekelasnya Hanna" sambil salaman dan mengecup tangan ibu Hanna.

"oh hai, saya Dina ibunya Hanna. Salam kenal, terimakasih ya sudah menemani Hanna, tadi di jalan macet jadi telat ibu jempunya" ucap Dina.

"iyaa gapapa buk, terima kasih juga telah melahirkan Hanna gadis cantik ini" ucap Rendi sambil tersenyum.

"apaan sih lo" ucap Hanna sengit, langsung naik motor membonceng ibunya

"ibunya ramah, anaknya sadis" ucap Rendi

Bu Dina hanya tersenyum melihat kelakuan mereka.

"mari nak Rendi, duluan ya" ucap bu Dina.

"iyaa silakan buk, hati-hati di jalan" jawab Rendi ramah.

Rendi langsung kembali mengambil motornya dan segera pulang. Tetapi saat ia memakai helm, ia melihat Susi baru saja menaiki mobil berwarna hitam diseberang jalan depan sekolah mereka, Rendi melihat seorang cowok berseragam batik SMA lain yang mengendarai mobil jemputan susi tersebut, sudah jelas itu bukan Haris pacar Susi.

"mungkin itu kakaknya" kata Rendi meyakinkan diri sendiri.

Rendi langsusung menyalakan motornya dan menarik gas bergegas meninggalkan gerbang sekolahnya.
Randi berusaha melupakan kejadian tadi tapi tak bisa, ia terus bertanya-tanya siapa sebenarnya pria yang menjemput Susi tadi. Ia membulatkan tekat untuk menanyakan hal tersebut besok dikelas kepada Haris.

only yoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang