Bab 2

47 15 3
                                    

Pagi hari yang cerah, lagi-lagi kedatangan Rendi di sekolah bertepatan dengan Hanna.

"selamat pagiii cintaaa" ucap Rendi sambil memeluk Hanna.
"cintaa cintaa, makan tuh cinta" ucap Hanna kesal sambil mendorong badan Rendi.
"galak amat sih, untung sayang" goda Rendi
"diiihhh" ucap Hanna dengan muka masamnya.

Lima menit kemudian mereka sampai dikelas, hal yang tak biasanya terjadi, Susi menangis sesenggukan di kelas dan di temani ketigaa teman gengnya yaitu Nadia, Citra dan Rani.

"ehh, ada apa ini?" tanya Hanna
Tak ada yang menjawab pertanyaan Hanna, mereka sibuk menenangkan Susi yang masih saja menangis.
Tak lama kemudian guru datang karena sudah lima menit yang lalu bel pelajaran pertama berbunyi.

"selamat pagi anak-anak" sapa bu Ani guru bahasa Indonesia mereka.
"pagi bukkk" teriak semua murid di kelas itu kecuali Susi yang terus menangis dan posisi kepalanya berada di atas meja.

"loh Susi kenapa? Kok nangis?" tanya bu Ani.

Susi tak menjawab, ia tak bisa berkata apa-apa saat ini, yang dia bisa lakukan hanya menangis dan menangis.

"kalau sakit pulang saja nak" ucap bu Ani sambil mendekati dan mengusap kepala Susi.

Kali ini Susi menjawab dengan gelengan kepala pertanda ia tak mau pulang, ia tak mau jika orang tuanya tahu kalau dia sedang sedih, walaupun orang tuanya juga bakal tahu karena otomatis mata Susi akan sembab jika menangis terlalu lama tapi setidaknya orang tuanya tidak mengetahui saat dia menangis dan tak perlu repot menjawab banyak pertanyaan ibunya jika ia pulang lebih cepat.

"yaudah ke UKS aja ya, ayok Citra anterin Susi ke UKS ya" suruh bu Ani.
"Baik bu" jawab Citra yang langsung merangkul dan membantu Susi supaya ia bisa berdiri dan mengantarnya ke UKS.
"baik anak-anak kita lanjut pelajaran kita ya, silahkan keluarkan modul kalian" tegas bu Ani.
"baikk buu" seru anak-anak

Di bangku paling belakang Rendi berbincang pelan dengan Haris.

"itu pacar lu kenapa bro?" tanya Rendi

"bukan pacar gue lagi" jawab Haris

"hah, serius? Eh gue kemarin ngasih foto itu bukan nyuruh lu buat putus juga ya, siapa tau mereka cuma berteman atau apalah kasih kesempatan dia dulu setidaknya, bisa aja kita salah paham kan?" ucap Rendi pelan

"engga, semua udah jelas Ren, dia udah ngaku. Dia punya pacar selain gue, mereka udah pacaran sejak kelas tiga SMP. Gue ga nyangka ternyata gue cuma di jadiin selingan" keluh Haris.

"duh gue malah jadi ga enak nih bro, gegara gue nih semua jadi gini" sesal Rendi

"gapapa, gue malah mau berterima kasih sama elu, berkat lu gue jadi tau semua ini dan terhindar dari hubungan yang ga baik itu, untungnya lu langsung ngasih tau gue jadi gue belum jatuh terlalu dalem sama dia, sekali lagi thanks ya bro" ucap Haris dengan senyum.

"sabar ya bro" jelas Rendi sambil menepuk bahu Rendi.
Mereka berhenti mengobrol dan melanjutkan pembelajaran.

Saat jam istirahat tiba, Hanna dan gengnya seperti Nadia, Citra, dan Rani mengunjungi Susi yang masih berada di UKS. Setibanya di UKS Hanna dan teman-temannya langsung mendatangangi ranjang yang di tiduri Susi, kali ini Susi sudah tidak menangis lagi, dia hanya diam menatap langit-langit ruang UKS dengan mata yang sembab.

"sus, gimana keadaanmu? Udah mendingan belom?" tanya Citra

"eh kalian, udah agak mendingan kok" jawab Susi

"sebenarnya apa yang lu rasain Sus? Sebelah mana yang sakit?" sambung Rani

"iyaa lu kenapa sus, tumben. Biasanya juga kalo lu sakit ga sampai nangis gini" ucap Nadia

"kalo ada masalah, boleh kok kamu cerita ke kita-kita, kita kan sahabatmu" ucap Hanna sambil tersenyum dan menggenggam tangan Susi.

Akhirnya susi pun terang-terangan cerita kepada sahabatnya, ia bercerita tentang Haris dan hubungan mereka yang sudah pupus.
"gue di putusin Haris" jawab susi dengan muka sedih.

Rasa kaget dan tidak percaya di rasakan sahabat-sahabat Susi, mereka terus memberondongi pertanyaan kepada Susi seperti 'apa? Kenapa bisa terjadi? Apa yang menyebabkan itu semua? Kenapa Haris tega melakukannya?' Dan lain sebagainya.

"jadi sebenarnya aku udah ada pacar namanya Edo, kami sudah pacaran sejak kelas 3 SMP"

"bentar-bentar, jadi maksudnya Haris lu jadiin selingkuhan?" Hanna memotong pembicaraan Susi.

"bukan selingkuhan karena Haris juga ga tau kalo aku ada pacar, nah aku ga tau kenapa Haris bisa dapet foto ku sama Edo pas jalan ke mall kemarin. Harris langsung mengirim foto itu dan marah-marah lalu memutuskan hubungan kami secara sepihak, aku nyaman sama Edo tapi aku juga sayang sama Haris, aku belum siap kehilangannya. Tadi pagi aku berusaha ngobrol sama Haris tapi udah ga bisa, tangannya ku genggam pun udah ga mau, dia buang muka dan sepertinya dia membenciku" jelas Susi dan lagi-lagi air matanya menetes.

Rani, Hanna, Nadia dan Citra menggeleng kepala ga habis fikir sama temennya itu, tadinya mereka berprasangka buruk kepada Haris tapi ternyata prasangka itu tidak benar, mereka berdiam sejenak dan menghembuskan nafas perlahan.

"yaudah Sus, gapapa. Ikhlasin Haris, perasaan sayang dan nyaman itu tidak salah dan boleh dimiliki semua orang. Yang salah adalah ketika kamu nyaman dan sayang kepada orang lain padahal kamu sudah memiliki pasangan, itu sangat tidak adil dan ga baik jika tidak di akhiri" jelas Hanna

"iyaa Sus, itu tidak baik jika terus berlanjut dan ini mungkin memang yang terbaik buat kalian, buat elu biar lu bisa setia pada satu pasangan dan buat Haris biar dia tak merasakan sakitnya di nomor duakan" sahut Rani.

Bell menandakan jam istirahat telah habis berbunyi.

"Sus kami balik ke kelas dulu ya, kamu jaga diri baik-baik, buat istirahat aja jangan kebanyakan gerak" pamit Citra

"cepat sembuh ya Sus"ucap Nadia sebelum ia beserta teman-temannya meninggalkan ruangan UKS dan membiarkan Susi berbaring sendiri lagi disana.

Setelah meninggalkan UKS, mereka berjalan menuju kelas sambil berbincang

"ga habis pikir deh gue, bisa-bisanya Susi punya dua pacar gitu, gila kali tu orang" ucap Nadia kesal

"heleh kaya ga pernah jatuh cinta sama orang aja lu, inget berapa banyak mantan lu? Berapa banyak laki yang udah lu ajak jalan" kata Rani memutar balikkan fakta

"seengganya aku ga selingkuh ya, kalo aku suka sama yang lain pasti pacarku udah tak putusin dulu, ga ku ambil dua-duanya gitu" ucap Nadia membela diri

"namanya cinta emang bikin ribet buk" sambung Hanna

"aku ga nyangkanya Susi yang salah eh tapi dia juga yang nangis sesenggukan, walaupun ga merasakannya tapi kayanya itu bener-bener sakit banget gitu loh" ucap Citra bingung

"ya iyalah lu ga merasakan orang lu jomblo dari lahir, ga tau rasanya putus cinta dan patah hati hha" ucap Nadia sambil tertawa dan lari meninggalkan gengnya itu

"eh awas lu kalo kena gue jambak sampe botak lu Nad" teriak Citra sambil mengejar Nadia.

Rani dan Hanna tetap berjalan santai dan tersenyum melihat tingkah Nadia dan Citra.

only yoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang