Benarkah?

25 1 0
                                    

Yoona menutup matanya takut, ia berharap tidak diapa apakan.

Cessss

"Dingin? Apa ini? " batin Yoona mencoba membuka matanya, ternyata ada kakak kelas duduk disampingnya menempelkan minuman dingin dipipinya.

"Kamu pasti haus karena rambutmu dijambak, minumlah dulu" kakak kelas tadi menyodorkan minuman ke Yoona, tetapi Yoona menolak.

"Eh nggak usah kak, aku sudah bawa minum dikelas" tolaknya.

"Terima aja, apalagi jarak taman dan kelasmu lumayan jauh" dengan pasrah Yoona menerima minuman dari kakak kelasnya, dan meminumnya.

"Kenalin kakak namanya nya Park Sean kelas XI-B IPS"

"Eh iya salken kak, namaku Park Yoona kelas X-B IPA"

"Nih kakak bawain roti, kamu juga belum makan kan? " tawarnya.

"Nggak usah, mending rotinya buat kakak aja, kakak kan juga belum makan" tolak Yoona lagi.

"Yang penting kamu makan dulu, kalau kakak mah gampang" kukuh Sean.

"Yaudah, makasih ya kak" Yoona menerima tawaran Sean dan memakan lahap roti pemberian kakak kelasnya.

"Btw, kakak tau rambut aku dijambak darimana? " Yoona mengajak Sean mengobrol agar suasana tidak canggung.

"Owh tadi kakak nggak sengaja lewat, ngelihat kamu ngasih uang kemereka, jadi kakak mikirnya uang sakumu habis dan nggak bisa beli roti kesukaanmu" Yoona yang mendengarkannya melotot kaget, bagaimana bisa tau jika ia suka roti.

"Kamu pasti kaget kalau kakak tau semuanya" batin Yoona kakelnya cenayangkah? Kok bisa baca pikirannya.

"Kakak tau kamu, karena kamu salah satu murid terpintar disekolah ini, dan kamu sendirian yang masuk sekolah ini lewat jalur beasiswa" jelas Sean.

"Eh seterkenal itukah aku? "Yoona mengernyitkan dahinya bingung.

"Kamu sih, nggak pernah liat mading" kekeh Sean, benar sih Yoona nggak pernah liat mading, belum sampai aja udah diusir oleh murid lain. Alasannya badannya kotor penuh darah psikopat ayahnya, itulah inilah bla bla bla. Itulah yang membuat Yoona tak pernah melihat mading.

"Yoona, mau jadi pacar kakak nggak? " hah kakel nya nembak dia, tidak mimpikah Yoona.

"Mau nggak? "

"Tapi akukan hanya anak orang miskin, apalagi ayahku buronan polisi, apalagi kakak kapten basket pasti fans kakak banyak yang nggak suka" jelas Yoona malu dengan perilaku jahat ayahnya.

"Kakak tidak peduli, entah kamu anak psikopat, anak pelacur, anak preman kakak nggak peduli, kakak tau jika dikelurga ada yang perilakunya buruk, pasti masih ada salah satu anggota keuarga yang baik, contohnya ibumu dan kamu" jelas Sean membuat Yoona terharu, ternyata ada yang mau berteman dengannya meskipun langsung ngajak jadi pacarnya.

"Jadi, kamu mau nggak pacaran sama kakak? "

"Percayalah kakak dulu nggak pernah pacaran, walaupun kakak anak famous" senyum Sean, membuat Yoona semakin bimbang antara iya atau tidak.

"I..ya aku mau jadi pa..car kakak" gugup Yoona. Secara tak sadar Sean memeluk Yoona bahagia, ia berhasil mengejar cewek yang ia impikan. Pelukan Kak Sean terasa hangat dan tulus, Yoona pun refleks membalas pelukan pacarnya.

"Makasih ya udah nerima jadi pacar kakak" ucap Sean sambil mengusap pucuk kepala Yoona.

"Iya kak, tapi kalau ada yang nggak percaya kalau kakak pacaran sama aku gimana? " tanya Yoona ragu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Shadow Psycho [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang