vīgintī quattuor

1.4K 203 22
                                    

Hunshine Delight

ㅡpresentㅡ

• amor noster: vīgintī quattour

Merasa bahwa dirinya sudah makan cukup banyak, Felix memilih untuk berjalan-jalan ke sekeliling dalam diam sambil mengamati beberapa orang yang berhasil menangkap perhatiannyaㅡseperti Jisung dan Seungmin yang masih asik berdansa dengan bumbu-bumbu perdebatan. Langkah kaki Felix terhenti begitu ia menyadari bahwa dirinya melangkah ke pintu utama untuk berjalan, setelah menoleh kekanan dan kiri lalu menyadari bahwa ia tidak di perhatikan oleh siapapun. Felix berpikir bahwa tidak ada salahnya untuk pergi keluar, lagipula diam di dalam hanya membuatnya merasa sesak.

Dengan langkah mantap, Felix berjalan keluar aula.

Felix terus melangkah menuju teras aula dan berhenti di balik pagar pendek di samping tangga yang menjadi jalan menuju pintu utama aula. Felix meletakkan kedua tangannya di atas pagar lalu mendongak, menatap langit yang malam ini dihiasi oleh bintang-bintang. Bahkan pantulan cahaya dari bintang-bintang itu dapat terlihat di kedua matanya. Melihat sesuatu yang indah, tanpa sadar membuat Felix melukiskan sebuah senyuman diwajahnya.

"Hari ini bintang-bintang bersinar begitu terang...,"

Perasaan canggung, takut, khawatir, dan cemas yang ada dalam dirinya sejak melangkahkan kaki ke aula tadi seakan telah menghilang begitu saja hanya karena ia melihat bintang-bintang. Mungkin karena cahaya para bintang yang begitu terang tanpa sadar juga menerangi hati Felix yang diselimuti pikiran-pikiran negatif.

Setidaknya, untuk sekarang akhirnya Felix merasa lebih tenang dan damai malam ini.

Felix tentunya sama sekali tidak menyadari bahwa langkah mengendap-endap yang ia lakukan selama berada di dalam aula hingga keluar menuju teras telah diperhatikan oleh seseorang yang juga mengikutinya untuk pergi ke teras. Itu adalah seseorang yang memang sejak awal tidak bisa melepaskan pandangannya dari Felix—seseorang juga yang tidak pernah Felix sadari bahwa selalu memandanginya.

Setelah menyelesaikan dansanya dengan seorang gadis, tatapan mata Hyunjin langsung mencari-cari sosok Felix. Nyatanya, Hyunjin selalu menatap ke arah Felix yang sedang memakan kue meski ia tengah berdansa. Tapi, begitu melakukan putaran terakhir, sesaat ia kehilangan sosok yang menjadi afeksinya itu dan matanya pun kembali mencari-cari. Begitu ia berhasil menemukan Felix, seulas senyum tipis muncul di wajahnya.

Ia menikmati pemandangan dimana Felix diam-diam berusaha menyisihkan diri diantara kerumunan.

Seakan-akan pesta ini bukanlah tempat untuknya, tidak layak untuknya.

Senyuman Hyunjin menghilang perlahan, tatapannya sedikit menajam karena pemikirannya sendiri yang muncul selanjutnya.

Atau, sepertinya Felix memang selalu berpikir bahwa dirinya tidak layak berada di banyak tempat dengan orang-orang seperti Hyunjin.

Hyunjin sedikit tersentak saat menyadari bahwa Felix melangkah keluar dengan langkah mantap, dan tanpa disadari ia melangkah maju untuk mengikuti pemuda bermarga Lee itu.

Lalu, di sinilah Hyunjin. Terdiam di teras aula yang dingin karena angin malam dan menatap Felix yang menunjukkan raut bahagia dengan bintang-bintang di kedua matanya.

"Kamu selalu terlihat indah," bisik Hyunjin pada dirinya sendiri. Ia pun yakin bahwa Felix sama sekali tidak menyadari keberadaannya. Pemuda itu seakan hanyut dalam lautan bintang-bintang yang ada di langit.

amor noster; hyunlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang