OO.

734 119 9
                                    

'Tap'











'Tap'












'Tap'











Wajah kebingungan itu kini mulai frustasi. Tubuh yang seakan terombang ambing dengan tak tentu arah kini membungkuk lesu dengan memegang kedua lutunya. Deru nafas mulai tak beraturan disertai peluh yang juga turut mengalir dari pelipisnya.

Entah bagaimana dirinya bisa berada di tempat yang entah apa ini. Seperti ruangan dengan luas tak terbatas. Hanya kekosongan yang dapat dirasakannya.

Langkah kaki yang dengan gusar bergerak kesana kemari guna mencari jalan keluar nampaknya hanya menginjak lantai yang sama disetiap langkahnya.

"Teman-teman!" Suaranya pun nampak bergema dan menggelegar keseluruh penjuru ruangan. Sebenarnya ini tempat apa?

"Choi Soobin!"

Soobin menoleh. Menampakan sosok pria yang sangat dia kenali sedang tersenyum sambil melambaikan tangan tak jauh dari tempatnya. Dia tersenyum lega. Memutar langkah kakinya dan dengan cepat berlari menuju seseorang yang masih tersenyum manis disana.

Srrtt..

"Aku tahu aku tidak sendirian, Kak Yeonjun!" Soobin mengeratkan pelukannya pada pria yang ia panggil 'kak' itu. Menyalurkan rasa ketakutan yang ia rasakan.

Perlahan dia melepaskan pelukannya, menatap lekat manik coklat milik Yeonjun. Senyuman yang masih setia terpampang di wajahnya memberikan sedikit ketenangan untuk Soobin.

Tidak, sampai dia menatap siluet seseorang di balik tubuh Yeonjun. Nampak berdiri dengan memegang sebuah benda yang sudah diarahkan, Soobin mencoba memfokuskan kembali pengelihatannya. Pria berjubah hitam sedang menyeringai dengan sebuah busur dan anak panah yang siap di luncurkan.

Tunggu.

Arahnya...

'Jleb'

"KAK YEONJUN!"

Di tempatnya, Soobin membeku. Menyaksikan bagaimana sebuah anak panah berhasil menembus pelipis Yeonjun. Membuat darah segar mulai mengalir deras hingga membasahi sebagian wajah juga pakaiannya.

Dengan keadaan seperti itu, Yeonjun masih tersenyum. Seakan tak merasakan apa yang baru saja hinggap di kepalanya. Jika dibilang khawatir, tidak. Soobin lebih merasa ketakutan sekarang.

Keringat dingin mulai bercucuran. Soobin melepaskan pegangannya pada bahu Yeonjun dan mulai melangkah mundur. Senyuman Yeonjun luntur. Kini pria itu menatap Soobin dengan tidak santai dengan rahang yang mengeras.

Panik, Soobin mulai berlari tak tentu arah. Pengelihatannya memburam karna air mata yang sudah siap tumpah. Soobin mulai menangis , dia tak paham dengan situasi ini. Dia ingin keluar dan mengakhirinya.

"Soobin." Dengan suara berat dan rendah, Yeonjun mulai berlari mengejar Soobin yang tak jauh di depannya.























"Aku juga ingin keluar dari sini."




























"Selamatkan aku soobin."



























"TOLONG AKU CHOI SOOBIN!!!"













































































"Kak Yeonjun!!!!"

***kkum***

THE DREAM || TXTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang