▬ enam belas

3.8K 742 589
                                    

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

Poster, papan iklan serta media sosial tidak berhenti membicarakan mengenai gadis dewasa yang memodeli salah satu brand kosmetik terkenal dari Paris. Wajahnya yang dipoles dengan bedak sewarna dengan kulitnya, lipstik yang menempel cerah di bibirnya, dan kedua iris permatanya yang berhasil membuat orang-orang kagum. Nama (Last Name) (Name) menjadi perbincangan hangat. Angka kepopulerannya sebagai model meningkat, banyak yang menginginkan (Name) untuk menjadi model majalah mereka.

Di sisi lain, Kageyama yang sedang beristirahat dari latihannya, sedang melihat kembali foto (Name) pada majalah itu. Baju, riasannya, aksesorisnya itu menambah kesan kesempurnaan yang menurut Kageyama sulit untuk dideskripsikan. Kageyama menggelengkan kepalanya pelan, setelah pertemuannya dengan (Name) seminggu lalu. Dia tidak berhenti berpikir bagaimana pertemuan kedua mereka itu memberikan efek besar pada Kageyama.

Dia ingin bertemu dengan (Name) kembali dan mungkin mereka bisa bicara secara empat mata? Entahlah, Kageyama merasa dia membutuhkan kehadiran (Name) untuk mengusir rasa gelisahnya ini. Apalagi, setelah teman timnya memberitahu mengenai rasa suka yang terlihat jelas di mata Harumi Nana.

Percaya atau tidak. Kageyama tidak menyadarinya sama sekali. Dia sudah banyak menerima kalau orang-orang memandangnya tinggi atau memberikannya pujian. Dia sudah terbiasa mendengarnya. Tetapi, jika dipikir-pikir lagi, ketika (Name) yang memujinya rasa dalam dadanya itu menghangat dan terasa berbeda saja.

Makanya untuk meluruskan bahwa dia tidak menyukai Harumi, dia memutuskan untuk bertemu dengannya setelah latihan hari ini selesai. Pesannya itu dibalas cepat oleh Harumi dengan kata-kata yang bisa Kageyama bayangkan bahwa gadis itu sangat bersemangat.

"Kageyama! Yakin mau memberitahu gadis bernama Harumi itu soal perasaanmu?" tanya Hoshiumi. Dia bisa menebak kalau nantinya hati Harumi pasti hancur mendengarnya.

Kageyama menganggukkan kepalanya, "iya, daripada nanti akan mempersulit dirinya dan juga untukku. Lebih baik, aku katakan yang sejujurnya, iya 'kan?"

Ushijima ikut dalam pembicaraan mereka. "Kageyama-kun benar. Beritahu gadis itu."

Hoshiumi menatap kedua teman timnya yang sepertinya mereka tidak mengetahui apa yang terjadi nanti jika Kageyama bilang pada Harumi kalau dia tidak menyukainya. Hoshiumi menghela nafasnya pasrah, tidak memperpanjang topik.

Latihan harian Schweiden Adlers akhirnya selesai. Kageyama memakai jaketnya dan meresletingnya hingga ke lehernya, membuat bagian bawah bibirnya tertutup, dia juga memakai topi. Melirik ke jam yang ada di ponselnya, dia menunggu Harumi sampai di stadion tempat mereka latihan.

Suara sepatu hak tinggi yang mendekatinya membuat Kageyama melirik. Kageyama menegapkan tubuhnya lalu memasukkan kedua tangannya ke dalam saku.

"Kageyama-kun menunggu lama?" tanya Harumi dengan nada bersalah, dia takut jika waktu berdandan serta memilih dressnya untuk berpenampilan bagus di depan Kageyama ini malah berakhir tidak sesuai ekspetasinya.

𝐖𝐫𝐨𝐧𝐠 𝐍𝐮𝐦𝐛𝐞𝐫𝐬 | K. TOBIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang