▬ dua belas

4K 751 100
                                    

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

(Name) melihat gedung tinggi nan mewah di depannya. Dia tidak percaya sekarang dia berdiri di depan gedung perusahaan kosmetik Paris yang terkenal itu. (Name) mengeratkan lagi tas serta topinya dan mengikuti Manabe yang sudah berjalan di depannya.

Setelah bertemu dengan tim yang akan bekerja sama dengan (Name) dan Manabe. Mereka bilang kalau tema untuk fotonya akan dilakukan di luar ruangan. Lebih tepatnya di taman kota. (Name) agak gugup karena dia jarang difoto di tempat umum. Tentu saja, dia 'kan hanya model biasa?

Sampai di taman, mereka membawa (Name) ke tempat ganti untuk memakaikan bajunya yang ternyata baju lengan panjang tipis berwarna cream dan rok putih sampai paha. (Name) juga dirias sesuai dengan brand kosmetik yang akan mereka luncurkan. Seperti lipstick, eyeshadow, blush on dan lain-lain. (Name) berbicara dalam hati kalau pemotretannya kali ini akan memakan waktu lama. Melihat banyaknya kosmetik baru.

Keluar dari ruang ganti, Manabe melihat (Name) yang sudah siap dipotret itu langsung memujinya. "(Name)-chan sangat cantik!"

(Name) tersenyum kecil lalu menyelipkan helaian rambutnya ke belakang telinga. "Terima kasih, Manabe-san."

"Baiklah, semuanya dalam posisi!"

(Name) duduk di bangku taman yang sudah didandani dengan tanaman yang (Name) lihat sepertinya terbuat dari plastik. Merilekskan postur tubuhnya, (Name) membawa lipstick yang dipegang itu ke dekat matanya hingga menutup sebelah matanya dan membuka sedikit bibirnya. Mengikuti instruksi Manabe yang mengambil fotonya.

Sementara itu, Kageyama yang memakai hoodie berwarna biru tua yang sama seperti yang dia punya saat SMA itu, tengah melakukan aktivitas larinya, dia juga memakai topi didalam hoodienya, ingin menghindari penggemarnya jika ada yang menyadari kalau yang sedang berlari ini adalah Kageyama Tobio.

Ingin mencoba hal baru, rute lari Kageyama kali ini berbeda, dia berputar dari dorm Adlers dan pergi ke taman yang terdekat dengan dormnya. Sejauh ini, dua sudah dapat tiga putaran.

"Ganti posisi, (Name)-chan!"

Mendengar nama yang tidak asing untuknya. Kageyama menghentikan larinya dengan dada yang naik turun dan keringat yang meluncur turun ke wajahnya. Manik biru metalnya melihat (Name) yang tengah berpose di depan kamera.

Kageyama terpatung melihat (Name) yang berbeda dari pandangannya. Aura dan senyuman yang (Name) pancarkan terlihat lebih percaya diri. Ada beberapa orang yang juga ikut memotret (Name). Kageyama seharusnya ikut mengambil foto (Name). Sayangnya dia tidak membawa ponselnya hari ini.

"T-tunggu apa?"

Pipi Kageyama yang tertutupi hoodie itu memerah memikirkan perkataannya tadi. Kenapa dia mau mengambil foto (Name)? Banyak orang yang akan memberi pertanyaan padanya jika ada yang melihat ponselnya nanti. Terlebih lagi kakak perempuannya.

Menggelengkan kepalanya pelan, Kageyma menghela nafas lalu dia melihat (Name) kembali yang sekarang sedang duduk secara menyamping di bangku taman dengan kedua kakinya dia angkat dan punggungnya sedikit dia tekukan agar berdekatan dengan lututnya. Satu tangannya ada pada lutut dan satunya lagi memegang kosmetik yang entah apa namanya itu.

Ketika ujung bibirnya tertarik menyimpulkan senyuman dan mengedipkan sebelah matanya. Jantung Kageyama berhenti sesaat. Wajahnya semakin panas dan dia merasa kalau dia ingin melihatnya sekali lagi. Oh, apakah dia bisa memutar waktunya kembali?

"Selesai! (Name)-chan sangat terlihat indah di sini!"

(Name) berdiri dari tempatnya lalu mendekati Manabe yang sedang memberikan pujian pada foto yang tiap dia ambil. (Name) ikut senang melihat hasilnya juga, meski terasa melelahkan, setidaknya dia sedikit bersenang-senang.

(Name) mengangkat kepalanya dan melihat ke sekitar kalau banyak orang yang berada di taman ini ikut mengambil fotonya. Meski di luar (Name) terlihat tenang, dalam hatinya (Name) ingin segera menjauh dari keramaian. Dia tidak terbiasa menjadi pusat perhatian.

Iris (eye color)nya menangkap seorang lelaki yang memakai hoodie biru tua yang menatap ke arahnya. (Name) memasang wajah bingung karena merasa semakin gugup dilihat seperti itu. Namun, tidak lama kemudian dia sudah berlari dari taman. (Name) tidak bisa melihat jelas wajahnya karena tudung hoodienya yang menutup sebagian wajahnya. Apalagi, jarak mereka agak jauh.

"(Last Name)-san?"

Merasa namanya dipanggil, (Name) berbalik dan melihat gadis yang tadi membantunya merias, menyuruhnya segera mengganti baju untuk sesi kedua pemotretan mereka.

(Name) menganggukkan kepalanya dan mengikuti gadis itu ke ruang ganti.

☁️

(Name) melempar tubuhnya ke atas ranjang dengan helaan nafas gusar. Akhirnya dia bisa merasakan ranjang yang dia rindukan. Setelah pulang dan membersihkan diri, (Name) ingin segera tidur.

Namun, rencananya gagal karena suara bel dari apartemennya.

Menggerutu kesal, (Name) berjalan malas ke arah pintunya dan belum sepenuhnya terbuka, (Name) sudah diberi pelukan dari Harumi.

"Nana! Bagaimana jika kau penjahat dan aku sudah memukulmu duluan?" ucap (Name) sambil memutar bola matanya malas.

Harumi hanya tertawa mendengarnya, "(Name)-chan tak akan pernah melakukan itu padaku~" jawabnya dengan nada nyanyian.

"Terserah. Ada apa kemari?" tanya (Name) yang sudah duduk di atas sofanya.

Harumi membuka sepatunya dan meletakkannya di dalam rak sepatu. Dia menyilangkan kakinya di atas sofa dengan tangan yang menangkup kedua pipinya yang memerah. (Name) menatap Harumi aneh, karena dia takut jika dia membukakan pintu pada hantu yang menyerupai Harumi.

"Aku sedang suka seseorang, (Name)-chan!" ucapnya diakhiri dengan teriakan senang.

"Oh? Siapa lagi ini?" tanya (Name) bosan. Jangan salah sangka, Harumi sering menceritakan cerita cintanya dan (Name) sudah bosan mendengarnya karena hubungannya selalu berakhir.

"Kali ini dia tipe yang kuinginkan!"

"Aku pernah mendengarnya tiga bulan yang lalu," ucap (Name) cepat.

Harumi memukul bahu (Name) pelan, "tidak, kali ini aku merasa dia adalah orang yang tepat untukku. Aku yakin, (Name)-chan juga tahu siapa dia~"

(Name) tidak mengingat memiliki teman lelaki yang mempunyai standar yang diucapkan Harumi. "Siapa memangnya?"

"Kageyama Tobio dari Schweiden Adlers!"

Kantuk (Name) hilang dari badannya setelah mendengar nama Kageyama diucapkan Harumi.

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

{ bersambung }




































hika gak siap kalau tinggal beberapa chapter lagi haikyuu bakalan tamat 😣

𝐖𝐫𝐨𝐧𝐠 𝐍𝐮𝐦𝐛𝐞𝐫𝐬 | K. TOBIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang