Chapter 16

920 78 7
                                    

Mila POV

Aku mulai jengah melihat Daniel terus mengikutiku, jujur saja aku merasa risih dengan antek-antek dibelakangnya.

"Niel, bisakah kalian meninggalkanku sendiri? Aku ingin makan es krim dengan tenang. Dan katakan pada Kevin, berhenti menyuruh kalian untuk menjagaku. Aku bisa menjaga diriku sendiri. Aku hanya ingin menikmati quality time dengan diriku sendiri hari ini," Akhirnya aku memilih untuk menegur mereka karena aku sudah seperti seorang mafia, dengan banyak orang berjas hitam yang mengelilingiku.

"Maaf Nona, tapi saya tidak bisa menolak tugas dari tuan muda,"

Benar kan?

Pengawal-pengawal tidak tahu diri ini memang tidak bisa diajak kerjasama.

Karena tidak ingin menjadi pusat perhatian, aku hanya memberikan senyuman andalanku.

"Baiklah. Tapi tolong beri jarak agar aku bebas melakukan kegiatanku. Lihat! Banyak orang yang menatap kita,"

Aku mencoba untuk memberikan pengertian pada mereka, “Niel, tolong. Aku sudah menyuruhmu untuk memberi jarak kan? Setelah ini aku akan pulang. Tetapi sebelum itu, kita mampir membeli beberapa bahan dapur lebih dulu,” Jelasku.

“Baik, Nona,”

Akhirnya setelah beberapa kali aku memberi peringatan, mereka berpindah dari tempat mereka dan berpencar ke segala arah, tetapi aku tidak memperdulikannya.

Yang terpenting, sekarang aku bisa memakan es krim dengan tenang.

*****

Aku melihat ekspresi wajah kesal Kanaya.

Ya, sekarang aku sedang bersamanya.

Setelah seharian aku berkutat dengan para pengawal kurang kerjaan itu, akhirnya Kanaya membawaku pergi.

“Kak, mau makan?” tawar Kanaya.

Tetapi aku menggeleng, Tentu saja, kan aku sudah makan tadi.

Shopping?”

“Terserah kamu deh,” ucapku, sekenanya.

Okay, Let’s go!” Kanaya menarik tanganku masuk ke dalam mobil, lalu kami segera menuju pusat perbelanjaan.

Aku menatap Kanaya yang tampak serius dengan ponselnya, sepertinya dia mendapat pesan dari seseorang.

Ya, karena mataku minus, aku tidak bisa melihat Kanaya sedang membaca pesan dari siapa.

Dan karena rasa penasaranku sudah mencapai ubun-ubun, aku memilih untuk bertanya padanya.

“Ini dari manajer kak. Besok pagi, aku memiliki jadwal pemotretan di Jerman,” jawabnya.

Dahi ku mengkerut bingung.

Kevin pergi ke Jerman bersama Kanaya.

Apa mungkin ada sesuatu yang mereka sembunyikan dariku?

Ah, kenapa aku jadi negative thinking seperti ini.

“Terus kamu flight jam berapa?” tanyaku, basa-basi.

“Mungkin nanti malam, kak”

Aku mengangguk dan terdiam sebentar. Lalu entah kenapa, tiba-tiba hal gila terlintas di otakku.

Haruskah aku mengikuti Kanaya?

Tetapi para pengawal sialan itu tidak akan mungkin membiarkanku pergi.

Lihat saja. Bahkan saat ini pun, mereka tetap mengikutiku meski aku pergi bersama Kanaya.

“Kenapa kamu menatapku seperti itu?” tanyaku, saat menyadari bahwa Kanaya menatapku dengan intens.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LOVE by ACCIDENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang