02. Eh Dia Lagi

546 116 44
                                    

Up!

HI! Happy people!

Sedikit pendek... takut kalian bosan hehe. Saya masih dalam mood yang menggebu-gebu untuk menulis sebenarnya, tapi terhalang persiapan pkkmb online yg sungguh menguras emosi dan kesabaran saya.

Bayangkan... pkkmb online... dmna semua melalui online, download apk di saat internal dying... nanti disuruh donlot bbrp video bimbingan yang durasinya 1-1.5 jam. MEMO SAYA APA KABAR WOY ITU UKURANNYA BERAPA RATUS COBA HUWAAA???? 😭😭😭

mana hp kentank pula, belum bisa beli lappy... rasanya kaya blm siap gitu jadi maba 😭 mana saya kalo di grup maba kampus tuh ya paling gaptek 😭 paling ga ngerti apa2... sedih saya tuh 😭

Manusya purba yang hidup jaman sekarang? Saya orangnya. Dahla. Doain semoga pkkmb saya lancar terus ya... dan bisa cepat2 beli lappy... saya nda mau nyolong huhu 😭

Maap saya curhat 😭

Happy reading...



























💚🔙💚
•••

"Mbak kenapa nangis?"

Kamu yang mendengar suara Jisung dari arah belakangmu pun sontak menoleh, menatapnya heran. Kamu barusaja duduk di kursi makan sambil menunggu Jisung untuk sarapan bersama di senin pagi yang cerah ini, omong-omong. Kamu memasaknya pagi sekali, kebiasaanmu sejak hidup mandiri di rumah ini. Selesai memasak dan menatanya di atas meja makan, kamu membersihkan badan dan bersiap untuk bekerja. Lalu kamu dan Jisung akan sarapan bersama sebelum sama-sama berangkat.

Dan Jisung sudah siap dengan seragam sekolahnya, begitu pula kamu yang juga siap ke kantor.

"Nangis? Mbak gak nangis ini lho, dek. Aneh-aneh aja kamu tuh." Responmu heran, lantas bergerak meraih piring dan mengambilkan Jisung nasi serta lauknya.

Jisung mengambil duduk di sampingmu, menatapmu yang masih tidak mengerti akan pertanyaannya dengan sedikit menuntut akan jawaban.

"Mbak?" Panggilnya lagi.

Kamu letakkan piring berisi nasi dan lauk itu di depannya, kamu tatap dia jengah, "apa lagi? Sarapan tuh, jangan ngawur mulu. Wong Mbak gak nangis gini kok ditanya--"

"Kemarin, sepulang dari belanja. Juga semalem, waktu Mbak masak makan malem kita. Dan Jisung yakin Mbak juga nangis di kamar. Jisung tau Mbak nangis meskipun gak ada suara, Jisung tau kalau Mbak lagi ndak baik-baik aja." Potong Jisung cepat.

Ya, dia sudah 17 tahun, tentu sudah mengerti situasi tanpa harus mendapat penjelasan terlebih dahulu. Adikmu ini, sudah beranjak dewasa.

Kamu tertegun sebenarnya saat mendengar bahwa Jisung tau kamu menangis kemarin dan semalam. Karena, seingatmu, saat kamu tiba di rumah sepulang dari minimarket dan insiden itu, kamu tidak melihat keberadaan Jisung. Juga, kamu ingat Jisung sedang belajar di kamar saat kamu memasak makan malam.

Itu artinya, kamu tidak bisa menyembunyikan apapun lagi dari adikmu sendiri. Karena dia sudah mengerti, sudah waktunya untuk mengerti.

"Oh.. itu...." jawabmu berusaha untuk santai. Sambil mengambil porsi sarapan untukmu sendiri.

"Bilang ke Jisung, Mbak kenapa?" Pintanya tanpa menghiraukan seporsi menu sarapan hari ini yang sudah tersaji di meja depannya.

Kamu menghela napas, "Kangen Bapak Ibuk, dek." Jawabmu kemudian.

Marriage Life 🔙 2'nd Chance with HenderyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang