Prolog

11 2 1
                                    

Flashback

Terdengar suara tangisan lirih di balik gudang kediaman keluarga Krisna, suara yang sulit terdengar itu bergetaran dengan menyebut "Papa, mama" sedangkan dibalik pintu kamar seorang anak terdapat dua insan yang sedang bercumbu di ranjang.
Kedua sepasang kekasih itu mengabaikan seorang anak dibalik pintu gudang, mereka hanya asik bermesraan.

Wanita yang sedang berada di balik selimut putih sedang mencapai orgasmenya atas pria yang sedang berbaring di atas tubuhnya, begitu nikmat mereka rasakan keintiman itu sampai melupakan bahwa waktu  sudah menunjukkan jam 7 malam, sudah waktunya tuan rumah kembali.

Mereka begitu bergairah sampai-sampai ada dua pasang mata yang sedang memergoki mereka.
Sepasang suami-istri majikan dari pengasuh wanita itu menarik pria yang sedang menindih di atasnya, lalu

Bruk bruk! *suara hantaman keras
Dipukulnya-lah pria asing yang sedang ada di kamar putranya.

Pria itu tak dapat melawan karna terkejut sampai ia dipukul pingsan.

"Dimana putra saya?" Tanya sang majikan pada pengasuh putranya. Wanita pengasuh itu hanya terdiam ketakutan kepada dua majikannya yang telah melihatnya bersetubuh dengan kekasihnya.

"Dimana putra saya!" Bentak sang majikan

"Di gudang pak." Beritahu pengasuh putranya

"Bodoh!"

Sepasang suami istri itu sedang turun dan menuju gudang rumah, sampai di sana mereka langsung menyalakan lampu gudang dan dilihatnya-lah putra tunggalnya sedang menangis ketakutan

"Papa... mama... hiks hiks" tangis bocah tujuh tahun yang sedang ketakutan.
Pria dan wanita sepasang suami istri itu, yang tadinya terkejut melihat putranya ketakutan pergi menghampiri bocah malang itu

"Abram? Tenang sayang." Peluk kedua orang tuanya.

Flashback off

Ruang Manager
"Bu Sara? Boleh saya masuk?" Tanya seorang pegawai di balik pintu ruang manager

"Masuk aja Ste." Pinta Sara di dalam ruangan
 
Kriek *suara pintu kaca buram yang terbuka

"Bu ini saya bawa hasil konsep devisi pemasaran" sambil Stevanie menyodorkan berkas dengan map merah ditangan. Sara langsung mengambil dan memeriksanya untuk memastikan bahwa anak buahnya sudah melakukan pekerjaannya dengan baik

"Bagus Ste. Ide kalian bagus, mungkin saya akan mengajukan permintaan kenaikan gaji buat devisi pemasaran" Goda Sara pada pegawai bawahannya itu

"Hehe... beneran bu?

"Ya gak lah." Stevanie merasa ciyut hatinya setelah dengar penolakan Sara

"Yaudah bu saya balik ke tempat saya" Stevanie langsung meninggalkan tempatnya berdiri setelah Sara mengangguk.
Belum sempat keluar, ia hanya membuka pintu dan meboleh ke Sara
"Gak jadi naik ya bu?"

"Ste???"

"Yaudah saya keluar dulu ya bu."
Stevanie pergi meninggalkan ruangan Sara dan menutup pintu perlahan, ruangan kembali sunyi dan Sara harus kembali bekerja

"Kerja mereka bagus sih, tapi kayak ada yang kurang gitu:v"

Ruang karyawan
Kriiing! Kring! *suara telpon kantor

"Selamat pagi dengan perusahaan Jiko Cosmetik ada yang bisa saya bantu?"

"Pagi! Saya Randy, skretaris dari Bu. Dea bisa saya bicara dengan Bu. Sara?"

"Baik pak. Saya sampaikan, mohon ditunggu sebentar ya pak."

Karyawan yang mengangkat telpon tadi langsung menuju ke ruangan manager untuk bertemu Sara

"Permisi bu boleh saya masuk" suara dibalik pintu yang meminta izin pada atasannya

"Boleh."

"Ada telpon dari sekretaris Bu. Dea yang ingin bicara dengan Bu. Sara." Sambil menyodorkan telpon yang sedang ia bawa, lalu Sara langsung mengambilnya dan memberi aba-aba agar karyawannya segera kembali

"Halo!"

"Akhirnya bisa denger suara kamu. Aku kangen banget sama kamu Sar."

"Paan sih? Nelponmu gak penting tau gak? Aku kira Bu. Dea komplain mangkanya aku sendiri yang angkat. Lain kali jangan pake telpon kantor donk."

"Yah habisnya kamu aku telponin gak di angkat-angkat. Kan aku kangen sama pacarku."

"Yaudah minggu depan ketemu, klo minggu ini kerjaanku banyak."

"Siap Ratu! Tapi tahan gak tuh kangennya?"

"Enggak."

"Cie nggak tahan..."

"Nggak kangen maksudnya! Udah ah aku mau lanjutin kerja Ren."

"Cuek banget sih ama pacar? Yaudah... semangat Sara kerjanya!!! Love you"

"Hem iya." Sara langsung mematikan telponnya karna tak ingin membuang waktu dan menunda pekerjaan.

Sara adalah seorang yang perfectsionis dan selalu kaku dalam mengungkapkan perasaan sampai-sampai pacarnyapun di cuekin karna pekerjaan. Kehidupan Sara seolah hanyalah bekerja, tak ada waktu untuk menikmati hidup karna katanya "menikmati proses menghasilkan uang adalah yang paling nikmat" tak heran sih, karna Sara telahir dari keluarga yang tak cukup mampu untuk memenuhi semua kebutuhannya. Orang tuanya yang selalu memanjakan kasih sayang pada Sara, karna tak mampu memberi kelebihan materi membuat Sara bekerja keras membahagiakan mereka dan membanggakan orang yang telah berjasa padanya, sampai-sampai Sara lupa bahwa... tak ada yang gratis di dunia ini.

Hai guys!!! Karna hari ini masih libur pandemi dan aku gabut jadi aku pengen sering-sering up🌝

Ini tuh sebenernya prolog yang sebenernya, yang kemarin aku gantu Sinopsis aja ya😂

Happy reading bebsq😚

Jangan lupa follow akun wattpad dan Instagram aku @100presenttrust klo mau minta follback komen aja, klo gak DM ya 🤗

Mari saling mendukung karya, aku juga mau baca karya-karya kalian♡

I don't want to say I loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang