(01) Awal Yang Buruk

13 0 0
                                    

Tak..tak..

Suara langkah kaki itu terdengar bergema dilorong-lorong Museum. Wanita itu tampak gagah dengan gaun panjang nya. Dengan rambut hitam pekat yang di sanggul dan  memakai topeng dansa, juga parfum wangi mawar yang menyengat, semakin membuat diri nya mencolok. Diri nya pun membawa koper besar yang entah tak tau guna nya untuk apa.

Tidak. Wanita bukan ingin pergi ke pesta dansa sekarang.

Langkah nya berhenti ketika memasuki satu ruangan yang penuh dengan ornamen kuno yang penuh nilai. Menyisakan diri nya dengan seorang gadis muda berumur 20-an yang berprofesi sebagai pengawas Museum.

Gadis itu menyadari kalau sedari tadi ada wanita yang masuk ke ruangan yang ia sedang awasi. Ya, itu pekerjaan nya untuk menjaga apakah barang-barang museum itu ada yang kotor, hilang, atau rusak.

"nona, apa yang kau lakukan malam-malam begini. pengunjung seharusnya tidak boleh datang pada jam seperti ini" tanya gadis itu sambil mengecek ornamen-ornamen kuno. Ia tak melihat ke arah wanita itu. Sedikit tidak sopan memang.

Wanita dihadapan nya hanya diam tak berkutik. Memandangi gadis itu dengan sorot mata yang datar.

"nona kau dengar aku kan?" tanya nya lagi untuk kedua kali nya. Kali ini ia memalingkan pandangan. Melihat wanita itu dari ujung kepala sampai ujung kaki. Raut wajah nya berubah seketika, ia benar-benar curiga pada wanita itu. Penampilan yang aneh, pikir nya.

Dan masih saja, wanita itu tak melontarkan satu pun kata-kata. Gadis itu mulai tampak kesal, dan berniat menghubungi keamaan Museum. Ia segera merogoh saku celana nya, mengambil telepon seluler.

Dor!...

Bunyi tembakan tanpa peringatan itu terdengar jelas di telinga nya. Suara nya benar-benar keras, hampir saja membuat nya tuli.

Tes...

Tes...

Seketika ada yang menetes dilantai, itu darah.

Gadis itu meringis menahan sakit. Ya. Wanita itu menembak tangan nya tanpa aba-aba apapun. Membuat nya terkejut setengah mati.

Tak!

Telepon seluler nya jatuh ke lantai. Ia tak kuat memegang nya lagi. Tangan nya kini sudah berlumuran darah. Sial nya, peluru itu menembus pergelangan tangan nya. Tepat di nadi nya.

Gadis itu memegang pergelangan tangan nya, berniat menghambat darah nya agar tak keluar terlalu banyak. Tapi seperti nya itu tak ada gunanya.

Ia berlutut sambil meringis. Menahan sakit yang ia rasakan. Rasa perih, pedih, dan panas berkumpul menjadi satu. Ia tak kuat  menahan tangis. Bulir-bulir air itu jatuh perlahan dari manik mata nya.

Ia benar-benar kacau sekarang.

Tap..tap..

Suara tapak kaki itu berhenti di tepat hadapan nya. Ia mendongakkan kepala, mendapati wanita itu bersama senjata api yang sedang diarahkan ke kepala nya.

"non–"

Dor!

Satu tembakan menembus kepala nya. Membuat nya tidak bisa memohon maupun berbicara lagi.

Nyawa nya melayang seketika. Bahkan tak sempat berteriak minta tolong. Gadis itu pun jatuh ke lantai, membuat suara dentuman yang cukup keras.

Dan setelah itu hening pun menyapa, hanya ada suara aliran darah yang mulai merambat memenuhi lantai.

Wanita itu berlutut, mengecek apakah korban nya ini masih bernyawa atau tidak. Ia pun tersenyum tipis ketika mendapati korban nya sudah tiada. Raut muka nya tidak menunjukkan apapun, tapi di dalam hati nya ia sedang berpesta pora.

ROSETTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang