Part 4 - Sebuah Bekal

118 14 4
                                    




     Pagi ini Haechan lagi-lagi mengantuk sebab semalam ia pergi ke kelab menemani Renjun. Masih pukul enam empat puluh, dan dia barusaja selesai mengantarkan rutinitasnya ke kelas Mark.

Haechan mengucek matanya suntuk, lingkaran hitam dibawah matanya terlihat jelas. Baju seragam press yang mencetak tubuhnya itu ia baluti dengan jaket denim hitam. Tas peach kesukaannya ia sampirkan dilengan kanannya.

“Dor!”

Bahu Haechan agak tergoyang.

Haechan mendengus sebal dan melengos maju. Yang tadi itu, Yangyang.

“Wih tumben nih bangun pagi.” sapanya membuat Haechan memutarkan bolamata malas.

“Gue mah daridulu bangun pagi, elo tuh yang tumben.”

Yangyang terkekeh. Cewek kurus itu memakai tas ransel hitam cowok berukuran sedang, rok selutut miliknya dilapisi legging hitam panjang serta sepatu boots yang sering dipakainya. Tipe-tipe wanita yang tak memperdulikan penampilan.

Yangyang merangkul bahu Haechan yang lemas.

Barusaja hendak berbelok dianak tangga lantai tiga langkah mereka jadi terhenti.

“Eh Haechan, Pagi” sapa Lucas.

Disana ada Mark dan Jeno.

Tapi, disana juga ada Jaemin!

“Oy Cas” Yangyang menyahut.

Yangyang mendorong bahu Haechan agar melanjutkan langkah mendekati keempatnya.

Haechan mengulumkan bibirnya. Hatinya kini seperti panas.

“Ini Mark untukmu.”

Haechan melihat dengan jelas ekspresi Jaemin yang menciut malu-malu di depan Mark sambil menyodorkan sebuah kotak bekal dengan tutup warna biru.

Mark tersenyum singkat dan mengambil uluran itu.

“Makasih ya.”

Jaemin mengangguk dengan rona merah di pipinya.

“Aku duluan.” katanya pada ketiga pemuda disana.

Setelah Jaemin berlalu Lucas lantas angkat bicara.

“Ah ini Chan, tadi katanya si Jaemin mau kasih makanan buat Mark, ucapan terima kasih kemarin bantuin dia di perpustakaan.”

“Oh...” ucap Yangyang mewakili Haechan.

“Lo sih gak kreatif, tuh anak pinter, ngasih nya bekal, lah elo? Susu roti sama tisu. Gak bisa masak lo?” tatar Jeno sadis.

Lucas menepuk bahunya menyadarkan disusul gumaman Jeno yang berkata tak sengaja.

“Hm, sorry yah, gue emang gak kreatif kayak dia.”

Mata Yangyang dan Lucas membulat kala mendengar Haechan.

Apalagi melihat Haechan menarik lengan Yangyang hendak pergi.

Meninggalkan Lucas dan Jeno yang jadi ternganga heran dan Mark dengan wajah datar andalannya.

Mark berjalan berlawanan dengan Haechan menuju kelasnya di lantai dua.

Lucas dan Jeno tersentak. Lagi-lagi Mark meninggalkan mereka.


TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

bubbly; markhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang