Mengikutinya

7 0 0
                                    

****

Apry terus membaca buku itu, hingga tanpa sadar ia sudah berada di halaman terakhir buku itu, di mana terdapat foto ia bersama Anti untuk terakhir kalinya sebelum ia pergi ke luar kota. Tersirat dalam pikiran Apry untuk memberitahu Anti mengenai buku ini, ia berharap buku ini akan menjawab dan menjelaskan semua hal tentang dirinya dan perasaannya pada Anti.

Ia tahu bahwa Anti mungkin tidak ingin bicara kembali dengannya, ia juga tahu bahwa Anti sudah sangat kecewa dengan dirinya, namun tekadnya sudah bulat, ia tetap ingin menemui Anti kembali untuk memberikan buku itu. Apry menutup buku itu, dan mulai memejamkan matanya untuk beristirahat.

****


Keesokan harinya Apry pergi ke rumah Anti pagi-pagi, namun ia tidak masuk untuk bertemu Anti melainkan  menunggu Anti dari luar. Beberapa menit kemudian Anti keluar dari rumahnya dan duduk di ayunan yang ada di halaman rumah Anti, seperti sedang menunggu seseorang. Hari itu Anti terlihat berbeda, ia tidak menggunakan make up atau polesan bedak di wajahnya, namun pakaiannya sangat rapih.

"Kenapa dia nggak make up? Biasanya dia bedakan atau pakai lipstik," batin Apry diam seraya mengintip Anti dari dinding samping rumah Anti.

Tak lama sebuah mobil berhenti di rumah Anti, ia sangat tahu dan hafal dengan mobil itu. Pria itu turun dari mobil dan disambut dengan senyuman oleh Anti yang segera berjalan mendekatinya.

"Kamu nggak make up?" tanya Pria itu yang tak lain adalah Ran.

"Menurut kamu?" balas Anti tersenyum.

"Masa iya? Nggak percaya." Ran mencubit pipi Anti dan mengusapnya untuk membuktikan bahwa Anti tidak menggunakan bedak.

"Betul, kan?" tanya Anti.

"Masih belum yakin, soalnya sama aja mukanya." Ran mengusap kembali wajah Anti dan menarik pelan hidung Anti.

"Sekarang aku tambah nggak percaya, ini muka apa gorengan? Minyak semua," canda Ran disertai tawa yang membuat wajah Anti cemberut.

"Biarin, katanya lebih suka natural, yaudah saya masuk lagi mau make up." Anti mulai kesal dengan Ran.

"Jangan, kamu tetep percaya diri, kan tanpa make up?" Tanya Ran kembali.

Anti mengangguk pelan dan memberikan senyuman, Ran pun membalas senyuman itu dan membuka pintu mobilnya untuk Anti. 

Sementara Apry yang melihat hal itu seketika menjadi lemas, ia bingung bagaimana bisa Ran bersikap sangat lembut pada Anti. Ran memang sudah berubah penampilannya pun menjadi lebih rapih, gaya bicaranya menjadi lembut tidak seperti sedang bicara dengan teman. Dan yang lebih membuatnya cemburu adalah mereka terlihat begitu bahagia.

Apry menghidupkan mobilnya dan mengikuti mereka berdua, ia seperti penasaran dengan  Anti dan Ran yang sepertinya sangat dekat. Mereka berhenti di sebuah rumah makan sederhana, pertama kalinya ia melihat Ran mau makan di tempat yang sederhana seperti itu, maka ia pun ikut turun dengan menggunakan topi dan kaca mata agar tidak diketahui.

"Kamu mau makan apa?" tanya Anti.

"Aku apa, ya."  Anti terlihat serius membaca buku menu itu.

Jodoh Yang TertundaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang