🌔

456 65 27
                                    


-04-
"And yet they were happy"

Sekarang hampir setengah tahun Chan mengenal Minho

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekarang hampir setengah tahun Chan mengenal Minho.

Dia sudah tau kurang lebih bagaimana kehidupan Minho, tipe pria idealnya, makanan kesukaan, dan jadwal kegiatan Minho?

Bisa dibilang begitu.

Minho merupakan seorang pramuwisata lokal. Dia bekerja sudah cukup lama pada salah satu perusahaan yang bergelut di bidang perkapalan, khusus nya kapal pesiar.

Tidak heran, Chan bertemu dengan Minho saat dia berlibur dengan menggunakan kapal pesiar.

Menurut Chan, Minho sangat suka dengan laut dan kapal. Dibuktikan dengan seluruh ornamen rumahnya yang penuh dengan pernak-pernik lelautan dan perkapalan. Seperti dia menggantung sebuah ornamen pada pintu masuk rumahnya

Contoh lain yaitu, yang mungkin sudah beribu-ribu kali Chan menontonnya sampai dia sendiri sudah hafal apa yang dikatakan sang pemain dan adegan selanjutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Contoh lain yaitu, yang mungkin sudah beribu-ribu kali Chan menontonnya sampai dia sendiri sudah hafal apa yang dikatakan sang pemain dan adegan selanjutnya.

47 Meters Down: Uncaged, film yang seharusnya menegangkan, bagi Chan sekarang dia malah menguap karena bosan.

Minho selalu memutarnya setiap hari, jika sudah selesai, dia akan memutarnya kembali. Begitu seterusnya.

Chan pernah bertanya "Untuk apa selalu menonton film yang sama setiap harinya?"

"Perasaan ku saat melihat lautan, sama seperti mereka yang ketakutan dalam lautan gelap dan serangan hiu. Senangnya, mereka berhasil selamat. Tapi aku masih belum"

Chan sendiri tidak mengerti apa maksud Minho, yang dia tangkap bahwa Minho punya masalah yang besar dan dia belum punya keberanian untuk menghadapinya.

"Chan! Kau melamun?" Minho menepuk kedua sisi bahu milik Chan.

"Oh astaga!! Kau mangagetkan ku"

"Hahaha, maaf maaf. Menunggu lama?" tanya Minho

"Tidak-tidak, aku bahkan baru sampai tadi" Dia menggaruk tengkuk belakangnya yang sebenarnya tidak terlalu gatal.

Bohong! Chan bahkan telah mencuci cangkir teh nya sendiri tadi.

"Ah benar. Aku hanya membawa beberapa helai pakaian, tidak apa kan?"

Hanya beberapa? Lalu untuk apa dia menghabiskan waktu sebanyak itu hanya untuk mengemasi beberapa helai pakaian? -batin Chan

"Chan! Chan! Bisa berhenti sebentar?!" Minho menepuk-nepuk pundak Chan dengan sedikit brutal

"E–ehh ada apa?"

Mereka berdua berhenti mengayuh. Minho langsung turun dari dudukannya.

"Pantat ku sakit" keluh Minho

"Hah?" Chan tidak paham maksud perkataan Minho.

"Disini, pantat ku sakit sekali, Chan" Minho menunjuk ke arah bokongnya.

"Ba–bagaimana bisa?"

"Sepeda ini sadelnya kecil sekali Chan! Ditengahnya juga bolong aku tidak nyaman!"

Chan menghela nafasnya lalu melihat sekeliling, penginapan mereka jaraknya masih jauh bila ditempuh dengan berjalan kaki.

Melihat Minho yang kesakitan, Chan juga tidak tega memaksa Minho mengendarai sepeda bersamanya.

Tiba-tiba terbesit sebuah ide dalam pikiran Chan.

Chan kembali menaiki sepeda mereka.

"Sini, duduk disini" Dia menepuk pahanya memberikan arahan pada Minho untuk duduk di kursi pangkuannya.

"Tapi... Bagaimana bisa mengayuh jika aku duduk disitu?"

"Bisa, duduk menghadap ku"

Minho menurut saja, dia sekarang telah duduk di pangkuan Chan, menghadap padanya.

Wajah mereka terlalu dekat, sehingga deru napas keduanya saling terasa.

"Siap pangeran kecil?"

Minho mengangguk.

Chan melajukan sepedanya dengan kencang, sehingga Minho otomatis memeluk Chan dengan sangat erat. Dia menenggelamkan kepalanya pada perpotongan leher sang dominan.

Tangan kiri Chan dia gunakan untuk menahan tubuh Minho agar tidak terjatuh.

"CHAAAANNN SIALAANN!!!!"

Mereka sampai di penginapan. Minho berjalan lebih dulu karena dia masih marah dengan kelakuan Chan tadi.

"Marah sih boleh, tapi gausah lucu gitu kali!!" Teriak Chan dari tempat parkiran.

"CHAN NYEBELIN!" Minho menghentak-hentakkan kakinya berjalan menuju lobby tapi itu malah membuat rambutnya berkibas lucu.

"CHAN NYEBELIN!" Minho menghentak-hentakkan kakinya berjalan menuju lobby tapi itu malah membuat rambutnya berkibas lucu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

mending pake nyebelin atau menyebalkan ya? tapi nyebelin lebih lucu buat Minho.

anw lanjut??

oh iya btw ini ceritanya lagi flashback gitu yaa

 ⌜ possess you ft. banginho ⌟ (on hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang