jay ; imagine(req) 🍉

1.2K 150 6
                                        

Request by ; vkajng binniemilky

Haii aku kembali setelah istirahat dua mingguan hehe, sorry kalo imagine ini lama bgt publish nya aku lupa ternyata masih di draft. Btw aku nyampur dua request disini berhubung sama-sama Jay jadi scenarionya aku gabungin dan tbh i think it's turns out kinda well ???

❝ ᴍɪᴅɴɪɢʜᴛ ❞

'song recommendation ;
if u could see me cryin' in my room_arash, raissa
coffee breath_sofia mills
the truth untold_bts

・₊˚✧ .˚🍉・₊˚✧ .˚

"Udah saya bilang jangan bolos kemarin kan? Liat sekarang gaji kamu kepotong 150 ribu, kalo kaya begini kita mau makan pake apa?" kamu meremas rok seragam bagian belakang sambil sebisa mungkin tahan air mata yang nyaris turun. "Cape saya ya hidup disini dibebanin anak kaya kamu! Disuruh kerja aja segala alesan banyak banget. Masih untung saya kasih tinggal disini, mending dariawal pergi aja kamu sama Papa keujung bumi!" Mama tiri kamu teriak sambil noyor kepala kamu untuk yang kesekian kalinya.

"Nanti aku ngomong ke kak Arin buat nambahin shift malem biar gaji aku ketutup Ma, maaf kemarin aku sakit kepala jadi langsung pulang dari sekolah," jawab kamu dengan suara sepelan mungkin.

"Lemah banget jadi anak, sakit kepala sedikit aja ngeluh! Udah sana masuk kamar, jangan harap ada makan malam buat kamu sebelum 150 ribu itu ditangan saya," lanjut Mama, jari telunjuknya mengarah ke tangga.

Lebih baik kamu tutup mulut dan nurut sama dia daripada berujung jeplakan merah bekas tamparan menghiasi pipi pucat kamu. 150 ribu menurut kamu memang uang yang banyak tapi ngga sebanyak itu sampai dilarang makan malam setelah sekolah dari pagi buta sampai matahari terbenam ditambah shift malam di kedai kecil dekat taman kota, malam ini juga turun hujan, apa Mama ngga iba liat kamu basah kuyup kedinginan? Berharap disambut sebuah pelukan dan secangkir teh panas justru diberi hadiah toyoran, makian, dan berujung harus menghabiskan malam tanpa sesendok nasi pun.

Kamu buru-buru menyeka air mata yang berkali-kali turun saat menaiki tangga dan melihat adik tirimu menyantap opor ayam hangat dengan lahapnya.

Saat pintu kamarmu tertutup, runtuh dinding pertahan yang kamu bangun sejak melangkah masuk kedalam rumah ini, atau lebih tepatnya neraka di bumi. Kamu ngga lagi menahan tangis, air mata yang dariawal di sangkal sekarang kamu biarkan turun membasahi pipi. Setidaknya setelah lelah menangis, kamu jadi lebih tenang dan dapat istirahat meski harus menghiraukan perut yang beteriak minta diisi.

・₊˚✧ .˚🍉・₊˚✧ .˚

Jam dari ponsel kamu menunjukkan pukul satu dini hari, rumah yang udah gelap menandakan orang-orang rumah sudah terlelap. Udah satu jam sejak lampu kamar kamu dimatikan tapi kamu ngga kunjung terlelap, ngantuk, mata kamu panas setelah buang-buang waktu untuk menangis, tapi ngga bisa tidur. Kamu menyibak selimut lalu duduk dipinggir kasur, memutuskan untuk baca novel supaya matanya cape.

Ngga lama kemudian kedengeran suara tok-tok dari arah jendela kamar, karena kamu penakut jadinya kamu langsung ngumpet dibawah selimut sambil ngintip sedikit-sedikit ke kaca. Setelah beberapa tok-tok lainnya, kamu mulai sadar kalo suara dari batu yang ngenain kaca kamu. Kamu menghirup nafas panjang, ngumpulin nyali buat jalan ke jendela.

Senyum kamu terukir lebar setelah melihat siapa pelaku yang ngelempar kerikil ke jendela kamar.

Buru-buru kamu buka jendela kamar, Jay lompat dari pagar balkon kamarnya lalu duduk di jendela kamu. Lelaki sebaya kamu ini salah satu dari sedikitnya manusia yang peduli sama keberadaan kamu. Belum lama kamu kenal Jay, diawal tahun keluarganya mengisi rumah kosong persis disamping rumah kamu dan ternyata Jay juga anak baru dikelas kamu jadi ngga perlu waktu lama buat kalian kenal satu sama lain dan akhirnya jadi teman.

wonderland ; I-LAND imagine book 🍒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang