Beno mencium tangan sang Mama, meminta restunya untuk menjemput Shafira kembali. Langit masih belum sepenuhnya terang. Fajar belum sepenuhnya terbit. Beno sudah bersiap untuk berangkat.
"Hati - hati di jalan ya, Ben !" pesan Mama, mengantar Beno ke mobilnya.
"Kalau nanti ngantuk, menepi dulu. Tidur, jangan paksain terus nyetir."
"Iya, Ma." Jawab Beno singkat, memasukkan barang bawaannya ke dalam mobil.
"Yakin nih nggak mau ikut ?" goda Beno, melirik Mamanya yang sedari tadi berdiri bersedekap di sebelahnya.
Mama menarik bibir kirinya, menatap Beno datar.
"Jemput calon menantu Mama, bawa pulang ke rumah. Nanti baru kita ke kota Shafira buat ngelamar." Jawab Mama lugas. Beno terkekeh, seyakin itu sang Mama untuk melamarkan Shafira buat diperistri Beno.
"Berangkat ya, Ma." Beno masuk ke dalam mobilnya. Mobil sedan hitam itu melaju perlahan meninggalkan pekarangan rumahnya.
Jalanan belum begitu ramai, Beno melirik jam digital yang menempel di dashboard mobilnya. Baru pukul tiga pagi. Perjalanan ke kota kelahiran Shafira lumayan panjang. Butuh lima jam untuk sampai di sana. Berbekal alamat lengkap dari Emily, dan panduan dari google maps, Beno membulatkan tekadnya untuk menemui Shafira. Sebelum segalanya terlambat dan Shafira makin sulit ia jangkau. Apalagi memikirkan segala kemungkinan yang bisa terjadi di sana tanpa sepengetahuannya. Mengingat ada sosok lain bernama Fabian membuat Beno semakin dirundung gelisah. Sejak kemarin berbagai pikiran terus mengusiknya. Salah satunya tentang hubungan Shafira dengan Fabian yang sama sekali tak Beno ketahui. Masa lalu Shafira yang pernah mengukir nama lain di hatinya. Apakah itu alasan Shafira begitu sulit Beno raih ?
Beno membelokkan mobilnya menuju jalan tol. Tangan kirinya menyalakan tombol pemutar musik. Ia butuh sesuatu untuk menepis rasa kantuknya. Hingga sebuah lagu milik penyanyi kesayangannya melantun merdu lewat MP3. Suara Glenn Fredly menemani Beno pagi itu.
Sengaja daku
Memberi ruang bagimu
Untuk memahami waktu
Tak ingin daku
Mengulangi cara yang sama
'Tuk mengerti tentang kitaLirik lagu itu seolah menggambarkan perasaan Beno saat ini. Senandung kecil meluncur dengan lancarnya dari mulut laki-laki itu. Beno begitu menikmati suasana sendunya.
Jangan paksakan bila rindu hilang makna
Mencari serpihan rasa percaya yang sirna
'Tuk kembali ke awal
Berikan 'ku alasan
Untuk tetap bersamamuBeno fokus menatap jalan lurus yang membentang di hadapannya. Tak mempedulikan beberapa kendaraan yang menyalipnya bergantian. Beberapa hari 'kehilangan' Shafira saja hidupnya sudah begitu kacau. Apalagi jika selamanya.... Beno menggeleng cepat, mengenyahkan pikiran buruk yang berkelebatan tiba - tiba.
Setelah lelah berharap
Berjarak dengan waktu
Semoga mendewasakan
Arti rasa satu itu
Berkaca kau dan aku...Beno sama sekali nggak pernah menyangka akan jatuh cinta seperti ini pada gadis bernama Shafira. Jatuh sejatuh-jatuhnya pada pesona gadis galaknya. Beno yang selalu dipuja-puja, justru ditolak mentah-mentah, bukannya patah semangat, ia semakin gencar mengejar Shafira yang sedari awal telah menyita seluruh ruang di hatinya. Membolak- balikkan kehidupannya.
Tak ingin daku mengulangi cara yang sama
'Tuk mengerti tentang kita
Jangan paksakan bila rindu hilang makna
Mencari serpihan rasa
Percaya yang sirna
'Tuk kembali ke awal
Berikan 'ku alasan
Untuk tetap bersamamu
KAMU SEDANG MEMBACA
Bentang Ganindra
FanfictionBentang Ganindra ? Siapa yang nggak kenal dia ? Muda, tampan, cerdas dan mapan. Beno, panggilan akrabnya, begitu di puja para wanita di rumah sakit tempatnya bekerja. Beno itu cool, penuh misteri. Membuat seluruh wanita penasaran dibuatnya. Seperti...