2. Populer

6 1 0
                                    

Keesokkan harinya Resa tidak telat masuk sekolah, mungkin karena kemarin hari senin jadinya jalanan macet dan juga Resa bangun lebih awal dari kemarin jadi ia sudah anteng-anteng saja sembari berjalan santai menuju gerbang dua yang sudah bisa dipastikan anak OSIS telah berjaga.

Tapi kali ini agak berbeda sepertinya, Resa melihat tiga orang yang berjaga di gerbang, bukan itu yang membuat ia aneh tapi kenapa tiga orang itu memakai rompi yang berbeda, yang dua berwarna maroon dan yang satu berwarna abu-abu muda. Terus perempuan yang pakai rompi abu-abu muda itu siapa? Kalau kata Inka yang pakai rompi beda warna itu anak penting sekolah sepertinya ia ketua OSIS. Soalnya kemarin liat cowo pakai rompi warna abu-abu tua ketua MPK, bisa jadi cuma beda warna. Yaa maaf aja Resa cuma tahu kata Inka soalnya ia tidak pernah memperhatikan secara saksama.

Dari sebelum memasuki gerbang kedua Resa buru-buru memeriksa dirinya sendiri, dari memakai sabuk, sepatu hitam, lalu kaus kaki di atas mata kaki, perihal gelang sudah sirna entah kemana, tak lupa memakai dasi walau hari selasa itu diwajibkan, dan ketika ia sudah merasa siap ia melihat lagi kaus kakinya yang ternyata sangat pas dimata kaki tapi itu mungkin bukan masalah toh bukan di bawah mata kaki ini, pikir Resa.

Resa dengan mantap melangkahkan kakinya menuju gerbang dan kelihatannya perempuan berrompi abu-abu muda itu melihatnya sinis sekali atau itu mungkin firasat dirinya saja kali ya dan juga tadi agak aneh ketika Resa berjalan mereka saling berbisik-bisik.

Ketika Resa hendak melewati gerbang seseorang mencekal pergelangan tangan Resa yang ternyata si rompi abu-abu muda dan membawa Resa menuju ruang OSIS sepertinya, entahlah Resa hanya punya firasat itu karena ulah kaus kakinya. Resa yang pasrah hanya diam dan mengikuti keinginan si cewe rompi abu-abu muda ini, tapi ia pikir tak seharusnya kan langsung ke ruang OSIS biasanya hanya mencatat nama dan kelasnya saja itupun di depan gerbang kedua.

Kejadian itu tak luput dari perhatian siswa-siswi yang berlalu lalang pasalnya se-melanggar aturan apapun siswa atau siswi di sini tidak pernah sama sekali ditarik seperti itu. Jadi, pasti mereka mengira kesalahan Resa sudah tidak bisa dimaafkan lagi. Resa yang merasa menjadi pusat perhatian pun gerah melihatnya ia tidak suka menjadi pusat perhatian begini,  langsung saja ia melepaskan tangannya dari cekalan si ketua OSIS. Sesil yang merasa kehilangan sesuatu menoleh dan terlihat Resa dengan wajah polosnya diam tak berkutik apapun.

"Kenapa dilepasin?"

"Kenapa gue harus ikutin lo?"

"Lo siapa?" lanjut Resa tetap bergeming.

Kini mereka sudah bukan lagi menjadi pusat perhatian tetapi sudah menjadi pusat tontonan. Bagi rakyat ghibah ini adalah momen emas, dan akan menjadi obrolan untuk satu minggu ke depan. kapan lagi melihat anak baru melawan sang ketua OSIS yang sudah dan sangat hafal tabiatnya bagaimana. Tapi walau begitu Sesil termasuk dalam jajaran cewek yang menjadi tipe idaman oleh cowok-cowok sekolah. Sepertinya gelarnya itu akan lengser oleh Resa si cewek tak terlihat tapi mempunyai wajah yang bisa dikatakan manis.

Sesil yang mendengar ucapan cewek di depannya geram. Ia merasa tertipu dengan wajah polos cewek dihadapannya ini. Cewek macam ini yang dimaafkan oleh Jagat?

"Lo ngomong apa? Ucapin sekali lagi," ucap Sesil mendekat ke arah Resa.

"Lo siap--" belum sempat Resa selesai berbicara, Sesil mendorong Resa hingga jatuh tersungkur.

Resa yang tidak menduga akan didorong terlalu kaget karena tidak mempunyai tumpuan yang kuat akhirnya ia terjatuh.

Sedangkan para penonton tidak akan menduga akan terjadi aksi mendorong dari sang ketua OSIS, para rakyat ghibah sudah bersiap-siap merekam kejadian demi kejadian yang akan terjadi berikutnya agar tidak ada satupun yang terlewat dalam obrolan ghibah nantinya.

Mekanisme HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang