7. Kehidupan Vika

27 9 6
                                    

"Menangis itu bukan berarti lemah,selama kamu tahu caranya untuk bangkit"

Bel pulang sekolah berbunyi."Oke,sampe disini ada yang perlu ditanyakan ?" tanya Pak Dibyo,selaku guru mata pelajaran bahasa indonesia.

"Tidak"Seru murid kelas XII Ipa 3

"Oke kalo tidak ada yang ditanyakan,berarti tandanya kalian semua sudah paham dengan materi yang Bapak jelaskan tadi,silahkan kalian Membereskan alat tulis kalian".setelah semuanya sudah siap Pak Dibyo melanjutkan ucapannya."Sebelum pulang alangkah baiknya kita berdoa didalam hati sesuai dengan kepercayaan masing-masing,berdoa mulai".

"Selesai" ujarnya setelah itu Pak Dibyo keluar dari kelas XII Ipa 3

"Vik,lo mau pulang bareng gue apa nggak ? Kan mobil lo masih dibengkel,apa lo dijemput sama sopir bokap lo ? " tanya vika dengan mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru sekolah

"nggak,lo duluan aja gue masih ada urusan"ucap vika sesekali memainkan handphone nya.

"Oke kalo gitu gue duluan,Sil lo balik bareng oji ya ?"sisil menggeleng

"nggak tau,gue lagi marah sama oji,eum, gue boleh pulang bareng lo nggak ra ? "ucapnya sambil mengeluarkan pupy eyes andalannya.

"Eum,gimana ya ? "ucap Rara berpura-pura berpikir

"Boleh ya ra,gue lagi nggak mau ketemu sama oji,ya ya,Rara kan cantik melebihi selena gomes,ariana grande,siapa lagi ya gue lupa,oh iya Lis—" ucapan sisil terpotong karena Rara sudah jalan meninggalkannya terlebih dahulu.

"Ih,Rara tungguin,dadah Vika gue duluan ya takut ditinggal sama Rara"Ucapnya sambil lari mengejar Rara.Vika pun hanya mengangguk

"Rara,Ih Tung—"

Vika berjalan menuju taman,dan ia itu orang yang sedari tadi vika cari,Vika membuka suara"Sorry,Gue ada urusan tadi,ada apa ? "ucapnya karena tidak enak hati

"Sok sibuk"cibirnya pelan

dodo kembali melanjutkan ucapannya "gue mau lo traktir gue belanja di mall,gimana oke nggak tawaran gue
" ucapnya sambil menaik turunkan alisnya.

Vika menaikkan alisnya,"lo mau belanja apaan kesana,gue lagi bener-bener sibuk sekarang,lo tinggal bilang ke gue lo butuh berapa ?"ucapnya sambil menghela napas jengah

"Sekate-kate ya lo kalo ngomong,emang lo pikir gue cowok apaan,kayak kagak ada harga dirinya banget gue jadi cowok"ucapnya sambil melirik tajam ke arah vika.

"Terus lo maunya apa ?" Nah ini kata-kata yang dodo tunggu sedari tadi

"Gue mau,ah iya gue mau lo nemenin gue buat belanja"ucapnya sambil tersenyum kemenangan

"Gue udah bilang,kalo sekarang gue nggak bisa"Ucapnya dengan ketus

"Eh ondel-ondel,lagian siapa juga sih yang mau ngajak lo pergi sekarang,besok ? Iya,Besok kan hari sabtu otomatis sekolah libur dong gue bakalan jemput lo jam 05.00 pagi,titik nggak ada penolakan"ucap dodo seenaknya

"Enak banget ya lo ngatain gue apa tadi,ah iya ondel-ondel ?" Vika kesal karena dodo selalu saja menyebutnya dengan sebutan ondel-ondel ."Eh,lo pikir lo siapa berani-beraninya ya lo ngatur hidup gue,lagian mall jam segitu belum buka kal—"

"Heh,ya ampun ternyata primadona sekolah otaknya bisa lemot juga ya,heh gue juga punya otak mana mungkin gue ngajakin lo ke mall jam segitu,ngadi-ngadi ya lo"ucapnya dengan kesal

" terus maksudnya apa ?"Vika mulai kesal dengan dodo

"Makanya kalo ada orang ngomong tuh didengerin,Nih yang maksud gue jam 05.00 itu,lo solat subuh dulu,setelah itu lo ngejalanin aktivitas yang lain,dan ya jam 07.00 lo sudah rapih itu yang di maksud gue,gitu aja nggak tau" ucapnya dengan nada mengejek

Terbesit ide jail "Yaudah,gue mau ngasih tau sesuatu,sini" vika jengah ,ia menurut saja dan mendekat kearah dodo, dodo mulai mendekatkan wajahnya kearah telinga vika, vika mematung karena ucapan dodo

"Deg-deg an ya,awas lo jatuh cinta" Bisiknya,setelah itu dodo pergi seraya tertawa karena ekspresi vika yang begitu cengo

Vika Sadar dengan apa yang dodo ucapkan tadi,"Dasar Dodol"teriaknya,

Vika memasuki rumahnya dengan lesu,setiap kali pulang kerumah vika selalu merasa sendiri, setelah kepergian mama nya memang vika tinggal dengan bi inah pembantunya yang sudah dianggap sebagai ibu ke-2 olehnya, mamahnya meninggal sekitar 2 tahun lalu,walaupun bambang tinggal bersama dengan vika,tetapi bambang sibuk karena mengurus perusahaan,dan ia jarang sekali ada dirumah,itu yang membuat vika merasa sendiri.

papa nya sibuk dengan urusan pekerjaannya,katanya sih'papah ini kerja demi kamu,demi masa depan kamu,papah pengen kamu jadi orang sukses' memang benar, tapi papahnya lupa bahwa vika sangat membutuhkan sosoknya apalagi setelah mama nya pergi untuk selamanya.

Vika memasuki ruang tamu dan matanya tak sengaja menatap seseorang yang sudah lama ia rindukan,ya seseorang itu papahnya Bambang Sutanto.

"Kamu kemana aja jam segini baru pulang,untung aja papa udah pulang dari luar kota dan nyuruh pak asep buat jemput kamu kesekolah"Ucapnya dengan nada khawatir,dan mencoba untuk memeluk putrinya ,tetapi Vika menahan pergerakan papa nya.

"Anda masih ingat dengan saya?"
ucapnya dengan nada sinis

"Kamu bicara apa,saya ini papa kamu,kamu harus sopan sama saya" Ucapnya dengan sedikit emosi

"Oh,jadi anda papa saya? Kalo anda papa saya kemana aja anda selama ini ?"Ucap Vika seraya meninggikan suaranya

"Vika,Bisa sopan sedikit tidak kamu sedang berbicara dengan orang yang lebih tua dari kamu,apalagi saya ini papa kamu,papa itu bekerja untuk mem—"Sebelum papahnya menyelesaikan ucapannya vika segera masuk kedalam kamar dan menutup pintu kamarnya dengan keras

'Brak---'

Papa nya menghela napas kasar"Andai kamu tau nak,papa begini juga demi kamu,papa nggak mau kamu tau bahwa papa juga sangat terpukul dengan kepergian mama mu,tapi papa berusaha tegar karena papa masih punya kamu,kamu yang bikin papa semangat untuk menjalani kehidupan ini"gumamnya,sembari menghapus air matanya

Didalam kamar vika menangis,"Kenapa,kenapa ini terjadi sama gue,mah kenapa mama ninggalin vika,vika mau ikut sama mama aja,vika nggak mau tinggal sama papa,papa jahat sama vika mah,—"gumamnya sembari menatap foto dimana dirinya dipeluk oleh kedua orang tuanya.

Didalam kamar vika menangis,"Kenapa,kenapa ini terjadi sama gue,mah kenapa mama ninggalin vika,vika mau ikut sama mama aja,vika nggak mau tinggal sama papa,papa jahat sama vika mah,—"gumamnya sembari menatap foto dimana dirinya dipeluk oleh kedua ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vika Anindhita

Because Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang