#DL - 3

945 161 43
                                    


Selamat membaca


Keputusan Brian, Jae, Wonpil, Dowoon dan Sungjin untuk menyewa rumah di residence yang terbilang cukup mengocek dompet orang tua mereka adalah keputusan yang tepat bagi mereka dan orang tua mereka. Walaupun mengocek dompet sangat banyak, orang tua pasti ingin yang terbaik untuk anaknya. Sebetulnya juga dengan alasan lain, karena banyaknya protes dari penjaga kosan mereka sebelumnya yang membuat kelima orang tua mereka sudah tak tahan lagi mendapat whatsapp dari penjaga kos tersebut.

Protesan atau keluhan keras dari penjaga kosan yang sebelumya adalah dimana mereka berlina sering sekali memainkan alat musik di kamar mereka sampai subuh, belum lagi dengan beberapa dari mereka membawa cewek ke dalam kosan mereka, setiap minggunya akan ada selalu cewek mendatangi kosan hanya untuk menangis dan mencari dimana Brian, Jae dan Wonpil berada.

Pasti kalian bertanya, mengapa banyak cewek yang mencari Wonpil. Jangan salah, wajah terlihat seperti bayi, kelakuan terkadang terlihat polos, Wonpil jago gocek hati cewek.

Belajar dari siapa? Sepertinya tidak usah dibahas. Bahkan rumput yang bergoyang saja tau.

Lalu Dowoon dan Sungjin jadi anak yang paling tidak ada masalah?

Tidak juga.

Dowoon juga ada yang nyari. Ibu-ibu tapi. Tukang jualan makanan yang dia kasbonin dan lupa untuk dibayar.

Sungjin? Yang nyari anak kecil. Nagih buat main bareng.

Intinya mereka berlima bikin chaos penjaga kosan.

Orang tua dari mereka semua bersahabat sedari mereka duduk di bangku kuliah. Hal tersebut yang membuat Brian, Jae, Wonpil, Dowoon dan Sungjin sekarang menjalin hubungan persahabatan sedari mereka kecil.

"Lo udah tau nama tuh cewek kemarin?" Jae bertanya sambil bergabung dengan Brian yang duduk di balkon kamarnya yang pemandangannya adalah rumah Archiera. Rumah cewek yang mengambil atensi Brian.

Brian menjawab pertanyaan Jae dengan gelengan kepala. Fokusnya tertuju untuk memetik senar gitar ditangannya. Ia memainkan lagu yang Jae atau siapapun tak tau itu lagu apa. Karena Brian yang menciptakannya.

"Lo tau dia darimana?"

"Ketemu di Indomursidah."

"Hahaha brengsek jatohnya cintaku ketemu di Indomursidah dong? Sial gak bisa fancy dikit apa!"

Jae tertawa terbahak. Lucu aja. Biasanya Brian ketemu cewek di Skye, Dragonfly dan Hatchi. Dan biasanya lagi, cewek-cewek yang hanya mengetahui nama Brian. Tetapi tidak dengan Brian. Jadi apabila berpapasan dengan salah satu dari cewek yang pernah berhubungan dirinya, Brian goceknya banyak.

Salah satu kejadian yang terjadi adalah ketika Brian sedang berjalan untuk memasuki DF dan tak sengaja menyenggol cewek.

"Haiii Briii!! Udah lama loh gak ketemu. Semenjak waktu itu kok gak telfon aku?"

Brian diam. Ia saja lupa, bahkan tak tau nama dan kapan mereka bisa kenal.

"Ohh... hmm—"

"Kamu gak lupa sama aku kan?"

"No im not babe. I remeber you of course! Its dark in here so I dont really recognize people. You know, eyes problem."

"Should we get out from here?" Tawar cewek itu sambil mendekat ke arah Brian.

"Sorry gue ada janji sama temen, talk to you later!"

Ketika Jae menertawainya, Brian hanya diam. Brian selalu percaya bahwa karma itu ada. Ketika karma menghampirinya, Brian tidak bisa menghindarinya. Ia hanya bisa menikmatinya saja. Seperti Sang Mama yang selalu berpesan terhadap Brian.

Denial ; YoungKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang