5. Cahaya lagi

149 54 271
                                    

Spesial forr you guys! Ditonton ya, maaf aku ga jago ngedit beginian:(

[ Cahaya Langit ]

Started.

Author'side.

Disini, tepatnya di Jl. Batu Raya.
Terlihat beberapa orang yang sibuk dengan ponsel dan sebatang rokoknya, juga beberapa mahasiswa yang sedang asik-asiknya memadu kasih.

Lalu disini, Langit beserta sekumpulan teman-temannya juga ikut meramaikan acara, apalagi kalau bukan acara Live Musik yang sering diadakan di kafe Jogja pinggir jalan.

"Rokok mana rokok rek, ora udud ora smile" Ungkap Jhonny yang sedang asik mencari keberadaan rokoknya.

Lalu Tirta dengan tatapannya yang tak biasa menyahut Jhonny, "Eleh, rokok biasa minta aja. Nih".

Jhonny pun tertawa mendengar perkataan dari sahabatnya itu, apa yang dikatakan oleh Tirta itu memang benar adanya. Jhonny, Jeffrey dan Yudha memang sering kali meminta sebatang rokok kepada Tirta, alasannya sederhana. Karena Tirta adalah satu-satunya teman yang tak ikut nge-kost bersama. Jadi menurut Yudha, kantong nya akan selalu tebal dan mencukupi.

Tetapi berbeda dengan orang yang kini tengah sibuk dengan ponselnya, Langit.
Ia sama sekali tak minat dengan yang namanya rokok. Entah mengapa, menurutnya rokok itu rasanya masam.

Ia pernah sekali mencoba, namun sampai detik ini pun ia masih berfikir dua kali untuk ikut teman-temannya merokok.

"Jeje pacar lo itu gak bisa ditinggal sebentar apa? Dari tadi stay di room chat nya dia mulu perasaan" Ucap Yudha.

Langit yang menyadarinya langsung menaruh tatapan matanya kepada Yudha.

Lalu ia membalas, "Namanya juga cewek".

"Terus sebenernya Cahaya sepupu gue itu siapa? seliran lo?" Sahut Tirta, nampaknya sang Tirta sudah menampakkan amarahnya.

"Bukan, Cahaya itu first love gue sebelum pindah ke Jakarta dulu" Balas Langit sembari menyeruput secangkir kopinya.

"Awas sampe lo mainin perasaannya, dia sepupu gue!" Seru Tirta.

"Terus pas kemarin tiga orang nyamperin ke warung bukde siapa?" Yang kini bertanya ialah Jhonny.

"Oh itu, Vano. Kakaknya-- Dia masih adik tingkat kita juga, tahun ini lulus"

Ke-empat temannya pun masih diam, siap mendengar perkataan Langit selanjutnya.

"Dia minta gue buat jauhin Cahaya, alhasil sehabis kita makan di warung bukde gue langsung nyamperin Cahaya ke taman SM. Sesuai yang Vano minta"

Teman-temannya hanya mengangguk, tak ingin banyak bertanya.

Lalu Live Musik pun dimulai, dua pasangan duet mulai memasuki panggung kecil itu.

Cahaya Langit [ Hiatus ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang