6.kasih aku 1 kesempatan lagi

94 13 0
                                    

Di waktu yang sama aku pergi ke rumah sakit dan mendengar apa yang dikatakan soraru. Kakiku seperti tidak bisa lagi bergerak dan mukaku menjadi pucat karenanya. karena tidak sanggup lagi menahan beban tubuhku mafu pun terjatuh. suara tubuhku yang terjatuhpun terdengar oleh soraru. dia segera keluar dan melihat bahwa ada aku yang mendengarkan semua yang dia katakan. Akupun terdiam dengan lesunya.
"mafu?" soraru terkejut melihatku dan berkata "Maaf, aku telah melukai hatimu untuk yang kedua kalinya. Tapi aku benar-benar tidak tau kalau semua ini akan terjadi. di satu sisi aku mencintaimu tapi di sisi lain aku takut untuk kehilangan eva. maaf mafu aku telah mengecewakan kamu. Seharusnya kalau aku tidak menyukainya semua penderitaanmu akan segera berakhir sampai disini. jadi maaf aku telah mengecewakan kamu".
Aku hanya terdiam dan menangis. Apalagi yang harus kulakukan selain menangisi penderitaan yang telah kubuat sendiri ini. seandainya aku tak menyerahkan soraru kepada eva mungkin hal ini tak akan pernah terjadi dan soraru tidak akan menyukai eva. jadi yang bisa kulakukan saat ini adalah menagisinya tanpa berkata apapun kepada soraru
"Maafkan aku mafu aku menyukainya dan aku tidak tau kapan perasaan sayangku pergi darimu. Sekarang aku mengikhlaskan kamu untuk pergi dariku. jauhi aku mafu carilah seseorang yang lebih baik dariku dan jangan menungguku lagi." aku pun tetap terdiam meskipun mendengar apa yang di katakan oleh soraru dan perlahan kulangkahkan kakiku menjauhinya. Akhirnya aku memutuskan untuk pulang saja.
Sesampai di rumah aku mengetuk pintu dengan tangan yang gemetar. Mendengar ketukan pintu kakak pun membukakan pintu untukku.
"mafu kamu kenapa? Apa terjadi sesuatu?"Tanya luz
"kak, mafu kehilangan seseorang yang mafu cintai. Kali ini mafu akan benar-benar kehilanganya. Dia mencintai orang lain karena kesalahan mafu sendiri. Aku sayang sama dia kak, aku nggak mau kehilangan dia. Apa yang harus aku lakukan kak? Sepertinya kehidupanku tak akan bahagia bila dia tak bersama mafu. Kenapa dia menyukai orang itu? Padahal dia menyuruhku untuk menunggunya dan bersabar hingga dia kembali lagi kepadaku. Apa mafu salah menunggunya? Apa aku memang tidak di takdirkan untuknya? Mafu mencintai dia setulus hatiku. Mafu merasakan rasa sakit yang sangat sakit dan sakit sekali. Mafu mencintainya." kataku sambil memeluk kakak ku luz dengan eratnya sambil meneteskan air mata yang tak tertahankan lagi.
"mafu, kakak tau kamu sangat menyukainya tapi kamu harus menerima keputusannya. Kalau kamu memang mencintainya kamu pasti rela mengorbankan segalanya demi kebahagian dia meskipun bahagianya tidak bersama mafu. Jadi kamu harus sabar dan ikhlas. semuanyakan dimulai dari kamu? Dan keputusan itu juga dari kamu, jadi kamu nggak boleh egois. ikhlaskan dia bersamanya dan kamu carilah seseorang yang lebih baik darinya."
"Tapi aku nggak bisa kak, perasaan mafu itu sudah dipenuhi olehnya dan takkan mungkin hilang begitu saja."
"Mafu, kakak nggak maksa kamu agar kamu segera melupakannya. perlahan saja kamu pasti bisa. Kakak tau kamu pasti bisa menjalani semua beban ini. sekarang biarkanlh dia memilih pilihannya dan mencintainya. Kalau dia memang diciptakan untukmu meskipun dia pergi ke belahan dunia yang lain dia akan tetap bisa menemukanmu di satu titik . jadi sabarlah."
Semakin madu mendengarkan perkataan kakakku aku semakin tenang dan perlahan melupakanya meskipun itu kulakukan secara bertahap. Namun, mafu yakin suatu saat nanti aku bisa melupakannya dan bisa bahagia meskipun tanpanya. Terkadang mafu berpikir bahwa orang yang kita cintai tidak bisa kita miliki, tapi orang yang kita miliki tidak kita cintai. cinta bukan mimpi tapi harapan, bukan apa yang di dapat tapi apa yang dirasakan. Cinta bukan puisi tapi kata hati.
Jika cinta adalah harapan maka hati lah jawabannya. Jadi intinya hal yang hanya dapat kulakukan sekarang adalah hanya menunggu bagaimana dia akan memandangku nanti. Entah dia mencintaiku lagi atau tidak yang pasti kini aku harus sabar untuk menanti jawabannya.

Bulan demi bulan telah berlalu dan hari demi hari pun telah ku lewati. Akhirnya berita yang tak pernah ingin kupikirkan pun tiba.
"mafu"
"Iya, kenapa urata?" Tanyaku ke urata
"Kamu udah dengar belum katanya eva meninggal karena penyakit yang dideritanya."
"Apa?" jantungku langsung berdetak kencang "kamu nggak salah dengarkan urata?"
"Nggak soraru, aku dengar sendiri. lagian para mahasiswa-siswi yang satu jurusan sama dia udah pada mau ngelayat ke rumahnya"
Sekejap bayangan soraru muncul lagi di otakku. banyak sekali pertanyaan yang inginku tanyakan kepadanya. Apakah dia sangat sedih? Apakah dia tidak terluka? Apakah dia bisa menerimanya? Apakah dia baik-baik saja?. tapi aku tidak mungkin untuk muncul lagi di hadapanya dan menenangkannya. karena mafu dan dia telah selesai sampai disini saja. Namun, hatiku tidak bisa berbohong aku ingin sekali melihatnya dan mengatakan kamu harus baik-baik saja dan jangan terlalu larut dalam kesedihan. karena aku tidak bisa menahannya kucarilah soraru di seluruh kelas dan mengelilingi kampus dengan berlari sekencang mungkin. Saat mafu menemukannya aku melihat dia sangat terpukul sekali. ditundukkan kepalanya dan ditahan dengan kedua tangannya. Air matanya terus mengalir bak air sungai yang tak bisa mengering. kulangkahkan kakiku untuk mendekatinya. Namun terlintas dalam benakku bahwa aku harus mencoba agar bisa melupakan soraru . Ku pundurkan lagi langkah kakiku dan menjauh dari soraru.

Beginilah mafu sekarang selalu berusaha melupakannya dan menjauh darinya agar tidak terjebak lagi dalam cinta yang sangat sulit itu. Kulupakan semua kenanganku bersamanya, kulupakan semua rasa cinta dan rasa sayangku padanya. Setelah beberapa lama aku semakin hari semakin merasa tenang dan nyaman. jujur saja sebenarnya aku ingin tau bagaimana perasaan soraru sekarang ini. Namun, semua itu ku tutupi dengan segala kesibukkan kuliahku apalagi saat ini aku sudah memasuki tahun terakhir dan sedang menyusun skripsiku serta sedang mencari bahan-bahan untuk menjadi materinya. setelah kutemukan mafu langsung membuatnya dan menyusunnya sebaik mungkin. Tidak terasa skripsiku sekarang sudah selesai dan tinggal menunggu hasilnya.

Hari ini merupakan hari terakhirku kuliah. ya, ini adalah hari yang sangat membanggakan bagi semua mahasiswa-siswi di universitasku karena hari ini adalah di mana kami akan melaksanakan wisuda. Kebahagian terpancar di wajahku begitupun dengan semua teman-temanku. kami pun saling mengucapkan selamat satu sama lain dan memberikan senyuman ke bahagiaan. Kupandangi soraru yang sedang bersalaman dengan teman-temannya. Yang kulihat di wajahnya hanyalah rasa kegelisaan yang sangat besar. Entah sebenarnya apa yang sedang dipikirkannya. Tiba-tiba dia menatap mafu dengan tatapan kosong dan menampakkan kesedihannya. Namun mafu berpura-pura tidak melihatnya. Soraru menundukkan kepalanya.

Saat mafu sedang ngobrol dengan teman-temanku. tiba-tiba aku ingin pergi ke toilet untuk buang air kecil. Aku langsung berlari kecil. Tidak kusadari ternyata soraru mengikutiku dari belakang. karena saat aku keluar aku dikagetkan dengan sesosok laki-laki yang menatapku dengan tatapan penuh makna.
"Astagaaaa" kagetku "kamu kenapa ada di sini?" Tanya mafu.
"Hahh, nggak aku hanya menunggu kamu keluar dari toilet" jawabnya sambil tersenyum kecil kepada mafu.
"Kenapa kamu menungguku? Apa ada sesuatu yang ingin kamu katakan?"
"mafu, aku mau bicara jujur sama kamu! "
"Hemm, apa?"
"Kenapa kamu menjauhiku? Kenapa kamu berlatih sangat keras untuk melupakanku? Kenapa kamu mendengarkan apa yang aku katakan waktu di rumah sakit itu? Kenapa kamu mempercayai perkataanku? Kamu mau tau perasaanku yang sebenarnya? Sebenarnya aku juga tidak tau bagaimana perasaanku saat itu. Namun, sekarang aku mengerti aku tidak menyukainya. Perasaanku kepadanya ternyata hanyalah sebuah penyesalan yang sangat besar. Aku merasa bersalah kepadanya. Dan yang paling penting adalah aku menyukaimu dan sangat menyukaimu. kamu tau mafu, waktu kejadian eva itu aku menunggu kamu untuk menenangkanku. tapi ternyata kamu sama sekali tidak mencariku atau pun mengucapkan kata-kata apakah aku baik-baik saja?. Aku menunggumu mafu. Meskipun sekarang kamu tidak memiliki perasaan lagi terhadapku namun aku akan tetap mengatakan kalau aku menyukaimu. pikiranmu saat ini pasti mengatakanku tidak tau diri. Namun, tidak apa mafu. aku akan tetap menyukaimu." katanya kepadaku
Mulutku tidak ku buka sama sekali dan bibirku ku tutup rapat. aku tidak mengatakan sepatah kata pun untuk menjawabnya.
"mafu, kamu ingatkan dulu kita sering sekali jalan kaki dan nonton ke gedung bioskop? Nanti malam aku mau kamu datang di jalan dekat gedung bioskop itu. Tapi kamu tidak perlu membawa kendaraan. karena aku mau menunjukkan sesuatu kepadamu. Namun kalau ajakkanku ini memberatkan, kamu boleh tidak datang dan kamu juga boleh tidak menyukaiku lagi. Jadi aku meminta kamu untuk memberiku satu kesempatan lagi."
.
.
.
.
.
next ฅ'ω'ฅ

Votes ☆ yah minna ฅ'ω'ฅ

Aishitemasu [SoraMafu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang