Hari masih berlanjut, hal hal yang selalu aku biasakan masih menjadi kebiasaan, sedikit berbeda pagi ini firasat baik yang kurasa begitu besar, bangun pagi yang di sambut nyanyian burung di pohon sebelah kosan ku, serta udara sejuk yang mengisi rongga di paru-paru membuat ku tersenyum tipis pagi itu. Aku tak pernah sesemangat ini untuk berjalan ke kamar mandi, mengguyur kan air ke seluruh badan serasa sangat membantu gairah ku semakin bergejolak. Lagu dari salah satu band rock ternama aku lantunkan saat itu, "we are" ONE OK ROCK bersahutan dengan suara air yang keluar dari keran menjadikan seperti konser tunggal di dalam kamar mandi yang penyanyi nya merasa suaranya adalah suara paling keren sedunia. Mungkin tetangga kosan sebelah dengar sedang ada konser tunggal di kamar mandi yang bisa jadi mengganggu mereka, hal itu tidak aku pikirkan saat ini, di dalam kamar mandi ini aku sedang merasa bebas lepas dari beban apapun.
Persiapan ku selesai untuk kembali menjalani aktivitas biasa yang kulakukan sehari-hari, kembali Deru motorku yang sudah mulai memanas seakan memanggilku sembari memakai sepatu yang sudah mulai kucel ini. Tampaknya pakde sedang tidak di rumah karena aku tak melihatnya di teras depan yang biasa pagi-pagi dia selalu membaca koran menyeduh segelas kopi dan menyantap sepiring kue yang disajikan oleh Bude, padahal pagi itu aku ingin kembali mencuri kuenya. Keluar dari gang yang sunyi dan sempit motorku kembali kutancapkan gas untuk segera menuju kampus udara pagi yang masih begitu dingin serta kendaraan yang masih belum begitu ramai aku selalu suka cuaca seperti ini. Entah ada apa tapi aku merasa nasib baik akan menghampiriku hari ini, begitu sampai di kampus aku langsung disambut sapa oleh sahabatku Danu kami duduk disebelah parkiran Karena kami tahu kelas kami masih lama mulainya. Ditengah perbincangan nakalku dengan Danu suara hentakan Kaki yang berjalan cukup cepat tiba-tiba saja mengganggu perhatian kami, kami berdua langsung tertuju pada sesosok wanita cantik yang berjalan seperti tergesa-gesa bernama Farah.
Farah adalah teman sekelasku orang yang cukup pendiam dan Kulihat dia juga tidak pandai bersosialisasi memang benar karena aku juga tidak begitu dekat dengannya walaupun kami satu kelas.
"Danu gak masuk" Sapaan Farah kepada danu
"Iya duluan aja raa kayaknya udah ada yang lain tuh di kelas" Jawab danu dengan begitu sumringah.
Bisa dibilang Farah adalah anak paling cantik seangkatanku aku sedikit beruntung bisa sekelas dengannya walaupun kami tidak begitu dekat kami hanya pernah berbicara sesekali itupun saat aku bertanya tentang tugas apa yang diberikan dosen Iya walaupun itu hanya sekadar basa-basi.Farah, tinggi sekitar 168 cm dengan kaki jenjang dan tubuh yang ideal seperti Tuhan menciptakan nya dengan kesempurnaan, rambutnya yang lurus dan terurai rapi serta warnanya yang hitam atau sedikit kecoklatan membuatnya lebih terlihat seperti bintang iklan shampo di televisi. Ditambah lekuk tubuhnya yang begitu jelas membuatnya lebih cocok menjadi super model daripada anak kuliahan, pinggangnya tidak begitu ramping namun bokongnya yang terlihat naik itu itu yang membuat siapapun melihatnya nya pasti akan memunculkan fantasi nakal. Rasaku itu Tubuh yang pas untuk dilihat dan dipeluk, aku pernah sampai terengah saat tak sengaja melihat bentuk payudaranya yang begitu sempurna ketika Iya sedang memakai sweater warna merah kesukaannya. Tidak jarang juga saat kami berkumpul dengan teman laki-laki sekelasku kami membicarakan Fantasy nakal kami terhadap Farah,
"Gila broo, itu pantat nya Farah kalau gw tepok kayaknya enak banget anjir" Ucapan bimo ketika melihat Farah berlenggak lenggok berjalan menuju kantin. Spontan kami pun tertawa, Farah yang menyadari hal itu hanya melihat sinis kearah kami seakan bicara "diam kalian semua" Tapi apalah daya kami sekumpulan laki laki nakal yang sedang ngegibahin seorang wanita, kami hanya sedikit memelankan volume suara kami namun tidak berhenti bicara sambil terus ngegibah.Aku dan danu masuk ke kelas melihat waktu yang menunjukkan kelas sudah hampir di mulai, mereka yang sudah di dalam mulai duduk dengan rapih si bangku masing-masing hingga dosen tiba, maka masuk lah kami semua di waktu paling membosankan mendengarkan dosen berbicara panjang lebar yang ujung-ujungnya juga pasti akan memberikan tugas. Kelas selesai namun aku terkaget ketika sebelum keluar dosen meminta ku untuk datang menemuinya di ruangannya nanti, aku bingung ada apa ini perasaan semua tugas dan hal lain sudah aku laksanakan. Mungkin dosen hanya ingin berbicara kepada ku tentang sesuatu
Kelas berakhir, aku pergi menemui dosen dan aku masih berfikir ini akan baik baik saja.
"Tok tok tok"
"Masuk" Sahut dosen dengan tegas.
"Silahkan duduk" Sambil menunjuk kursi di depannya.
"Wibawa raharja, kamu kenapa, ada masalah"
"Emm gak ada buk, saya baik baik saja" Sahut ku sambil sedikit terbatah batah.
"Heemm gini iwa ibuk perhatian kamu selama beberapa pertemuan terakhir kamu seperti gak semangat belajar, tugas tugas yang kamu kerjakan itu diluar dari ekspetasi yang ibuk inginkan" Sambil menghela nafas nampak nya ibu itu kecewa.
"Iya buk, saya memang sedang ada masalah akhir akhir ini tapi maaf buk saya gk bisa cerita ke ibu"
"Ibu tau kemampuan kamu seperti apa, iya gkpp kalau kamu memang gak mau cerita di aini, ibuk paham tapi tolong untuk saat ini kamu fokus sama belajarmu" Ucapnya dengan nada kesal.
"Baik bu" Jawabku singkat.
Selama hampir setengah jam ibu rini menasehati ku aku berfikir kenapa ini orang perhatian banget sampai-sampai tau aku lagi ada masalah, ahh ya sudahlah aku bersyukur ada orang yang masih bisa mengerti keadaan ku.Dengan perasaan yang kesal serta pikiran yang masih bertanya-tanya aku melangkah perlahan keluar dari ruang dosen itu dan berjalan di lorong sepi menuju tempat di mana motorku aku parkirkan. Tiba-tiba Farah keluar dari ruangan dosen yang ada di lorong itu, sepertinya dia juga ada urusan dengan dosen yang aku tak perlu aku tau apa itu.
"Habis ngapain ra" Tanyaku pelan
"Gak ada, cuma ada sedikit urusan aja tadi" Jawabannya datar.
Melihat nya seperti itu aku tak berani untuk menguliknya lebih dalam lagi, kami hanya berjalan di lorong sepi itu bersama tanpa berkata-kata, dengan aku yang sedikit melangkah lebih depan sebelum tiba-tiba dia berhenti dan menarik lengan kiriku yang memaksa ku untuk memalingkan badan serta wajahku ke arahnya. Dengan wajah kami yang sudah saling berhadapan serta tubuh kami yang juga sudah hampir bersentuhan, tatapannya sinis tajam, matanya yang memancarkan energi begitu kuat membuat ku tak kuasa memalingkan pandangan. Baru kali ini aku melihat Farah secantik ini, bibir yang indah itu, pipi kemerahan yang sedikit berisi serta dagu yang sedikit tirus membuat ku semakin betah untuk memandang nya, dan tentu saja mata itu, ya mata yang sangat indah itu. Mungkin raut wajahnya kali ini tak akan pernah bisa aku lupakan, raut wajah yang terlihat sangat lelah dan seperti mengutarakan bahwa dia ingin sebuah kenikmatan, yang seolah-olah bisa berbicara "cepat peluk aku, aku ingin merasakan kenikmatan itu cepattt" . Yaa pikir ku yang mendeskripsikan bahasa wajah nya seperti itu, hampir setengah menit kami saling menatap tajam sampai aku tergugah dan spontan berbicara
"Ehh ada apa ra? "
Farah yang juga kaget langsung melepaskan genggaman tangan di lenganku tadi dan cepat cepat memalingkan wajah serta tubuhnya. Tanpa ada berkata sedikit pun dia langsung pergi berlari kearah parkiran tanpa aku sempat bertanya lagi kepada nya, aku yang sempat memperhatikan wajahnya saat ia lari terlihat malu dan sedikit kemerahan.Farah yang berlari begitu saja meninggalkan ku di lorong sepi ini lagi, kembali berjalan sendirian menuju tempat dimana motorku aku parkir kan. Benar saja Farah sudah hilang dan tak terlihat di sekitar situ lagi, aku yang tak mau berfikir panjang langsung saja pergi keluar kampus bukan untuk pulang tapi untuk mengerjakan tugas tugasku yang harus aku tingkatkan kualitasnya. Dengan sedikit terburu-buru aku pergi ke tempat biasa aku mengerjakan tugas, langsung saja aku mencari apa yang harus aku cari menyusunnya dengan sedemikian rupa berharap ini bisa memuaskan imajinasi dosen yang tinggi akan tugas tugas ku. Yaa seperti ini aku selalu pulang malam apabila mengerjakan tugas di luar, pulang dengan membawa rasa lelah baik raga maupun pikiran berharap dengan mengobrol dengan pacarku bisa sedikit membuat ku terhibur dan tenang. Badanku yang sudah bersih selepas mandi melihat kasur yang sudah memanggil manggil ku dan tak sabar untuk segera merebahkan badanku di atas nya. Aku yang sudah mengobrol dengan pacarku tak begitu lama serasa sudah cukup untuk mengobati rinduku, karena aku yang sangat lelah dan mengantuk mengharuskan kami untuk mengucapkan salam selamat tidur lebih lebih cepat. Namun bayangan wajah Farrah tadi siang masih menghiasi pandangan ku malam ini, seakan menjadi pengantar tidur untuku yang terasa sedikit aneh menurut ku terlelap dengan bayangan wajan orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angin & Ombak
RomanceIni bukan tentang cerita persahabatan atau percintaan anda hanya akan menikmati sebuah kisah dari anak remaja yang duduk di bangku perkuliahan, hal biasa serta kejadian-kejadian biasa yang dilakukan oleh banyak orang tidak begitu menarik. Namun ini...