01. Kehadiran Mera

57 10 9
                                    

     Uap air hujan yang berembun di kaca mobil menemani seorang gadis yang sejak tadi matanya tetap fokus pada jalan raya yang sudah becek karena hujan turun cukup deras

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Uap air hujan yang berembun di kaca mobil menemani seorang gadis yang sejak tadi matanya tetap fokus pada jalan raya yang sudah becek karena hujan turun cukup deras. Dinginnya pagi ini mengingatkan gadis itu tentang sebuah keperihan dalam hidupnya, hancur sudah pertahanan yang ia bangun sejak hujan turun, tertegun sebentar dan luruh dengan sendirinya. Beberapa tetes air mata membasahi pipi gadis itu yang dengan cepat ia hapus kembali saat melihat gerbang sekolah yang sudah di depan mata.


"Neng, udah sampe." Ujar supir taksi.

"Iya pak, terima kasih ya." Balasnya.


Setelah selesai bersalam-salam dengan para guru yang selalu berdiri didepan gerbang setiap pagi, Mera memasuki kelas dengan tatapan sendu.


"Good morning Mera ayangie sejati gue!" Sapa Sophia, salah satu sahabatnya dengan sedikit berteriak.

"Hai ya." Balas Mera.

"Mera cemberut mulu tiap hari." Celetuk Sophia.

"Ngantuk abis nonton drakor rekomen lo." Elaknya.

"Mampus kena racun! Ga ada tandingan kan The King Eter ― " Belum selesai Piya menjawab sudah lebih dulu dipotong oleh Mera.

"Sophia Putri Reynaldi binti Reynaldi Kusuma, bisa diem ga? Mau tidur." Potong Mera dengan cepat dan langsung menelungkupkan wajahnya


Tidur hanyalah akal-akalan Mera saja untuk menutupi kesedihannya akan kenangan lama, kalau sampai ketahuan teman-temannya maka Mera pasti akan diceramahi dengan bahasan yang sudah Mera hafal.

Sophia mencibir Mera, ia tau betul kalau seorang Zareen Omera sudah menyebut nama lengkap beserta binti, itu tandanya sudah tidak bisa dibantah lagi.


🐾🐾🐾🐾🐾


Empat orang gadis dengan paras yang anggun berjalan menyusuri koridor bergandengan menutupi akses jalan. Mereka berjalan santai menuju ke kantin karena beberapa menit yang lalu bel istirahat sudah berbunyi. Para murid yang lain berlomba-lomba mencapai kantin duluan, tapi tidak bagi empat orang ini. Mereka memilih untuk ke kantin saat koridor sudah tidak dipenuhi oleh ratusan manusia, risih. Ya bukan karena anti sosial tapi mereka menghindari jalan dengan desak-desakan dan tabrakan.


"Rame banget ada circlenya Rifqi." Celetuk Qaila.

"Tengil banget gila." Balas Dea.

"Cepetan udah laper." Acuh Mera.

"Piya cantik banget hari ini, pulang bareng Arjun yok." Ajak seorang lelaki bernama Arjun sambil mencolek bahu Sophia.

"Gue bukan sabun ya asal colek." Ketus Sophia sambil menepuk kuat tangan Arjun.

"Lewatin aja lah." Mera menarik lembut lengan Sophia menjauh dari gerombolan Arjun, yang tak lain dan tak bukan adalah teman Rifqi. Bad boy sekaligus playboy yang membuat beberapa siswi tergila-gila.


🐾🐾🐾🐾🐾



"Kalo diperhatiin cakep juga Jun." Ucapan Rifqi membuat Arjun terusik.

"Eh buset Sophia punya gue dodol."

"Satunya."

"Apaan Sophia cuma satu kaga di bagi bagi dan bukan buat lo, cuma buat gue." Elak Arjun penuh penekanan.

"Zareen Omera." Gumam Rifqi sambil melirik badge name gadis itu.


Rifqi masih menatap perempuan yang menarik lengan Sophia hingga perlahan sosoknya hilang dari pandangan. Hari ini seorang Rifqi Abrisam menyadari kehadiran Mera di dunia ini, dunianya.


"Hah lo bilang apa gila kecil banget kek semut." Ucap Pian sambil melirik Rifqi.

"Liatin apa qi?" Tanya Arya yang sedari tadi melihat kejanggalan pada Rifqi.

"Bidadari gue."

"Heh monyet, Udah gue bilangin ye si Sophia punya gue jadi jangan mengklaim kalo Sophia bidadari lo." Tegas Arjun yang terkejut mendengar Rifqi mengucap bidadari.

"Sinting!" Umpat Rifqi.

"Kalem bos." Pian dan Arya menyahuti.

"Zareen Omera namanya." Mengucap nama gadis itu dengan smirk smile andalannya.

"SIAPA?" Pekik mereka bertiga.

"Siapa anjir?"

"Anak Wijaya apa bukan?"

"Wah kelinci percobaan baru ni."

"Orangnya yang mana bodoh."

"Ga tau." Ucap Rifqi, santai.

"Anak baru?" Tanya Arjun.

"Mungkin." Jelas Rifqi.

"Pantes gue ga pernah denger apalagi liat orangnya." Sahut Pian dan disetujui oleh keempatnya.


🐾🐾🐾🐾🐾


15 Agustus 2020

Halo readers-ku tercinta!
Plis give me stars n clouds ya, kalo kalian suka dan penasaran untuk part selanjutnya boleh dong awan oranye nya di isi hahaha biar aku tambah semangat lagi.

Aku usahain untuk update secepatnya kalo ada waktu senggang, makasi banyak yang udah mampir di dunia kecilnya Nad.

Have a nice day!
Nad love you so much gais

― 💗✨

US AFTER JULYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang